Four, My Holyday

1.9K 223 26
                                    

Januari

Sasuke dan Naruto kini resmi berpacaran. Christmas Eve kemarin benar-benar menjadi malam yang didambakan semua orang. Tak luput amukan dari sang ayah yang menunggu hingga 6 jam di dalam mobil. Hanya Tuhan yang tahu apa yang dilakukan Minato hingga ia memiliki kesabaran untuk menunggu Naruto di tempat parkir mobil.

Seminggu setelahnya, Naruto harus berpisah dengan Sasuke. Bukan karena putus. Tetapi, karena sang ayahanda tercinta menginginkan refreshing karena stress ketika menunggu anaknya menonton konser Vocaloid. Jadi akhirnya mereka berdua berlibur ke Okinawa, menikmati tenangnya pemandangan laut di Pantai Onna.

Tanpa sepengetahuan Naruto, kejutan telah menantinya disana.

.

"Ayah! Ini tasnya mau ditaruh dimana?" Naruto dengan kesal menjatuhkan tas yang ia bawa. Sedangkan ayah mulai sibuk mengotak-atik smartphone-nya.

"Taruh saja dimanapun, Naru. Jangan lupa tutup pintunya." Minato masuk ke dalam kamar hotelnya untuk menelpon seseorang. Naruto cemberut dan menutup pintunya.

Naruto lalu berkeliling melihat-lihat hotel Presidential Suit yang telah dipesan ayahnya. Sudah dapat ditebak bahwa hotel ini terlalu megah hanya untuk dua orang yang menginap selama seminggu. Setelah Naruto melihat-lihat beberapa kamar, ia pun berhenti di balkon yang terbuka. Pemandangan laut biru bisa terlihat 180° dari balkonnya.

Saat Naruto hendak beranjak pergi dari balkon ia sempat menoleh ke kiri, ke balkon tetangga. Sungguh, yang ia dapati membuatnya kaget bukan kepalang.

Kalian tahu apa?

Ada sesosok.. Sesosok.. SESOSOK!.. Makhluk.. Berwarna PUTIH... Tingginya hampir 4 meter.. Dan melayang gemulai.... dengan eloknya.

"AAAAAAAAaaaaaa!!! AYAH!!! ADA HANTU!!" Secepat kilat dan lebih cepat dari The Flash. Minato dengan sigap menjadi tameng anaknya dan menutupinya dari apa yang dia lihat.

"Naru, apa? Apa?! ADA APA?! Kamu kenapa? Kemalingan? Kecopetan? Begal? Ayam? Kucing? Bebek?PEDO?! Ada apa, Naru?! Cup cup cup, ayah disini. Anak manis, cup cup cup." Bagaikan Ibu yang menenangkan bayinya. Naruto yang sesenggukan pun menjadi lebih tenang. Ia lalu menunjuk balkon tetangga.

"I-Ituu ayahhh.. Ha-Hantuu!" Naruto menunjuk sekelebat putih-putih yang berukuran sangat besar sedang berdiam diri di balkon tetangga.

Mata Minato memicing tajam penuh dendam. Ditatapinya penuh emosi si hantu yang menjadi sumber ketakutan sang anak.

"Siapa kau yang berani-beraninya menakuti anakku! Sini maju hadapi aku, ayahnya! Jangan mentang-mentang kamu hantu jadi saya tak bisa memukul kamu, ya! Saya punya jurus yang lebih keren dari Edotensei dari anime samping, ya! Aku lebih hebat, aku bisa melenyapkan orang mati! Sini maju, kalau berani!" Minato mulai mengangkat lengan kemeja panjangnya hingga se-siku. Saat ia sedang bersiap-siap hendak meloncati balkon untuk menghajar si hantu, tiba-tiba muncul seseorang dari balkon tersebut.

Orang tersebut hanya memandangi Minato yang sedang bertengger seperti ayam hendak meloncat ke balkonnya.

"Sumimasen, maaf jika mengganggu kalian, property Teru-Teru Bozu Raksasa ini mau saya pindahkan. Apakah Anda memerlukan sesuatu dengannya?" tanya pemuda tersebut dengan sopan, meski alisnya sudah tertekuk dengan curiga.

Dengan gaya manlynya, Minato backflip ala parkour dan berdiri di samping Naruto yang memucat.

"Tidak tidak.. Hanya saja anakku tadi sepertinya menganggap Teru-teru Bozu itu sangat keren dan saya hendak mendekat untuk mengambil fotonya. Ahaha, silahkan lanjutkan pekerjaan anda, permisi." Dengan sopan Minato dan Naruto membungkuk, lalu Minato membawa Naruto pergi dari balkon.

A Little Piece of You [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang