Part 3 | Sakit Hati

3.3K 95 4
                                    

Keesokkan harinya tepat pukul 04.45 Ibu menuju ke kamar Anjani.

"Adek bangun dek... shalat shubuh dulu"

"iya buk...nanti adek nyusul" sembari mengucek kedua matanya

selanjutnya ibu pun menuju ke kamar Sania untuk membangunkan.

"cekrekk..." suara pintu kamar Sania,Sania terbangun mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka

"Ada apa buk..." tanya Sania pada ibunya

"Ayok shalat Kak, Ayah dan Adekmu sudah menunggu"
sesampainya di tempat ibadah Anjani yang telah menunggu sekitar 5 menit pun sedikit kesal.

"Kakak ini ditunggu malah menunggu"

"iya...iya...maaf"

Memang sedari kecil Sania dan Anjani sudah diajarkan tentang hukum islam.

Apalagi shalat itu sebagai tiang agama.

Bukankah jika terdapat rumah yang tiang penyangganya lapuk ataupun tak kokoh rumah tersebut akan roboh?
Begitu pula dengan shalat kita.

Langit semakin terang Kicauan burung yang merdu seakan ikut menyambut pagi yang cerah ini.

Sania dan Anjani yang telah siap untuk menyambut hari ini.

Dan tak lupa mereka juga telah menyantap sarapan bersama walaupun hanya sepotong roti dan segelas susu untuk menu pagi ini.

Sania dan Anjani lekas berangkat menuju kampus dan sekolah menggunakan mobil berwarna silver mereka diantar oleh ayahnya.

ya...! Ayahnya tak menggunakan jasa sopir pribadi.

Dan Ibunya pun tak menggunakan pembantu rumah tangga.

Jadi terlihat imbang dan lebih mandiri.

Setibanya di kampus Sania baru teringat bahwa ia ada janji akan menemui lisa.

Ia mengambil ponsel yang ada didalam tasnya belum sempat menelfon Lisa.

Lisa telah datang menyapa terlebih dulu.

"sania nanti ke taman bareng yah"

"iya nanti ya setelah selesai jam kuliah selesai" ia masih saja bingung dengan teka-teki yang lisa berikan.

Akhirnya jam kuliah pun telah berakhir karena Lisa dan Sania satu kelas mereka bisa berbarengan menuju taman dekat kampusnya.

sesampainya ditaman lisa menceritakan keluh kesahnya bahwa iya telah disakiti oleh seorang laki-laki.

"Aku di khianati San"

"Bagaimana itu bisa terjadi lis..?" Tanya Sania penasaran.

"Dia tega menduakanku" jenngggg....seketika sania kaget mendengarkan cerita dari lisa

"Kemaren kamu keliatan bahagia ketawa-ketawa kok sekarang kayak gini"

"Sebenarnya aku udah deket sama dia 2 bulan yang lalu dan kita pacaran udah 3 minggu"

"Itu mengapa aku tak pernah mengambil pusing soal cinta dan Ayahku juga melarang,aku tak ingin waktuku terbuang sia-sia hanya untuk cinta yang belum halal.
Biarkan cinta datang sesuai waktunya" lagi-lagi nasehat bijak sania pun terlontar dari mulutnya dengan bahasa puitis.

"sekarang hapus air matamu Lis jangan sampai air matamu pun ikut terbuang sia-sia hanya untuk menangisi laki-laki yang belum tentu ia juga merasa iba padamu" sembari menyodorkan tisu yang ia ambil dari dalam tasnya.

"Dan mungkin ini bentuk dari cara Allah menjauhkanmu dari cinta yang salah.Ayolah Lisa semangat jangan sedih gini" nasehat Sania lagi.

"makasih nasehatnya sania ku sayang....." sambil memeluk sania dengan hangat.

"Iya sama-sama"

"aku beruntung punya teman sebaik kamu" sahut Lisa

"Aku juga beruntung punya temen sebaik kamu,kita saling melengkapi yah"

"Satu hal lagi Lis... jangan menangisi laki-laki yang belum halal untuk kita"

"Iya San aku udah ikhlas kok"

"Dan janganlah kamu mendekati zina,sesungguhnya zina itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk."
(Q.S Al-Isra : 32)

keduanya begitu dekat karena memang sudah bersahabat sedari kelas 1 SMP.

Akhirnya lisa pun tak berlarut-larut dalam kesedihan walaupun ada sedikit rasa kecewa yang masih tertanam dihatinya.

Namun ia harus terlihat lebih semangat untuk menjalani hari-harinya seperti biasa tanpa memikirkan lagi sakit hatinya.

"Tersadarlah bahwa bertahan dalam ruang kecewa hanya akan memperburuk keadaan tak menambah langkah untuk menitih masa depan sekedar meratapi tanpa maju"

Sania dan lisa pun memutuskan untuk pulang kerumahnya masing-masing.

Karna lisa sudah memberikan jawaban dari teka-tekinya.

"Eh udah sore yak..." Tanya Sania

"kita pulang yuk Lis udah lama ada disini takutnya ibu cemas nyariin aku soalnya belum izin tadi"

"Maaf yah"

"Gak ada yang perlu dimaafin Lis kamu gak salah kok"

"Soalnya aku kelamaan curhatnya"

"Udah...udah...gak apa-apa kok"

"Ya udah kalo gitu ayo san kita pulang"

Mereka berdua beranjak pergi meninggalkan tempat duduknya.

"Jangan sedih mulu ya...semangat!! Hehe " support Sania untuk Lisa

"Iya ini udah nggak kok"

"Hehehe..." Lisa dan Sania tertawa bersama

Lisa aja udah ikhlasin mantannya,kamu kapan?

Hehehe :) canda lah

Jangan lupa vote dan komennya yah...
Biar Author semangat nulis...






SKRIPSI dan RESEPSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang