Setelah siap aku dan bintang bergegas pergi, entah apa yang dia rencakan aku harap hari ini bisa menjadi hari yang indah. Aku akan memberikan diri untuk bertanya tentang wanita yang selalu mengagumi bintang di sekolah.
" Bintang, pengen nanya boleh? " Ucapku pelan.
" Boleh " jawabnya sembari menyodorkan sebuah helm berwarna biru.
" Kok cewe di sekolah ga ada yang negur aku sih? Padahal mereka tau kamu deket sama aku ya walaupun kita cuma temenan tapi gimana ya, pasti mereka iri dan bakal ngelabrak aku kalo mereka tau kita jalan berdua " tanyaku antusias.
" Jawabnya nanti aja ya, lagi mengendarai motor nih "
Kini aku dan bintang memilih membisu entah apalagi yang harus aku pertanyakan, aku sibuk dengan pikiran yang selalu menemaniku dan entah apa yang di pikirkan bintang.
" Bulan kita sudah sampai " sambil menghentikan motornya dengan pelan.
" Taman? Kenapa harus ke taman? " Tanyaku heran.
" ya mau kemana lagi mau ke rumah gue? Atau ke tempat lain? " Tanyanya sambil duduk di taman.
" Ih engga, kita di taman aja ya kali aku kerumah kamu sih ? Nah loh ko gue jadi aku akuan gini ya " menggaruk tengkukku yang tidak gatal sama sekali.
" Gapapa gue lebih suka Lo kaya gitu, bulan Syahnaz Sadiqah gue butuh lo, butuh saran dari Lo gue mah ceritain tentang masalah gue " menggenggam tanganku erat.
Lagi-lagi bintang menggenggam tanganku seperti ini, dan aku sangat kaget dia memanggilku dengan panggilan namaku yang lengkap.
" Bintang Lo ko mau sih cerita ke gue? Kita kan baru kenal? Dan Lo ko bisa tau nama lengkap gue? Sambil mengerutkan keningku.
" Haha sekarang Lo jadi bawel ya " sambil tersenyum manis. " Karena gue percaya, karena lu beda dari yang lain gue udah merhatiin Lo udah lama sejak pertama kali kita ketemu dan karena kita satu eskul jadi gua tau tentang Lu tapi lunya aja ga pernah merhatiin gue dan gue suka sama Lo " sambil menatap wajaku seakan-akan matanya mengatakan sejuta kata yang tidak aku mengerti.
" Kan ketularan lu, gue kaya alien gitu atau gue cupu atau gue keliatan abstrak? Haha boongan aja sih lu mah gue ga percaya ya kali seorang bintang suka sama cewek jutek bernama bulan? Iya gue inget kita satu eskul tapi gue ga mau kalo ada orang yang ngerasa di perhatiin sama gue. Gue tau lu bercanda, cerita aja gue bakal jadi pendengar setia " sambil tertawa kecil.
" Lu ga percaya? Lu itu Oneng ya, bukan kaya gitu tapi lu tuh ga lebay kaya cewe di sekolah, emang gue suka sama Lo gue suka sama Lo bukan karena lu cantik tetapi lu punya point yang sangat gue suka, gue ga bakal ceritain sekarang supaya si oneng ini penasaran " perlahan melepaskan genggamannya.
" Engga lah gue ga percaya, lah kan setiap orang beda-beda bintang antonio hahaha baru kali ini ada cowo yang bilang gue cantik Kakak gue aja ga pernah tuh muji gue kaya gitu " sambil tertawa terbahak bahak.
" Gue suka Lo gue suka dengan penampilan polos Lo, Lo itu cewe yang sederhana dan ga terlalu banyak gaya, gue mau jadi pacar Lo " sambil memberikan sebatang kayu kecil.
" Nah loh maksud nya apaan nih? Aduh gue masuk jebakan ya dimana nih kamera nya buat apaan lagi nih kayu? "Mengerutkan dahi ku.
" Gue serius, kalo lu mau jadi pacar gue patahin tuh kayu kalo ga Nerima gue patahin juga tuh kayu "
Aaaaarrrrrgggghhh aku harus jawab apa? Aku bingung dengan keadaan yang tidak tepat dan kenapa denganku aku menjadi gugup dan sepertinya wajahku mulai memerah seperti kepiting rebus.
Dari arah lain ada yang memanggil namaku dengan kencang membuatku refleks untuk mencari asal suara itu, ternyata ada seorang wanita berbaju merah menghampiri diriku dengan wajah penuh amarah.
" Bulan Syahnaz Sadiqah, si cewek cupu ga tau diri Lo ya deketin gebetan gue Lo tuh ga pantes buat bintang yang derajatnya lebih tinggi dari lo! " Sambil menarik lenganku dengan kencang.
" Bentar ya bulan " sambil mengelus pipiku dengan lembut. " sorry sejak kapan gue jadi gebetan Lo? Dan jangan pernah ngehina pacar gue di depan wajah gue kalo Lo ngehina pacar gue lagi.... Lo tau akibatnya " lanjutnya bicara dengan penuh penekanan.
" Bintang Lo... Jahaaaat, dasar cupu! Gue kecewa sama Lo bintang! " Sambil menarik tangan ku kencang.
Dengan sigap aku menangkis tangannya yang hampir saja mengenai pipiku yang chubby dan dengan refleks aku menarik tangannya. Sebenarnya aku merasa bersalah melakukan ini kepada wanita berbaju merah tersebut.
" Aaaaarrrrrgggghhh sakit! Anjir cupu lu berani sama gue!! " Sambil merintih kesakitan dan berjalan pergi.
" Maafin gue, gue ga sengaja " sahutku sambil berlari kecil.
" Udah biarin dia pergi, susah sih sama anak taekwondo tangan nya udah refleks aja apa lagi kakinya hehe " sambil menarik tangan ku pelan.
" Gue ngerasa bersalah, makasih buat hari ini gue udah tau tentang Lo! Gue ga mau jadi pacar Lo urusin dulu cewek-cewek yang ada di kehidupan Lo! " Sambil berjalan menjauhi bintang " gue mau pulang gua udah puas buat hari ini " sahutku ketus.
" Bulan dengerin gue dulu " sambil berlari kecil untuk mengikuti langkah kakiku.
Tuhan hatiku kecewa, kenapa hari ini aku terus-menerus di beri kesedihan yang amat dalam? Air mataku sudah tidak terbendung lagi dan kaki ku terasa lemas dan aku harap di sini ada kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Dan Bintang
Teen FictionHidup bukan hanya tentang kebahagiaan ada kalanya Kekecewaan akan menerpa perjalanan hidup, maka kamu harus bersiap untuk mencari cara bagaimana kamu tetap tegar. Ini kisah tentang persahabatan dan percintaan yang mungkin pernah terjadi pada kalian...