Seven, April Mop

1.2K 169 11
                                    

April
Naruto tersenyum senang, kilau birunya berbinar-binar memukau. Tangannya kini memegang sendok yang penuh akan bubur. Sementara orang di depannya bagaikan seorang anak yang diberi makan sang induk.

"Aaak.. Satu lagi Sasuke. Yak,  begitu.. Nyam nyam nyam.." Naruto dengan semangat menyendokkan bubur itu ke mulut Sasuke.

"Kenyang.." Sasuke menggelengkan kepala saat Naruto hendak menyuapinya lagi.

Oh, lihat binar mata Naruto mulai menghilang. Tunggu dulu, bukan hilang! Tapi langsung berubah!
Lihatlah, pandangan memelas bagai anak anjing yang membutuhkan belaian. Sasuke tak sanggup menerima semua serangan fatal itu. Dengan berat hati ia menerima suapan dari mangkok bubur ke-4 nya.

"Kurama.. Kalau kau lapar, sini ganti aku yang menyuapi." Sasuke yang hendak mengambil sendok pun terhenti saat Naruto menarik sendoknya menjauh.

"No! Sasuke yang lagi sakit. Jadi, sudah tugasku sebagai manusia yang baik untuk membantu sesamanya yang kesulitan." Naruto mengerucutkan bibirnya.

"Baiklah, kalau memang sudah kenyang. Tak akan kupaksa." Naruto pun menaruh sendoknya dan pergi dari meja kantin. Membuat Sasuke terbengong.

"Ha? Apa yang terjadi.. Hey, Kurama." Sasuke pun menghela nafas saat suaranya tak sampai memanggil Naruto. Sasuke terduduk di kursi rodanya.

Sakura dan Sai yang melihat Sasuke pun mendekatinya. Mereka berdua lalu duduk di depannya.

"So, bagaimana kabarmu?" Sakura melihat masih ada dua mangkok bubur yang tak tersentuh dan tiga gelas jus jeruk.

"Kurama memiliki insting keibuan yang sangat bagus, kau tahu." Sakura pun mengambil mangkok bubur yang masih penuh dan menyuapkannya pada Sai. Sasuke mendelik pada Sakura.

"Kau sebaiknya mengikuti keinginan dia hari ini. Dia sedang ingin memanjakanmu." Sakura menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulutnya.

"Ya, benar. Ah, lihat dia kembali lagi." ucap Sai sambil memiringkan kepalanya ke arah Naruto datang.

"Kau tak mau makan, tak apa. Tapi kau harus meminum susu yang aku bawa. Tak ada bantahan." Naruto pun menaruh segelas susu yang telah ia beli di depan meja Sasuke. Naruto yang melihat Sakura dan Sai yang sibuk memakan makanan Sasuke.

"Kalian.." Naruto menggeleng.

"Sakura, Sai..  Pastikan Sasuke menghabiskan susunya. Atau.." Naruto pun menggerakkan jarinya ke leher dengan efek dramatis seperti suara sret sret.

Sakura dan Sai pun mengangguk cepat.

"Siap, komandan Kurama!" Sakura dan Sai bangkit berdiri.

"Baiklah, bubar." Naruto pun pergi dari meja Sasuke menuju kelasnya.

Setelah kepergian Naruto. Sasuke masih terdiam melihat segelas susu yang terlihat mengerikan.

Seumur-umur hidup Sasuke, terakhir kali ia meminum susu adalah ketika dirinya masih balita. Tak mungkin seorang Sasuke mau meminumnya lagi.

Sasuke pun melihat ke arah Sakura dan Sai yang sudah tersenyum seperti iblis mendapatkan mangsa.

"So, Yang terhormat, Tuan Muda Sasuke. Atas perintah Yang Mulia Ratu Kurama. Anda diminta untuk menghabiskan segelas susu yang lezat ini."

Sai pun menyodorkan susu itu mendekat pada Sasuke. Sasuke pun menutup mulutnya.

"Hei, dia kan sudah kembali ke kelasnya. Lebih baik susunya kubawa pulang ke rumah saja." Susu yang mau diambil sasuke pun kembali ditarik menjauh oleh Sai.

"Et, et, et..  Sasuke.. Bila kau tak meminumnya sekarang. Look at this." Sakura pun menunjukkan hpnya dan menelepon Naruto.

Tut tut..

"Sakura?" Suara Naruto yang di loud speaker membuat Sasuke merinding.

"Kurama.. Sasuke, dia.." Sakura menyeringai licik ke arah Sasuke yang memucat. Tanpa aba-aba Sasuke pun langsung merebut susu yang ada di tangan Sai dan meminumnya secepat mungkin.

"Yak, Sasuke berhasil meminum susunya dengan sangat cepat. Oh, dia sepertinya sangat menyukainya. Sebaiknya nanti kau belikan lagi Kurama, supaya Sasuke lekas sembuh." Sakura tersenyum innocent pada Sasuke yang menatapnya seperti ingin melubangi kepalanya. Sai mengangguk menyetujui Sakura.

"Wahh, benarkah?! Baiklah Sakura! Akan kubelikan susu yang sangat banyak hingga nanti semua tulang Sasuke bisa lebih kuat dari baja sekalipun." Panggilan pun dimatikan oleh Naruto.

"Lihatlah siapa yang dimanjakan pangeran kita." Sakura bertepuk tangan.

"Selamat Sasuke." Sai mengangguk.

Sasuke hanya menatap kosong ke arah Sakura dan Sai.

"KALIAN!"

Sasuke yang teringat tak boleh berdiri dari kursi rodanya pun hanya bisa berteriak melihat dua akar masalah yang sudah berlari menjauh.

.

Hanya butuh waktu 2 minggu kemudian Sasuke dinyatakan sembuh. Dan di waktu itu jugalah ia menyatakan traumanya akan susu yang tak akan pernah hilang.

.

"Ayah." Naruto menghampiri ayahnya yang berada di meja makan.

"Ini buat ayah." Minato menaikkan alisnya melihat anaknya membawa sepuluh kaleng susu yang dapat membuat tulang bertambah kuat.

"Banyak sekali." Naruto mengangguk menyetujui ayahnya.

"Ya, ayah. Untuk mencegahmu terkena osteoporosis." Naruto pun membuka salah satu kaleng dan membawanya ke dapur.

'Sebenarnya semua ini karena Sasuke tak mau menghabiskannya, dan aku terlanjur beli banyak. Tapi tak apalah. Ayahku juga harus sehat.' Naruto dengan semangat mulai membuat susu untuk ayah tercintanya.

Minato menekuk alisnya.

"Naru, tapi ayah sehat-sehat saja. Tulang ayah sangat kuat, lihat." Minato mengangkat tangannya seperti atlet binaraga. Namun hanya dibalas oleh suara adukan sendok.

Naruto pun muncul dari dapur seraya membawa dua gelas susu.

"Nah, itu tak menutup kemungkinan di usia ayah yang kepala empat bisa terkena berbagai macam penyakit tulang." Naruto menaruh dua gelas susu di depan meja sang ayah.

"Dua-duanya buat ayah?" Minato menatap anaknya dengan heran.

"Tentu saja. Di belakang juga masih banyak, kok." Naruto tersenyum manis sambil mengeluarkan aura angel-nya.

Gulp..

.

Dengan demikian sang ayah pun juga menjadi korban kebaikan sang anak. Ia pun mengikuti jejak si korban pertama dan tak akan menyentuh susu lagi. Selamanya.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Hellooo~~
Jangan lupakan VCR..

Sekian dari saya..
Semoga kalian suka.

With love,
Yuzuriha 💖

A Little Piece of You [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang