Part 2 | Debat

4.2K 124 3
                                    

"Lisa...? kenapa kamu?"

"Ini san heheheh...gak ada apa-apa kok " dengan muka malu tangannya sembari menutupi mulut yang sedikit terbuka.

"Itu senyum-senyum sendiri"

"Gak apa-apa kok lagi pengin aja hehehe"

"Oh gitu...?"
sania melihat jam tangan yang ia kenakan.

Rupanya sudah waktunya mereka berdua mengikuti mata kuliah yang akan berlangsung.

Mereka bergegas menuju kelas untuk mengikutinya.

Saking gugupnya Sania sampai lupa menanyakan pada lisa apa penyebabnya.

Beberapa jam kemudian proses belajar pun berakhir Sania dan Lisa keluar meninggalkan kelas.

Baru beberapa langkah mereka berjalan Lisa dan Sania berpapasan dengan seorang pemuda tampan dengan rambutnya yang selalu basah.

Ia adalah Rahman senior Sania dan merupakan seorang pemuda aktivis islam yang begitu populer dikampus.

Walaupun terkenal tetapi tak membuat sania kagum pada Rahman.

Sania pun terlihat biasa saja ketika berpapasan dengan Rahman.

"San... kak Rahman lewat" Bisik Lisa

"Biarin lah" Jawab Sania dengan matanya yang terus memandang kedepan

"Kamu keliatan biasa aja pas liat kak Rahman padahal temen-temen kampus kita pada kagum sama kak Rahman"

"untuk apa aku kagum padanya,aku tak ingin waktuku terbuang sia-sia hanya untuk mengaguminya "

"sejak kapan sahabatku yang cantik sebijak ini bahasanya beda lagi hahaha"

"sejak beberapa menit yang lalu lis..."

"O iya ketawamu kok gak lucu sih Lis...? Hehehe" Sania senyum meledek

"Gak apa-apa yang penting diamku manis hehehe piss.."

"Ya udah terserah kamu aja" sahut Sania

"Hahaha..." keduanya pun tertawa lepas

"kamu bisa aja San..." ujar Lisa

"sampai ketemu besok lis..." sania dan lisa pun berpisah untuk pulang kerumah masing-masing.

Selang beberapa menit sania sampai dirumah ia membuka pintu gerbang di depan rumah.

"Assalamualaikum buk...Sania pulang" sambil melepas sepatu yang ia kenakan,pintu rumah tak terkunci sania pun langsung menuju ke dalam rumah.

Tak berlangsung lama adiknya yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA pulang.

Terkadang ia tak akur dengan dengan adiknya sendiri tapi walau bagaimanapun keduanya saling menyayangi.

Malam pun telah tiba,

Ayah,Ibu,Sania,dan Anjani berkumpul diruang makan untuk menyantap makan malam bersama.

"drrt...drrt.." ponsel Sania yang diletakkan dekat dengan piring makannya bergetar.

Saat sania akan membukanya sang Ayah pun melarang hal tersebut karena alasan agar makan malam terasa harmonis.

"Habiskan makananmu dulu san...nanti baru kamu lanjut main HPnya" nasehat Ayah untuk sania

"iya yah..." balas Sania

Setelah selesai makan malam dilanjutkan dengan shalat isya berjamaah yang sebelumnya pun telah melaksanakan shalat maghrib secara berjamaah juga.

Setelah selesai shalat berjamaah sania bergegas menuju kamarnya dan menutup pintu.

Sania langsung membuka kunci ponselnya.

Tak diduga-duga notifikasi menunjukkan bahwa itu pesan dari lisa yang berisi :

Lisa :

"sania bisa nggak kita ketemu besok"

Sania :

"memang ada apa lisa...?"

Lisa :

"ada hal penting yang ingin aku bicarakan"

Sania :

"baiklah besok Insya Allah diusahain"

pesan singkat antara Lisa dan Sania.

Sania yang kala itu menganggap pesan dari lisa biasa saja langsung meletakan ponselnya dimeja dekat ranjang dan ia pun tertidur hingga pagi.










End

Jangan lupa vote dan komennya...


SKRIPSI dan RESEPSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang