Sesampainya di rumah aku menarik nafas dalam-dalam sambil duduk di atas sofa panjang. Sambil membayangkan kan wajah laki-laki yang menatapku dengan tatapan yang berbeda, tidak seperti orang yang menatapku dengan tatapan aneh.
" De kenapa ngelamun gitu? Ada masalah?" Sahutnya pelan
" Eh Kaka udah pulang, engga ko aku cuma kecapean aja" sambil mencium tangannya
" Iya hari ini Kaka pulang cepet soalnya Kaka ga latihan, yaudah kamu makan dulu ya nanti mandi"
" Iya Kaka sayang, yaudah aku ke kamar dulu ya"
Angin malam membelai rambutku menciptakan kedamaian, angin seolah berkata untuk tetap tegar. Saat ku tatap langit, tak ada bintang yang menghiasi langit yang terlihat hanya ada bulan.
"Huaaaaah.... Udah ngantuk, pr udah beres tinggal besok berperang otak dengan ulangan matematika" gerutu pasrah.
Dengan sekejap aku tertidur pulas, dalam hati kecilku aku sangat khawatir dengan hati esok.
***
Matahari belum menampakkan sinarnya di ufuk timur, ia masih malu-malu untuk bersinar. Tapi aku sedari tadi sudah sibuk bersiap untuk pergi ke sekolah.
" Kaka udah belum sih lama banget deh, aku udah lima menit nunggu belum jalan juga "
" Udah ko bawel, yaudah masuk mobil dulu Kaka mau cek pintu dulu" tersenyum lebar
" Ayo dong ka "sahutku ketus.
Di perjalanan, tak ada pembicaraan aku sibuk dengan Buku pelajaran matematika Utuk menghafalkan rumus matematika.
" De, maaf ya nanti beberapa Minggu ke depan Kaka pulang nya telat soalnya kakak bakal lembur terus" cerita Anggara bimbang.
" Iya gapapa, aku ngerti ko ka. Maaf ya kalo karena aku Kaka jadi harus kerja lembur " jawabku lirih.
" Ih ko gara-gara kamu, kakak lebur tuh buat bayar cicilan mobil hahahaha jangan GR deh"
" Aaaaarrrrrgggghhh kakak jahat dikira tuh karena aku " menggembungkan pipiku yang memerah karena kesal.
" Hahaha udah deh Jangan kaya gitu kalo kamu kaya gitu kakak ga kuat liatnya " tertawa terbahak bahak sesekali melirik bulan.
Sesampainya di sekolah aku berpamitan pada kakak dan bergegas masuk ke kelas. Aku tidak mau terlambat karena hari ini ada ulangan matematika.
" Hey ulan " sahut Nana.
" Hey " jawabku singkat.
" Hey cupu " ledek seorang wanita yang bernama Rahma. Rahma adalah musuh bebuyutan ku dari kelas X.
"Hey cemong pagi ini bedaknya ketebelan yah " jawabku sinis
Tak sempat membalas guru matematika sudah datang dan telah siap membagikan kertas ulangan
Untung saja hari ini aku sudah siap dan sudah menghafalkan rumus tetapi tetap saja aku merasa gugup 'batinku berbicara'
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Dan Bintang
Teen FictionHidup bukan hanya tentang kebahagiaan ada kalanya Kekecewaan akan menerpa perjalanan hidup, maka kamu harus bersiap untuk mencari cara bagaimana kamu tetap tegar. Ini kisah tentang persahabatan dan percintaan yang mungkin pernah terjadi pada kalian...