" Bintang ga bakal ninggalin sang bulan " menariku dengan pelan dan memeluk tubuh ku erat.
Aku hanya terdiam tanpa berkata apapun dan aku tidak membalas pelukannya dan berusaha melepas pelukan hangatnya, akhirnya aku bisa terbebas dari pelukannya jujur pelukannya membuatku nyaman tetapi mengingat kejadian tadi membuatku enggan berlama-lama berada di pelukan hangatnya
" Bulan Syahnaz Sadiqah, tolong jangan pergi dulu bintang tidak akan bisa bersinar jika tanpa bulan yang membantu menyinari bintang " sambil menghapus air mataku dengan kedua tangannya yang hangat.
Aku hanya membisu dan aku hanya bisa menendang nya dengan keras, tetapi bintang tidak membalas nya bintang hanya mengerutkan dahinya. Dari kejauhan aku melihat seorang lelaki yang seperti Kaka dan saat aku mendekat dan benar saja itu kakak ya tuhan kebetulan sekali aku bisa pergi meninggalkan bintang.
" Kakak, bawa aku pulang cepat jangan banyak tanya nanti aku ceitain semua! " sambil memeluknya erat.
" Ya ampun ada apa sih, gimana mau nganterin kamu pulang kalo kamu meluk kaya gini? Yaudah bentar ya kakak bilang ke teman kakak dulu " sambil menelfon seseorang yang entah siapa.
" Pake nih helm " sambil memberikan helmnya.
Dari sebrang sana bintang hanya memperhatikan ku dengan mengerukan dahinya dan entah apa yang dia pikirkan tentang kak Anggara, di perjalanan pulang aku hanya membisu dan menangis tanpa suara.
" Tunggu dulu " sahut kak Anggara mengentikan mesin motor
" Iya kak " jawabku singkat
Aku hanya diam, entah kenapa hatiku hancur ketika ada wanita yang mengaku sebagai gebetannya padahal itu hanya gebetannya tetapi entahlah aku bingung untuk menjelaskan secara detail nya, lima menit aku menunggu kakak dan akhirnya Kakak datang membawa dua buah eskrim rasa coklat.
" Nih supaya mood nya bagus lagi " sambil memberikan eskrim.
" Makasih, kak ko bawa motor? Kenapa ga bawa mobil? Ini motor nya bang Indro kan? "
" Iya, abisin dulu aja bentar lagi nyampe rumah kan nanti Kaka cerita juga tentang bang indro " sambil melahap eskrim.
" Iya kak " jawabku singkat
Di perjalanan pulang aku merasa lebih tenang dan sesampainya di rumah aku terheran-heran melihat ada dua motor yang terparkir di garasi dan aku melihat helm berwarna pink milik Nana.
" Ada apa ini ? " Tanyaku heran.
" Selamat ulang tahun kami ucapkan selamat panjang umur kita doakan... " Menyanyikan lagu dengan bersamaan.
" Potong kuenya potong kue nya sekarang juga " sambil menyodorkan kue yang bertuliskan namaku.
" Ada apa ini ? Kakak, Nana, baby kalian bikin ini untuk ku? Ya ampun aku speechless " sambil menangis terharu dan bahagia semua rasa menjadi satu.
Ya Tuhan saat aku hancur kau memberikan aku kebahagiaan yang sangat istimewa dan saat ini aku melupakan kejadian tadi siang yang membuat hatiku terluka.
" Bulan maaf ya aku egois, aku lebih mementingkan temen-temen di club eskul aku dan kamu sering aku diemin maaf ya aku yang salah baby udah ceritain semuanya " memeluk tubuh ku erat.
" Makasih ya kalian, iya Nana aku juga minta maaf aku juga egois "
Kami berempat saling berpelukan erat, dan saat itu juga aku merasa bahagia karena aku mendapat hadiah yang Takan pernah tergantikan. Aku Nana dan baby kini seperti kami yang dulu bercengkrama dan menceritakan hal-hal yang lucu. Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam baby dan Nana harus segera pulang karena sudah di telpon oleh orang tuanya masing-masing.
Saat baby dan Nana sudah pulang aku masih merasakan kebahagiaan yang tak pernah terbayangkan.
" Kaka ko bisa kaya gini sih? Ko aku lupa ya kalo hari ini ulang tahun "
" Gimana kamu bahagia kan? Kaka juga bahagia, de Kaka sayang sama kamu kalo kakak pergi ninggalin kamu untuk beberapa waktu Kaka mohon kamu jangan sedih Kaka emang kakak yang ga berguna! De Kaka mohon kamu jangan benci Kaka Kaka mempunyai kesalahan yang mungkin ga bisa kamu lupain, di hari terakhir ini kakak mau bikin kamu bahagia, jujur de kakak kangen mamah sama papah cuma kamu yang kakak punya tapi Kakak udah ngehancurin diri kakak sendiri " ucapnya pelan seraya merintihkan air matanya.
" Maksud kakak apa? Kak jangan bikin aku takut Kaka kenapa? Aku sayang sama Kaka aku juga kangen sama mamah sama papah cerita kak ada apa? Aku ga akan marah sama Kaka apa lagi sampe benci Kaka itu mustahil "
Saat mendengar perkataan kakak seperti itu membuat hatiku melanda pilu, hati ini terasa tersayat-sayat kenapa harus seperti ini kesedihan dan kebahagiaan menjadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Dan Bintang
Novela JuvenilHidup bukan hanya tentang kebahagiaan ada kalanya Kekecewaan akan menerpa perjalanan hidup, maka kamu harus bersiap untuk mencari cara bagaimana kamu tetap tegar. Ini kisah tentang persahabatan dan percintaan yang mungkin pernah terjadi pada kalian...