9. Dia Maha Adil

1.3K 367 58
                                    

"Wah, kalian jadi gendut ya! Hihihi Jeongin jadi gemes!"

Interaksi antar sesama mahluk hidup beda jenis itu berlangsung sangat menggemaskan.

Lima anak kucing yang kian bertambah gemuk ditambah lagi sesosok remaja polos merupakan perpaduan interaksi yang mematikan.

Siapa saja yang melihatnya pasti akan menjerit gemas.

"Makan yang banyak ya, biar kalian tambah gemuk. Jangan kayak Jeongin yang nggak gemuk-gemuk," monolog Jeongin pada beberapa anak kucing rakus itu.

Jeongin semakin bersemangat memotek-moteki batangan sosis yang ia beli menjadi lebih kecil.

Lalu memberikan semua potongan sosis itu kepada teman-teman barunya.

Selesai memberikan makan, Jeongin bangkit dari jongkoknya.

Telapak kakinya terasa kram karena terlalu lama berjongkok, dan menyebabkan Jeongin terjatuh lagi beberapa kali.

Setelah rasa kramnnya hilang, Jeongin mulai melangkahkan kakinya, menjauh dari gang sempit tempat anak kucingnya tinggal.

Tetapi, Jeongin kembali membeku di tempat kala suara serak mengintrupsi pendengarannya.

"Heh, anak idiot!"

~*~

Jeongin membuang wajahnya. Keningnya berkerut karena tidak nyaman dengan situasi yang sekarang.

"Lu kenapa sih?"

Tetap pada pendiriannya, Jeongin semakin membuang wajahnya.

"Ck, lu nggak nyaman?"

Jeongin mengangguk pelan.

Bahkan sejak pertama kali ia diculik oleh remaja perempuan yang memanggil namnya dengan sebutan 'idiot' Jeongin sudah merasa tak nyaman.

"Jeongin nggak nyaman. Jeongin nggak suka asap rokok!" tukas Jeongin cepat.

Gadis yang beberapa jam lalu mengenalkan dirinya sebagai Shin Ryujin merotasikan bola matanya malas.

"Lebay banget lu!" cibir Ryujin, tetapi gadis itu langsung mematikan putung rokoknya.

"Ngapain sih kamu ngajak Jeongin ke sini?!" tanya Jeongin dan langsung dijawab dengan senyum miring milik Ryujin.

"Bagi duit dong! Adek lu pelit banget soalnya kalo dimintain duit."

"Kamu malak Jeongin?! Jeongin bisa teriak minta tolong loh!"

Walaupun taman yang ia sambangi sekarang tergolong cukup sepi, namun tetap ada beberapa orang yang mengujungi taman.

Ryujin mendesis kesal. Ternyata Jeongin tak sebodoh yang ia pikir.

"Nggak kembaran lu, nggak lu ternyata sama-sama nyebelin!" teriak Ryunjin frustasi tepat di depan wajah Jeongin.

"Jiheon nggak nyebelin! Kamu yang nyebelin! Kalo mau minta uang tuh sama orang tua kamu!"

Ryunjin tersenyum miring. Kuku-kuku jari tangannya memutih karena terlalu kencang terkepal.

"Cih, orang tua? Mereka udah mati. Walaupun mereka masih hidup pun, mereka nggak akan pernah adil sama gue!"

"Tapi bunda Jeongin selalu adil..."

"Bunda lu adil? Dia adil sama lu karena dia kasian sama lu! Selain Bunda lu emang siapa lagi yang bakal ngeperlakuin lu adil? Idiot!"

"Kalo Bunda nggak adil, ya nggak papa. Tapi Jeongin yakin kalau Dia selalu adil menentukan kekurangan dan kelebihan Jeongin."

Jeongin menunduk dalam. Menyembunyikan rupanya yang telah basah terkena tetesan air mata.

"Siapa Dia yang lu maksud?"

Hatinya berperang. Ryunjin merasa tak enak hati karena membuat pemuda sebaik Jeongin menangis.

"Tuhan. Dia yang maha adil. Dan dia yang hanya bisa menghargai kekurangan dan kelebihan Jeongin."

~*~

"Bunda yakin? Ini ide gila, Bunda!"

"Kamu pilih kehilangan Kakak kamu atau ide yang ini?"

"Tapi, Kak Jeongin terlalu polos untuk memasuki dunia luar!"

"JIHEON, DENGERIN BUNDA! INI SATU-SATU CARA YANG KITA PUNYA UNTUK MEMPERTAHANKAN JEONGIN!"

jiheon mengusap air matanya kasar. Dia benci mendengar ide gila yang dimiliki sang Bunda.

"Terserah. Tapi, kalau rencana ini nggak berjalan lancar. Mungkin Kak Jeongin akan benci sama Bunda!"

Bagai terhunus sebilah pedang tajam, Suzy terdiam seribu bahasa.

Memang idenya bisa dikatakan gila. Namun, tidak ada cara lain mempertahankan putranya selain ide gilanya itu.

Suzy akan tetap mempertahankan Jeongin. Walaupun, ide gilanya bisa menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.

~To Be Continued~

Hmmm~ hmmm~ hmmm

Ayo tebak ide gila apa yang Suzy punya.

Mudah-mudahan nggak jadi penyebab sad endingnya cerita ini ya :)

Special; Yang Jeongin [#Wattys2018] [Wattys longlist 2018] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang