#18 | Apa Kabar?

1.6K 330 92
                                    

TAK!

Kepulan asap dari secangkir cokelat hangat yang baru saja diletakan diatas meja semen menari di udara.

Pelakunya menyandarkan diri pada pagar dinding pembatas seraya menatap pemuda lain yang tengah memejamkan monolidnya diatas bangku semen.

"Minum kopi lu buruan kampang, seenak bibir jeding lu nyuruh gua bawa air panas pake gelas plastik dari kantin ke atap gedung seni, panas!" sewot Jisung.

Hyunjin--lawan bicaranya--membuka mata, lalu menegakkan tubuhnya.

Mereka sedang di atap gedung seni, seperti apa yang Jisung katakan. Apalagi kalau bukan tempat bolos Hyunjin hari ini?

"Nyet, kopi apaan cokelat gini? Liat pake mata kepala jangan mata kaki!"

"Bodo ah, masih mending gua bawain, ganti itu duit gua goceng." balas Jisung sambil berbalik membelakangi kawannya, menatap lapangan tenis outdoor di bawah sana, tempat para siswa berlalu-lalang, karena sedang jam istirahat. "Kata Seoyeon ga baik minum kopi, nanti kena maag."

"Tai, bucin."

"Lu ga tau sih gimana rasanya sayang banget sama cewek, Jin."

Hening.

Jisung masih fokus menatap ke bawah, sementara Hyunjin berusaha tak acuh dan mulai menyesap cokelat hangatnya.

"Kelar turnamen kita udah UAS loh Jin, dan lo udah bolos hampir seminggu ini, lo gila ya?" Jisung mulai ceriwis lagi. "Perlu gua pinjemin duit buat beli otak baru?"

"Berisik amat sih jir, kalah aja cewek cewek gua mah."

Jawabannya pasti begitu, Jisung tahu.

"Lu gak kangen Nakyung? Gak penasaran gimana kabarnya?"

Masih menatap lapangan, menangkap sosok gadis terpenting bagi Hyunjin yang tengah berlarian bersama dengan gadisnya dan beberapa teman mereka.

"Emang gua ada hak buat kangenin dia?"

Jisung menoleh, mendapati Hyunjin sudah kembali ke posisi awal. Berbaring diatas bangku semen, dan memejamkan monolidnya.

"Nakyung juga berhak bahagia 'kan?" tambah Hyunjin.

🐯

Nakyung menatap arloji putih yang melingkar di pergelangan tangan kiri, tepat pukul 4 sore. Felix janji akan menjemputnya hari ini, tapi ia bilang sedikit terlambat karena harus ikut briefing bersama Black Warriors yang terakhir sebelum final.

Duduk di bangku halte yang kosong, tidak ada siapapun selain dirinya.

Nakyung menatap pantulan dirinya pada pipa stainless pinggiran bangku besi. Nakyung mulai menikmati hari-hari barunya, kebiasaan baru, duduk disini, menunggu Felix datang.

Meski begitu, terkadang ia tetap rindu kebiasaan lamanya; menunggu Hyunjin latihan sepanjang hari bahkan hingga larut malam.

"Apa kabar, Jin?"

Rahangnya terangkat menatap langit sore yang redup, seolah memantulkan warna harinya belakangan ini, sendu, walau sedikit berwarna berkat Felix.

Meski belum dapat mengganti warna yang selalu Hyunjin berikan, Nakyung masih memberi kesempatan untuk Felix, dan tetap memilih berusaha melupakan Hyunjin.

✔ Tiger 9 | Hyunjin X NakyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang