Ahhh
Ahhh
Fasterr
Ahhh
Damn
AhmmmmRama terus memompaku dengan penuh gairah. Aku juga sudah mulai mengeluarkan keringat. Malam ini akan menjadi malam yang melelahkan.
"ramhhhh" desahku tak karuan.
Rama memompaku semakin cepat
Suara suara erotis sudah menyebar ke seluruh ruangan apartemen. Aku sudah tak tahan, aku mendapat orgasme pertamaku"ramhh, aku keluar, ahhhhh" jeritku tak karuan.
Tanpa menghiraukanku, Rama tetap memompaku, semakin cepat dan cepat. Sementara aku, aku hanya diam. Menikmatinya
"ahhhhhhhhhhhhh", desah Rama. Kemudian aku merasakan cairan hangat dalam vaginaku.
"OMG RAMAAA, kamu gapake kondom?" tanyaku kaget
"Ahh, iya lupa. Keenakan sih sayang", aku tak menduga dia sangat santai menjawabku. Masalahnya, aku sudah mendekati hari hari halanganku. Aku takut hari ini adalah masa suburku.
"Ram, kalo aku hamil gimana?" aku bertanya ragu.
"Gamungkin, tenang aja, kamu gaperlu kuliah jika kamu malu. Dan aku pasti bertanggung jawab. Semua bisa dibayar dengan tanggung jawab dan uang", ucapannya melegakanku, tapi tetap saja aku khawatir.
Rama masih belum mencabut penisnya dalam vaginaku. Perlahan ia gerakkan kembali penisnya
"Ram, penismu kok belum turun? Masih on aja", tanyaku bingung.
"entah, mungkin masih betah sama bidadariku." Ia terus memompa pelan, menggoyangkan pinggulku dan mencium setiap jengkal leherku.
"ahh hmmm shhh", aku mulai mendesah.
Rama melumat payudaraku ganas. Memilin dan mencubit puntingkuAku mulai menjadi nafsu kembali dan dia tetap bermain dengan kedua payudaraku. Pinggulnya bergoyang, menggesekkan penisnya dengan vaginaku.
"ahhmmm, Ramhh ini enak banget, gilaahhh", aku mendesah tak karuan. Kudapati puntingku sudah memerah dan tegang. Banyak kissmark juga di sana. Aku melihat Rama dengan tatapan nafsu.
Aku menarik pelan rambut rama dan meraihnya, melumat bibirnya lembut dan beralih ke telinga rama
"Ahhmm, kau tau titik sensitifku sayanghh", Rama semakin cepat menggoyangkan pinggulnya.
"Kau dalam masalah sayang", Rama melumat bibirku kasar, Ia juga meremas payudaraku ganas.
Rama memompa penisnya dengan sangat cepat, ganas, dan bergairah
Plak plak plak, lagi lagi suara itu yang kudengar.
Aku memejamkan mataku, pasrah. Aku menikmati setiap permainan yang kita lakukan bersama"Sayanghh, mengapa vaginamu selalu sempithh", Rama mendesah, merancau, akupun begitu.
"ahhhhhh", kami mendesah dengan sangat bernafsu.
Rama terus memompa dengan ganas. Aku rasakan bibirku seperti berdarah, karena aku bisa merasakan darahku sendiri menetes ke lidahku, tapi aku tak menghiraukannya
Kami tetap mendesah
"Ahhhh, aku keluar sayanghh" Ucap Rama dengan desahannya yang keras.Aku merasakan cairan hangat mengalir di vaginaku, bersamaan dengan berkedutnya penis Rama.
"hos hos hoshhh, Ramhh, aku capek", ucapku setangah terpejam.
Rama melumat bibirku, menjilat semua bekas darah di bibirku.
Seperti biasa, Rama tidak mencabut penisnya dan tertidur di sebelahku. Akupun terpejam di sampingnya.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex(y) Lady
RandomWARNING!!!!! HANYA UNTUK 18++ **CLOSE FOR UPDATE** SILAHKAN MEMBACA SERIES AUTHOR YANG LAIN