10. Perlahan Dia Berubah

1.3K 352 69
                                    

Jeongin menatap dirinya dari pantulan cermin.

Tubuh menjulangnya terlihat gagah dengan balutan seragam yang akan menjadi seragam sekolah resminya.

"Gimana, kamu suka kan?"

Suzy merangkul bahu lebar putranya. Melihat betapa berbedanya penampilan Jeongin sekarang, hati Suzy berdesir hangat.

Pemuda manis itu mengangguk semangat. Ia tak pernah menyangka jika Bundanya mau menyekolahkannya.

"Seragamnnya bagus banget, Bunda! Jeongin suka!"

Suzy mengiyakan jawaban sang anak. Memang Jeongin sangat menawan dengan seragam barunya.

"Kalo gitu, kamu siap dong buat masuk sekolah?"

Lagi-lagi Jeongin mengangguk semangat, pemuda polos itu terlampau bahagia hingga tak pernah tau apa yang akan terjadi dengan kehidupan barunya.

Jeongin tak pernah tahu. Isi pikiran dan hatinya hanya dipenuhi oleh kata bahagia dan kelopak bunga sakura yang bermekaran layaknya musim semi.

Jeongin tak pernah tahu jika mungkin hari esoknya hanya akan dipenuhi rasa kesedihan dan kebencian.

Dan... Mungkin ia akan membenci Suzy setelah mengetahui semuanya.

~*~

Es krim yang sedikit mencair buru-buru Jeongin habiskan sebelum lelehan es krim itu mengenai bajunya.
"Es krimnya enak?"

Kelopak mata rubahnya melengkung sempurna membentuk bulan sabit.

"Iya, es krimnya enak. Makasih dokter Hyunjin!"

Hyunjin tersenyum simpul, lalu melanjutkan acara menyesap kopinya yang sempat tertunda.

"Sama-sama. Anggap aja ini hadiah dari dokter karena lukisan kamu yang super bagus." Hyunjin melirik ke arah kanvas yang sudah dipenuhi warna yang merupakan hasil lukisan cantik Jeongin.

Hyunjin terdiam sejenak. Keningnya mengernyit. "Tapi, siapa wanita yang kamu lukis?"

Bukan Jiheon atau pun Suzy, Hyunjin nampak asing dengan lukisan wanita yang pasiennya ciptakan.

"Itu Ryujin! Dia temen baru Jeongin!"

~*~

"Kakak?!"

Jiheon mempercepat langkahnya, tungkainya melaju cepat meninggalkan halaman sekolahnya.

Tepat di depan gerbang sekolah, sang Kakak melambaikan tangannya sembari sesekali menyerukan nama Jiheon.

"Halo, Jiheonie."

"Kakak ngapain sih ke sini?!"

Dibuat kalang kabut, Jiheon lepas kendali dan membentak sang Kakak.

Bukan. Bukan Jiheon tidak senang melihat kehadiran Jeongin. Hanya, saja ia tak mau sang Kakak terluka oleh keramaian.

Dan, yang menjadi pertanyaan Jiheon, siapa yanh mengantarkan Jeongin ke sekolahnya?

Merasa kehadirannya tak diharapkan, Jeongin merunduk.

Apalagi banyaknya pasang mata yang menjadikan dirinya dan Jiheon pusat perhatian.

'Itu Kakaknya Jiheon yang idiot itu kan?'

'njir, si Jiheon nggak malu apa punya Kakak kayak gitu?"

'Kalo gue jadi Jiheon, gue mah nggak bakal ngakuin tuh orang idiot sebagai Kakak Gue.'

Jeongin semakin merunduk. Cibiran siswa-siswa yang berlalu lalang semakin menekan kejiwaannya.

Ia memang tak tahu apa arti dan maksud cibiran itu.

Namun, Jeongin mengerti jika dirinya berbeda.

Mereka benar. Memangnya siapa yang mau menerima kehadiran anak autis seperti Jeongin.

Manusia aneh yang memiliki dunia sendiri. Hama yang hanya akan menganggu orang-orang di sekitarnya karena pemikirannya yang berbeda dan aneh.

Dan, itu bisa menjadi salah satu alasan mengapa Jiheon terlihat membenci kehadirannya.

~*~

Malam semakin larut; Jeongin tetap terjaga.

Pemuda itu belum mengantuk.

Jeongin terlihat asyik dengan dunianya.

Jemarinya yang masih kaku menuliskan huruf-huruf, ia paksakan untuk menuliskan beberapa kalimat singkat.

Kalimat-kalimat singkat yang dokter Hyunjin ajarkan untuk meminta maaf.

Selepas menyelesaikan pekerjaannya, Jeongin buru-buru menempalkan selembar kertas di pintu kamar Jiheon menggunakan sisa permen karet.

Baru setelah itu Jeongin kembali ke dalam kamarnya untuk sekedar memejamkan mata.

Semoga saja Jiheon mau membaca surat kecil yang Jeongin tulis sendiri.

Semoga saja.

~To Be Continued~
n

ielllxxx selamat tebakan kamu benar!!


Untuk Chapter berikutnya dan seterusnya, aing peringatin untuk siapin tisu sebanyak-banyaknya :)

Siap menunggu chapter berikutnya yang bakal dipenuhi air mata? :)

Terus untuk ending, masa aku kepikirannya sad ending :")

Special; Yang Jeongin [#Wattys2018] [Wattys longlist 2018] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang