" atas kejadian ini saya kecewa sama kamu bulan, kamu anak baik tapi kenapa kamu harus membully Rahma dia hanya mengingatkan kamu agar masuk sekolah " sambil menatap wajah ku.
" Ibu saya ga ngelakuin itu, saya hanya kesal karena dia menarik tanganku dengan kencang tolong ibu dengarkan penjelasan dari saya ibu jangan memihak satu orang dan langsung menyimpulkan yang ibu anggap benar " sahutku pelan
" Anwar kamu boleh masuk kelas " sambil menunjuk ke arah pintu.
Anwar hanya mengangguk sambil mencium tangan Bu Desi dan bergegas pergi. Setelah anwar keluar ruangan aku menceritakan tentang kejadian ka anggara dan menceritakan semua yang terjadi tadi sampai selesai. Bu Desi hanya mendengarkan dan berusaha mencermati cerita yang aku ceritakan dan setelah aku selesai berbicara Bu Desi mulai memberikan beberapa saran untuk menguatkan diriku.
" Maaf bulan, ibu sudah egois tapi tetap saja kamu salah dan kamu harus ibu skors dari sekolah selama satu Minggu, semoga kamu kuat untuk menghadapi cobaan yang tuhan berikan kepadamu " menghela nafasnya " kamu bisa kembali ke kelas dan menghadap ke kepala sekolah untuk memberikan keterangan "
" Baik bu, terimakasih Bu telah mendengar cerita saya " sambil mencium tangan dan bergegas pergi.
Tak terasa bel sekolah berbunyi menandakan siswa untuk pulang, tetapi urusan ku di sekolah masih belum selesai, aku baru ingat bintang masih ada di rumah tanpa berfikir panjang aku menyalakan data internet yang sedari tadi sengaja aku matikan.
Bintang ganteng :*
Kamu jahat ih ninggalin aku, aku kan mau jagain kamu😔Kamu mah aku tuh khawatir sama keadaan kamu, gimana di sekolah lancar ga? Maaf ya aku ga bisa nemenin kamu oh iya tadi ada telpon dari bibi kamu dari Bogor katanya lusa bakal ke rumah.
Kamu ko off😣😣
Bulan🙄
P
P
P
P
P
P
Banyak notifikasi telpon tak terjawab dari bintang dan banyak notifikasi pesan singkat dan pesan WhatsApp yang berjejer rapi di layar handphone ku. Tetapi hanya sebagian saja yang aku baca, ada 100 lebih pesan WhatsApp dan SMS yang masuk dari Nana maupun dari baby.
" Assalamualaikum pak " sambil mengetuk pintu ruangan kepala sekolah.
Dengan gugup aku masuk ruangan yang tak ditutup dan hanya ada kepala sekolah dan ada Bu Desi yang sudah mendahului ku masuk ke ruangan pak Kashmir.
" Ada apa pak, Bu? " Tanyaku heran.
" Saya sudah mendengar cerita kamu dari Bu Desi saya harap kamu bisa sabar atas kejadian ini tetapi bapak juga ga bisa 100% membenarkan kamu, kamu seharusnya tidak memukul teman mu sendiri itu perbuatan yang tidak benar dan karena kamu sudah tidak hadir tanpa keterangan yang jelas bapa skors selama seminggu maaf ini sudah menjadi ketentuan dari pihak sekolah "
" Tapikan aku sakit pak bukan keluyuran kemana-mana " sahutku pelan.
" Bulan ini sudah jadi ketentuan sekolah " ucap Bu Desi.
" Baik bu, dari kapan saya di skorsing? " Ucapku lirih.
" Besok " jawab pak Kashmir.
" Kamu boleh kembali ke kelas, sekarang sudah jam pulang "
" Iya pak, makasih pak Bu " sambil mencium tangan mereka bergantian.
" Wassalamu'alaikum " sambil berjalan keluar.
Sudah cukup kejadian demi kejadian aku lewati, tapi hati ini harus tetap kuat Aku yakin dengan adanya kejadian ini aku bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
***
Sesampainya aku di rumah, aku langsung melepaskan sepatu ku dan langsung merebahkan tubuhku yang lemas di sofa. Memikirkan beban yang harus aku tanggung sendiri bagaimana cara untuk tetap bertahan hidup dan bagaimana cara untuk membayar biaya sekolah dan dari mana aku mendapat makanan banyak pertanyaan yang membebani kepalaku seakan-akan kepala ini terasa sangat berat sampai-sampai aku tidak bisa mengangkat tubuh ku sendiri.
Saat aku masih memikirkan apa yang harus aku lakukan untuk kedepannya dan untuk keberlangsungan hidup ku tiba-tiba bel berbunyi bekali-kali.
" Masuk aja sih ga di kunci tau " sambil mengeraskan suara ku.
" Assalamualaikum " ucapnya pelan.
" Astaghfirullah gua kira Bintang " aku tersentak saat melihat seorang lelaki yang masuk ke dalam rumah itu ternyata Anwar.
" Ya ampun bulan, kaya liat hantu aja sih " ucapnya kaget.
" Gue kaget, gue kira bintang " sambil menghampiri Anwar yang masih di ambang pintu.
" Di luar aja ya " sambil berjalan keluar.
" Tadi guru itu ngomong apa aja? Lo di skorsing? Terus Lo gimana? '' mengerutkan keningnya.
" Ga gimana-gimana " jawabku singkat
" Udah ya gue mau tidur siang, maaf ya bukan ngusir tapi gue pengen sendiri makasih ya udah datang ke rumah " sambil tersenyum simpul. " Tapi ko Lo tau alamat rumah gue sih ? " Baru menyadari bahwa Anwar Zahid bisa tau alamat rumah ku.
" Gue aja tau makanan kesukaan lu, GPS lo nyambung ke hp gue, jadi gue tau Lo ada dimana " tersenyum manis.
" Kamvret kau cacing tanah albino ! " Ucapku ketus dan tanpa pamit aku langsung masuk ke dalam rumah dan menguncinya rapat-rapat.
" Dasar musang berkepala batu " sahut nya kencang.
Ya ampun dasar berang-berang berbulu tupai, masih saja memakai panggilan itu untuk mengejekku tapi aku cukup terhibur, aku jadi teringat bintang apa dia sendang sibuk ya baby sama Nana gimana ya yaampun aku sampai lupa mereka, tadi mereka kan menghubungi ku tapi aku lupa menyimpan handphone ku Dimana haduh dasar pelupa baru saja beberapa menit aku meletakkan handphone yang aku letakan di meja tapi entah dimana aku harus mencari nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Dan Bintang
Teen FictionHidup bukan hanya tentang kebahagiaan ada kalanya Kekecewaan akan menerpa perjalanan hidup, maka kamu harus bersiap untuk mencari cara bagaimana kamu tetap tegar. Ini kisah tentang persahabatan dan percintaan yang mungkin pernah terjadi pada kalian...