#17 | Miss McDonie

1.8K 322 79
                                    

Ruangan serba hitam – merah, lantai karpet dengan gambar tanduk banteng hitam dan tulisan Black Warriors berwarna merah sebagai logo, bangku-bangku yang tersusun rapih sesuai dengan loker, sofa dan meja kecil di tengah ruangan, serta 2 televisi di...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan serba hitam – merah, lantai karpet dengan gambar tanduk banteng hitam dan tulisan Black Warriors berwarna merah sebagai logo, bangku-bangku yang tersusun rapih sesuai dengan loker, sofa dan meja kecil di tengah ruangan, serta 2 televisi diatas pintu masuk otomatis, yang hanya terbuka dengan sensor mata dan suara.

Ruangan itu adalah ruang loker milik Black Warriors, tim bisbol kebanggaan British International School (Bricool).

Suasana tampak tentram, hanya ada suara salah satu televisi yang menyala dengan 4 orang penonton—yang tidak benar-benar menonton—duduk dan berbaring di atas sofa. Satu diantara mereka adalah perempuan.

"It's D-5, time passes so fast." ujar siswa dengan nametag bertuliskan 'Eric Son' di dadanya.

Tiga temannya menaruh perhatian pada ujaran Eric, belakangan bahasan tentang turnamen menjadi konteks yang sangat menarik untuk mereka.

"That's good, can't wait to play with my sweetie Pillow." balas Roy Wang, pemuda Chinese yang menamai bat putih kesayangannya dengan Pillow.

Hwall dan Lee Chaeyoung menyetujui ujaran Roy, karena mereka juga tidak sabar untuk mengakhiri peperangan ini.

"Honestly, I'm a bit worried about Felix." Hwall menaruh ponselnya di atas meja, merendahkan suaranya, karena objek yang ingin ia bahas ada di rest room—walaupun ruangan itu kedap suara.

"Emang kenapa?" tanya Chaeyoung dengan Bahasa Indonesia, otomatis ikut merendahkan suara.

Memang hanya Chaeyoung yang cinta Bahasa Indonesia walaupun Bricool menggunakan English sebagai bahasa sehari-hari.

"I think he was truly interested in that girl," balas Hwall, yang memang paling dekat dengan Felix. "That's not good for us."

Mereka terdiam, sepertinya Felix memang mulai terbawa perasaan. Bisa dilihat dari Felix yang sejak kemarin menjemput dan mengantar gadis itu ke Cimut dan ke rumahnya.

"Susah emang hati cowok setia kalau udah disakitin, poor our baby Aussie."

KLIK

Suara pemindai sensor pintu masuk menarik atensi para pendekar hitam Bricool, pandangan mereka lurus pada satu titik hingga presensi gadis cantik menyapa indera penglihatan mereka.

Nona McDonie berkacak pinggang satu langkah di depan ambang pintu yang mulai menutup otomatis.

"Where's Lee fucking Yongbok?!"

🐯

Kotak makan cokelat – merah seolah pajangan terabaikan di atas meja kosong, yang mana si pemilik meja lagi-lagi bolos sejak jam pertama.

✔ Tiger 9 | Hyunjin X NakyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang