Two, Father

2.5K 275 49
                                    

November

"Sasuke!" Naruto berlari mengejar Sasuke yang kini lagi lagi melarikan dari pertemuan mereka.

Sasuke yang biasanya terburu-buru pergi pun berhenti dan menunggu Naruto yang berlari mengejarnya.

"Ya?" balasnya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa kau selalu pergi duluan saat kita sedang berbicara? Aku kan belum selesai bercerita." Naruto cemberut. Sasuke hanya tersenyum miring.

"Tanpa sengaja, di setiap pertemuan kita, aku memang sedang dikejar waktu, tuan malaikat. Sudah dulu, ya." Sasuke kembali berlari meninggalkan Naruto.

"What?! Hey, apa maksudnya itu, Sasuke! Sasuke!" Naruto hanya berteriak tanpa ada niatan mengejar. Naruto kesal dan menghentakkan kakinya.

"Terserah!" Naruto berbalik hendak menuju kelasnya.

"Kuharap kau tak kan pernah punya pacar dengan sikapmu yang seperti itu, huft."

.

"Naru, bagaimana kuliahmu?" Minato meletakkan sepiring omlete di meja Naruto. Naruto menghela nafas. Minato menekukkan alisnya melihat kelakuan anak tersayangnya.

"Ada apa? Apakah ada yang perempuan atau lelaki yang mendekatimu? Bullying? Gosip ala cabe-cabean? Capek? Dosen killer?  Atau apa?? Cerita sama ayah, nak." Minato berjalan ke arah Naruto lalu menggoncangkan bahu kecil Naruto yang membuat si anak semakin menghela nafas.

"Tidak ada, yah. Hanya saja ada seseorang yang sedang kudekati, aku ingin bersahabat dengannya. Tetapi,," Belum selesai ia berbicara sang ayah sudah menanggapi.

"Tetapi apa? Dia jelek? Dia hitam? Dia nggak suka sama kamu? Dia suka ngamen di perempatan? Dia jangan-jangan menyukai tayangan di GlobeTV si spons kuning berdosa itu? Kenapa Naru? Cerita sama ayah.." Minato membombardir anaknya dengan berbagai pertanyaan senormal ayah lainnya.

"Ayah, gimana Naru cerita kalau ayah tidak berhenti menginterupsi Naru." Minato hanya tertawa masam.

"Tidak ayah, bukan itu. Dia di setiap perbincangan kita selalu melarikan diri. Aku heran dengannya. Dia seperti supermodel yang super sibuk. Padahal kan harusnya Naru yang kayak gitu. Dia benar-benar sesuatu." Naruto menyuapkan omlete kepada ayahnya, supaya ia tidak menginterupsi pembicaraannya.

"Tapi, yah, hari-hari kuliahku sangat berwarna. Selain orang itu, aku memiliki banyak sekali teman. Ada Sakura, Sai, Kiba, Shino, Hinata, Ino, Shikamaru, Chouji, dan banyak lainnya." Naruto dengan semangat menyendokkan semua omlete ke mulut ayahnya.

"Nyam nyam, ya Naru. Ayah ikut senang." Minato pun kembali ke dapur dan mengambilkan omlete baru untuk Naruto. Mereka pun makan bersama dengan penuh canda tawa.

.

Keesokan harinya, Naruto pergi kuliah dengan diantar ayahnya.  Sasuke yang melihat Naruto masuk ke gerbang pun menghampirinya.

"Kurama!" Naruto menolehkan kepalanya dan menemukan Sasuke yang berlari ke arahnya.

"Hai, Sasuke. Kau mengambil mapel Suara Binatang juga? Kudengar Dosen Orochi sangat berbakat di bidang ini, khususnya suara ular, keren bukan?" Naruto berbinar-binar.  Sasuke hanya memandang jijik topik pembicaraan mereka dan mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Tidak, tidak,  bukan itu. Aku kesini hanya untuk mencarimu." Sasuke mengeluarkan kertas dari tasnya dan menyodorkannya pada Naruto.

"Untukmu."

"Apa ini? Konser Vocaloid? 25 Desember. Waw, kau berhasil mendapatkannya! Sungguh ini untukku? Konser ini sangat terbatas dan sangat mahal. Aku bahkan tidak berhasil mendapatkannya. Terima kasih, Sasuke!" Naruto menerjang Sasuke dan memeluknya. Ketika Naruto melepaskan pelukannya, pipinya memerah dan menengok ke kanan dan ke kiri.

A Little Piece of You [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang