12. Love and Anxienty

437 22 2
                                    

"Ka.. Kalian?"

"Iya ini gue, Nara Janetra" ucap cewek yang diketahui namanya Nara itu.

"Dan gue Dinda Mariska"

"Dan gue Risa Ariana yang cantik jelita, baik dan tidak sombong serta cetar membahanaa ini"

"Omg!!!!! Gila! Parah! Bebek! Kuda! Belalang! Kupu-kupu! Siang makan nasi kalo malam minum susu, eh apaan si, Kalian kenapa ada disini?" Heboh Kayra

"Mulai deh mulai" ucap Nara melipat tangannya di depan dada.

Ara masih terlihat syok dengan mulutnya yang masih terbuka lebar.

"Biasa aja kali Ra" ucap Dinda memeluk Ara.

Ara tersentak, mulai sadar dan membalas pelukan Dinda.

"Ya ampunn kalian ngapain disini?" Tanya Ara

"Kita pindah sekolah lah" jawab Risa dan mengambil duduk dibelakang bangku Ara diikuti Dinda.

"Kenapa ngga bilang Ara?"

"Kejutannnnn!!!" jawab mereka bertiga

Mereka bertiga adalah teman SMP Ara, berbeda dengan Kayra yang teman dari oroknya tetapi Kayra juga satu SMP dengan Ara.

Wait, setau Ara mereka SMA Merah Putih, satu sekolah dengan Aldi kenapa dengan tiba-tiba pindah ke SMA Pancasila?

Mulai terusik dengan pertanyaannya sendiri Ara langsung bertanya.

"Kok pindah? Emang acara apa pake pindah pindah?"

"Yaelah Ra, kalian berduaan mulu kitakan pengen ikutan di SMA ini" celetuk Dinda menjawab.

"Kenapa ngga dari dulu sekolah disini sama Ara dan Kayra, kenapa baru sekarang?"

"Banyak nanya lu kutil onta, bilang aja seneng gue tiba-tiba kesini" Risa menaik turunkan alisnya jail.

"Apaan sih Ara ga ngerti" ucap Ara mengakhiri perbincangan karena suara bel masuk tiba tiba berbunyi.

---

"Lo yakin bro? Kan belum selesai misinya"

"Gatau kenapa gue ngga tega kalo nantinya buat dia sakit lebih dalam lagi" ucap Aldi sembari menyesap rokok dan menghembuskan asapnya, berulang-ulang.

"Lo suka Ara?" Tanya Fery dengan tampang serius

"Yakali Fer" ucap Aldi melengos

"Gila! Seumur-umur lo mainin banyak cewek baru kali ini lo ngga tega man! Gue yakin lo suka Ara"

Aldi menghembuskan nafas panjang, perkataan Fery benar juga. Ia bahkan pernah rela buang air mata karena Ara yang berlumur darah. Hal yang sangat langka bagi Aldi.

"Gue cabut! Lo pikirin baik-baik, gue percaya sama lo" Fery menepuk bahu kiri Aldi singkat dan melenggang pergi meninggalkan Aldi yang duduk dipojok cafe sendirian.

"Arrgh" Aldi meremas rambut hitamnya frustasi.

"Oke. Gue suka lo Ara! Dan benar selama ini gua jatuh hati sama lo. Trus gue harus apa? Gue bingung"

Baru kali ini Aldi mengalami anxienty karena cewek. Pasalnya dia hanya menganggap cewek adalah bahan mainan yang patut dimainkan dan sekarang apa? Dia malah benar benar jatuh hati. Persetan dengan cinta yang telah membuatnya cemas seperti ini.

Aldi memutuskan pergi meninggalkan cafe.

---

"Bel gue butuh lo sekarang"

"Ga lo bukan temen gue sekarang" ucap seseorang diseberang telepon

Aldi berdecak kesal merutuki dirinya sendiri. "Ck. Bella pliss.. "

"Ngapain?"

"Gue beneran suka Ara, gue mau balikan sama dia, bantuin gue"

"Ga! Gue gamau Ara sakit kedua kalinya karna cowok brengsek kaya lo"

"Ya ampun Bel lo--"

Tut tut tut

"Shit!" Aldi mengumpat.

Gue gaakan nyerah, gue akan buktiin nanti. Batin Aldi, tersenyum miring.

---

ArsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang