6. Miss you, Mom

497 30 2
                                    

Happy reading.

***

Sudah seminggu lamanya cewek aneh itu selalu mengirimkan pesan kepada Arsy. Bukan Arsy tak menghargai tapi bagi Arsy pesan pesannya tidaklah penting, maka dari itu Arsy akan membalas jika memang penting.

Arsy kembali berdecak kesal melihat notif lagi dari cewek aneh itu hari ini. Arsy membukanya dengan malas.

From : Maura
Arsy.. Ara lagi sedih tapi kak Bella dan Kayra ngga balas pesan Ara. Ara boleh curhat ke Arsy ngga?

Arsy dibuat kaget, cewek aneh itu mengirim pesan untuk curhat?. Arsy memang pendengar yang baik tapi ia tak mungkin memberi solusi, bicara saja seperlunya apa lagi memberi saran? Sangat tidak mungkin. Arsy memutuskan membalas pesan Ara.

To : Maura
Iya

Tak butuh waktu lama Ara membacanya dan membalasnya seperti kilatan, cepat sekali.

Pada akhirnya Arsy mendengarkan curhatan Ara sampai larut malam, sesekali membalas dengan singkat.

***

"Woy Sy, kenapa lo murung gitu?" Gavin menepuk pundak Arsy pelan.

"Gue ngantuk Vin, semalem dengerin curhatan cewek aneh, hoamm"

"Lah? Siapa? Kok bisa?"

"Diem Vin gue mau tidur bentar" Arsy menaruh kepalanya diatas lipatan tangannya yang berada di meja.

Gavin menghela nafas kasar, merasa heran dengan sikap sahabatnya itu. Dingin iya cuek iya tapi kadang kalo lagi care ya care banget, dasar.

Arsy tampak tenang dalam tidurnya, sesekali mendengkur pelan. Arsy terlihat sangat lelah saat ini.

"Sy, guru datang lo ngga mau bangun" Gavin sedikit semenyenggol lengan Arsy

"Hmmm" Arsy hanya bergumam tak ingin membuka matanya.

Nyatanya sampai bel istirahat berbunyi, guru tak menyadari bahwa Arsy tertidur pulas. Arsy bangun untuk mengisi perutnya menuju kantin diikuti Gavin dan Bella yang selalu berdua. Arsy tak pernah permasalahkan dirinya yang selalu menjadi nyamuk antara dua sejoli yang tak pernah absen bermesraan, hanya saja akan terasa lengkap jika dia juga membawa gandengan. Ah sudahlah ada-ada saja Arsy ini.

Ditengah perjalan menuju kantin, Ara si cewek aneh menghampiri Arsy. Berdiri didepan Arsy menghalangi jalan.

"Hai Arsy, selamat pagi" Ara tersenyum ceria.

Bukan menjawab, Arsy malah mengernyitkan dahi. Ara mendengus kesal karena Arsy tak menjawab ucapannya.

"Arsy nih Ara kembaliin dasinya maaf telat, makasih" Muka Ara ditekuk. Ara melenggang pergi meninggalkan Arsy.

Dasar cewek aneh. Batin Arsy.

***

Pukul 14.00
Pesawat lepas landas. Andi, ayah Arsy pindah sementara ke Jerman untuk mengurus seluruh pekerjaannya.

Tanpa sadar Arsy meneteskan sebulir air mata, kembali mengingat mamanya yang selalu tersenyum jika bersama dirinya dan ayahnya. Sekarang hanya ada dirinya dan ayah, tanpa sosok mama.

Arsy rindu mama.

***

ArsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang