Six, Reaction

1.4K 177 16
                                    

Maret
Naruto berlari menuruni tangga secepat kilat. Namun tak secepat penglihatan ayahnya yang menangkap basah dirinya hendak menyelinap pergi.

"Naru, mau kemana? Sudah jam berapa ini?" Minato mengernyitkan alisnya dengan pandangan tidak suka. Naruto yang sedikit panik dan khawatir pun hanya tersenyum dengan cemas.

"Ah, ayah.. Itu, ada teman Naru yang baru saja kecelakaan lalu lintas. Naru mau menjenguknya." Naruto menatap ayahnya dengan takut-takut.

"Oh, siapa? Teman dekat?" Naruto mengangguk dengan cepat. Minato menaikkan sebelah alisnya.

Setahu Minato, anaknya ini tak pernah terlihat panik bila ada temannya yang sakit atau kecelakaan, karena Naruto memiliki keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja meski ia baru bisa menjenguknya besok atau lusa. Tapi tidak dengan yang satu ini.

Mana ada teman baik Naruto yang keluyuran jam sembilan malam lalu kecelakaan dan membuat anaknya panik bukan kepalang dan berinisiatif langsung untuk menjenguknya. Lalu, nanti kalau disana ditanya perawatnya 'Anda siapanya?' terus menjawab, 'cuma teman.' kan, nggak masuk akal.

Minato menggelengkan kepala pada anak tunggal tersayangnya itu.

"Naru, ini sudah malam. Kau bisa menjenguknya besok. Tidak usah panik. Disana pasti sudah ada keluarganya yang menunggunya, kan?" Minato bertanya dengan lembut. Naruto mengangguk.

"Nah, kalau begitu tinggal tugasmu sebagai sahabat yang baik mendoakannya disini. Jauh lebih bermanfaat daripada langsung menjenguk dan ikutan panik, okay.." Nasihat Minato dan membawa Naruto balik ke kamarnya.

"Tapi, ayah.."

"Naru."

"Ya, ayah. Kau benar." Naruto pun menghela nafas dan kembali masuk ke kamarnya.

.

Minato melihat ekspresi tidak rela yang tersemat pada putranya.

'Oh, sungguhkah itu hanya temannya? Atau jangan-jangan Naru telah memiliki kekasih, dan dialah yang kecelakaan? Apakah yang di foto itu adalah dia?' Minato menatap pintu anaknya yang tertutup.

'Naru, kuharap kau tak menyembunyikan hal sepenting ini dari ayah.' Minato pun berlalu dari kamar anaknya dan kembali ke ruang kerjanya.

.

Sekembalinya Naruto ke kamar ia tersenyum sedih. Naruto mendekati hadiah pemberian Sasuke sebulan yang lalu. Naruto memutar kotak musik itu.

"Sasuke..."

"Jangan pergi dari sisiku." Bulir air mata mengalir di pipinya. Naruto langsung mengusapnya. Tak ingin matanya menjadi sembab dan direcoki berbagai pertanyaan oleh ayahnya lagi.

"Sasuke.."

"Sasuke..."

"Bertahanlah..."

"Kembalilah padaku."

"Ku yakin kau akan selalu disisiku."

Naruto pun membawa kotak musik itu ke kasurnya dan memeluknya erat seakan tak ingin kehilangan. Menyisakan setetes air mata sebelum ia ikut terlelap dalam gelapnya malam.

.
.
.
Back into his time.

Sasuke memacu motornya secepat mungkin. Jam setengah 9 malam. Sasuke memang memiliki kelas malam, tetapi dosennya terlalu lama menambah bumbu dialog disana-sini sehingga separuh mahasiswa kelasnya ketiduran dan pulang menjadi lebih malam. Sungguh dosen yang sangat memiliki belas kasih.

'Hey baby, you make my world light up.

Call me and bring me back from my heaven

A Little Piece of You [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang