18. Pergi

1.5K 347 97
                                    

Jiheon menyesap minumannya cepat, meneguk es yang ia beli sampai tak tersisa.

"Lu ngapain ngajak gue ke sini? Buruan to the point aja apa yang mau diomongin!"

Ryujin menatap malas teman sekelasnya itu yang memborbadir dirinya dengan pesan-pesan yang menyuruh Ryujin untuk membuat pertemuan dengan Jiheon.

"Makasih udah mau jagain Kakak gue selama ini. Makasih udah mau nemenin Kakak gue selama gue ngejauh dari dia."

Ryujin tersenyum remeh. Ia menyedot minumnnya sembari menatap Jiheon tajam. "Nggak perlu berterima kasih. Lagi pula itu semua kemauan gue sendiri kok. Gue kasian sama Kakak lu yang bingung sama perubahan sikap lu," jawab Ryujin sarkas.

"Terserah lu mau bilang gue apa. Yang jelas gue cuman mau bilang makasih sama lu," ucap Jiheon penuh penekanan.

Masih dengan tatapan sengitnya, Ryujin semakin menjadi-jadi. "Sekarang udah masuk Minggu ke tiga semenjak Kakak lu. Dan gue hanya berdoa kalo keluarga lu nggak pernah nyesel ngelepas Jeongin."

~*~

Jiheon menelusuri kamar sang Kakak yang teramat ia rindukan.

Meja belajar yang tetap sama berantakannya dan dinding putih yang penuh dengan coretan Jeongin semakin menumpuk rasa rindu dalam benak Jiheon.

Jiheon menghentikan langkahnya, mendudukan dirinya di atas tempat tidur sang Kakak yang hanya menyisakan banyak penyesalan.

Di pangkuannya terdapat tumpukan kertas putih yang dipenuhi dengan tulisan tangan acak milik Jeongin.

Itu Semua merupakan surat permintaan maaf dari Jeongin yang selama ini tidak pernah Jiheon baca.

Dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengetahui isi dari tulisan Jeongin.

Untuk Jiheon
Hmm, Jeongin bingung mau nulis apa. Tapi kata Dokter Hyunjin kalo kita merasa berbuat salah, kita harus minta maaf, jadinya Jeongin mau minta maaf aja sama Jiheon.

Tapi Jeongin nggak tahu apa salah Jeongin :(

Jiheon menyeka air matanya tanpa sadar. Bibirnya boleh saja tertawa, tapi tetap saja air matanya tidak bisa berbohong.

Selanjutnya Jeongin semakin memperbanyak kosa kata dan kalimat dalam surat berikutnya.

Jiheon, anak kucing Jeongin udah gendut!

Mereka gemes banget sama kayak Jiheon. Apalagi anak kucing Jeongin manja banget kayak Jiheon, hihihi.

Terus kalo mereka udah besar, Jeongin bakal ngebebasin mereka buat nyari ibu mereka. Soalnya pasti mereka kangen banget sama ibu mereka.

Butiran air mata Jiheon semakin menderas. Awalnya Jiheon tidak merasa sesak ini. Tapi pertahannya runtuh hanya karna membaca surat-surat polos yang Jeongin berikan untuknya.

Jiheon, Jeongin tahu kenapa Jiheon berubah. Pasti Jiheon capek ya dikatain temen-temen Jiheon gara-gara punya Kakak aneh kayak Jeongin?

Jeongin tahu kok kalo Jiheon terluka. Jiheon terluka, dan semua itu karna Jeongin.

Jadi Jeongin ngerti kalo Jiheon berubah, nggak peduli lagi sama Jeongin.

Special; Yang Jeongin [#Wattys2018] [Wattys longlist 2018] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang