Juli
Naruto memandangi ponselnya lamat-lamat. Sudah tiga jam ia duduk menunggu kabar dari Sasuke. Tapi hpnya pun tak bergeming sama sekali, tak ada tanda-tanda Sasuke menelepon. Bulan ini Sasuke menjadi jarang sekali meneleponnya.
'Apakah hari ini Sasuke tak akan meneleponnya juga?
Saking sibuknya, aku sampai terlupakan.'Naruto pun berbaring di kasurnya dan menatap lampu hias warna-warni di pinggir kamarnya.
'Tapi, kan. Sesibuk-sibuknya Sasuke, ia tak pernah mengabaikanku seperti ini. Tak meneleponku sama sekali.' gerutu Naruto dalam hati.
Naruto kemudian menyalakan kotak musik pemberian Sasuke untuk mengobati kerinduannya di malam Minggu yang sepi.
.
Lusa, Naruto pun bertemu Sasuke di kampus. Naruto lalu menginterogasi Sasuke seperti polisi yang sering menilang pelanggar peraturan lalu lintas.
"Sasuke. Kenapa kamu jarang menelponku? Kutelpon juga tidak diangkat. Jangan-jangan kamu punya pacar baru selain aku, ya?!" Ucap Naruto galak.
"No, tentu saja tidak mungkin, Honey. Aku tidak punya kekasih lain selain dirimu. Cintaku hanya untukmu seorang. Coba, lihatlah ke dalam hatiku. Hanya namamu saja yang aku ukir." Ucap Sasuke dengan penuh cinta.
"Kalau begitu kenapa akhir-akhir ini kamu tidak pernah menelponku?" Naruto mengerucutkan bibirnya.
"Ah, itu ya. Maafkan aku ya. Pekerjaan tambahanku kini benar-benar tidak membolehkan aku bersinggungan dengan hp. Kumohon bersabarlah, ya. Kalau uangku cukup buat merenovasi makam kakakku pasti aku akn menelponmu lagi tanpa henti dan tanpa jeda seminggu penuh." Ucap Sasuke menenangkan.
"Huu, kalau gitu malah tidak seru. Kan kalau kita bertemu berdua jauh lebih menyenangkan daripada di telepon." Naruto pun mengaitkan jemarinya dengan jari tangan Sasuke.
.
.Naruto melihat langit menjadi gelap gulita. Merebahkan diri, Naruto lalu berdiri dari ranjangnya dan keluar dari kamar.
Naruto menghampiri ayahnya di ruang kerja. Terlihat ayahnya masih sibuk mengetik laptop kesayangannya itu.
"Yah. Makan malam di luar saja, yuk." Ajak Naruto. Minato mengangguk sekilas dan langsung membereskan semua pekerjaannya.
Mereka pun melesat ke restoran terdekat dengan mobil silver sang ayah.
"Silahkan nikmati pesanan Anda, permisi." Setelah pelayan pergi membawakan mereka Sup Wonton pesanan Minato dan Mie Char Siu untuk Naruto, mereka pun melahap makanannya.
"Jadi, bagaimana hubunganmu dengan Sasuke akhir-akhir ini?" tanya Minato sambil mengaduk-aduk supnya.
"Baik kok, yah. Kita masih dekat di kampus. Tapi akhir-akhir ini Sasuke jarang meneleponku. Katanya sih sibuk.
Aku dengar dari Sakura, kalau Sasuke mengambil pekerjaan tambahan selain di Jepumaret. Sasuke juga bilang kalau dia perlu uang tambahan untuk merenovasi makam kakaknya." jelas Naruto panjang lebar."Kakaknya?" tanya Minato tertarik.
"Iya. Dia kemarin bilang padaku di kampus. Tetapi, Sasuke tidak memberitahu lengkapnya padaku." Naruto dengan lesu menyuapkan mienya ke mulut.
"Kenapa kita tak membantunya saja? Bukankah, Sasuke dulu pernah membelikanmu tiket waktu ke konser Vocaloid? Kan harganya mahal, meski tak semahal merenovasi makam. Setidaknya kita bisa membantunya sedikit." Usul Minato.
"Itu juga sudah kutawari ke Sasuke waktu di kelas, yah. Tapi Sasuke malah menjawab seperti ini, 'Tugasku untuk membahagiakanmu, honey. Bukan membuatmu merasa cemas dan ikut terbebani pikiran karena aku dan masalahku.' Jadi aku mengalah, deh." Naruto menirukan suara Sasuke yang lebih tegas daripada suaranya. Minato menahan tawa melihat suara Naruto yang berubah seperti operator telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Piece of You [SasuNaru]
RomanceSong fict - Lonely September by Plain White Ts. #ShockingSeptemberEvent SASUNARU! . . Naruto Namikaze adalah seorang musisi atraktif yang terkenal akan suaranya yang sangat merdu. Di balik penampilannya yang sangat bersahabat di layar kaca, berban...