Abdil Aruna Paranggih

134K 861 9
                                    

Foreplay tetap berlanjut dengan permainan Rera yang sangat ganas. Ya, Rera sebenarnya tidak bisa menahan dirinya di saat mabuk walaupun ia tetap sadar bahkan sangat sangat sadar.

"Re, ayo main, gw udah gatahan", erang Abdil sembari menarik tubuh Rera yang sudah telanjang itu, membaliknya dan menindihinya seketika.

Rera mengalungkan tangannya di leher Abdil sembari memandang mata Abdil dalam dalam. Sedikit demi sedikit, pandangan Rera kabur dan tiba tiba saja Rera tak sadarkan diri.

"Re, lo kenapa? Re, Reraaaaa", Abdil berusaha membangunkan lawan mainnya, namun hasilnya nihil. Dengan frustasi, Abdil beranjak ke kamar mandi dan mengambil air untuk disiramkan ke wajah gadis cantik itu.

"Dil.....", panggil Rera lemas

"Apa? Lo kenapa tiba tiba pingsan si?" tanya Abdil kebingungan. Rera yang masih lemas tersebut menarik selimut, menutupi badannya yang tak dihinggapi sehelai benang apapun.

"Dil, maaf ya. Kata dokter, gw punya trauma yang tinggi, dan setiap gw trauma, gw pingsan. " jelas Rera singkat.

Abdil terdiam dan mengangguk angguk, mencoba memahami. Abdil membelai rambut Rera perlahan sembari tidur di sebelahnya.

"Re, will you be my girlfriend?", tanya Abdil sembari memandang mata Rera lekat lekat.

"Dil, lu nggak kecepetan? Kita baru ketemu beberapa hari lo", jawab Rera menyembunyikan semu merah di wajahnya.

"Justru itu re, gw gamau keduluan dapetin lu", jawab Abdil meyakinkan.

"Yaudah, gw mau Dil", jawab Rera sambil memeluk Abdil perlahan.

Malam itu tidak terjadi apa apa antara Rera dan Abdil.

A weeks later

kringgg

Rera: Halooo, apasi pagi pagi jugak

Abdil: Eh Ra, lu lupa ya lu sekarang ada janji sama gw

Rera: Janji apaan si dillll hoammmm (Rera menguap sambil mengucek matanya)

Abdil: Ini udah jam 8 ra, cepetan mandi, gw ke apartement lu 2 jam lagi. Awas belom siap jugak

Rera: Idih, iya iya bawel. Yang lain telpon pacarnya buat bilang selamat pagi, lu malah ngebentak gini. Males deh

Abdil: Ih, lu sensi banget si re. Lu pms ya?

Rera: Diem tuh mulut bego. Udah deh, gw mau mandi dulu. BYE

tuttt... *Telepon terputus

Rera bangit dari kasurnya, mengecek jadwalnya yang telah tertera dalam I-pad yang tidak pernah mati selama ia tinggal di appartement itu. Rera baru menyadari bahwa pagi ini Ia memang mempunyai janji dengan Abdil untuk pergi ke pantai. Ia meletakkan kembali I-pad tersebut dan segera menyalakan mesin pembuat teh hijau otomatis. Selagi menunggu alat itu menjalankan tugasnya, Rera meraih handuk biru kesayangannya dan langsung beranjak ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, Ia mengeringkan rambutnya sambil meminum teh hijau oleh oleh dari Dean, kakaknya tersayang yang baru saja datang dari Thailand. Setelah selesai siap siap, Rera dikejutkan oleh Abdil yang tiba tiba saja duduk di appartementnya tersebut.

"Eh gila lu ya, gw kira lu maling anjir", ucap Rera sembari duduk di sebelahnya.

"Ih pacar gw cantik banget. Baru selesai mandi ya?" Rayu Abdil untuk meredakan amarah pacarnya yang satu ini.

"Btw Re, ini ada oleh oleh dari gw", ucap Abdil sambil menyerahkan kantung yang penuh dengan beragam matcha kesukaan Rera.

"Huuu, ini kesukaan gw banget dil. Makasih ya", jawab Rera sembari mencium pipi Abdil.

"Eh, tapi ini apa? Ih apa maksud lo dil?" tanya Rera sambil mengangkat kondom yang ia temukan di dalam kantung tersebut sambil menahan tawanya.

"Itu si kalo lo udah siap. hehehehe, abisnya lo seksi sihhhh",  jawab Abdil. Tangan Abdil meraih leher Rera dan menariknya hingga Abdil dapat melumat bibirnya.

Ciuman itu berubah menjadi ganas. Abdil mendudukkan Rera dalam pangkuannya dengan tangan Abdil yang sudah nakal. Ia membuka baju Rera dan dengan paksa membuka bra hitam Rera. 

"Dil, katanya mau ke pantai ih. Jan disini dong aduh", keluh Rera. Dengan wajah yang terlipat, Abdil menghentikan aktifitasnya dan mempersilahkan Rera untuk berbenah diri kembali.

Beach

"Re, sini check in dulu", teriak Abdil saat Rera masih sibuk memandangi hamparan pantai di depannya.

"Ih ganggu mulu nih", gerutu Rera sembari menyusul Abdil. Mereka check in hotel untuk semalam karena Abdil tau bahwa jadwal Rera di fakultas kedokteran sibuk sekali.

Sesampainya di kamar, mereka merapikan barang bawaannya, ganti baju dan langsung menuju ke pantai lagi. Rera bermain di tepi pantai sementara Abdil hanya duduk di gazebo pinggir pantai, menikmati pemandangan buah dada Rera yang sangat besar. Sambil memperhatikannya, Abdil merasakan bahwa juniornya sudah keras. Tanpa basa basi, Abdil menghampiri Rera dan menggendongnya untuk kembali ke hotel.

"Dil, turunin anjir. Malu gw diliatin sama orang orang", teriak Rera di pintu kamar mereka

"Diem lu, tanggung jawab. Junior gw udah turn on gegara liat tetek lu", jawab Abdil sambil membanting Rera diatas tempat tidur

Abdil mencium Rera ganas dan ciuman itu diimbangi oleh Rera sambil diiringi oleh desahan Rera.

To be continued.....

Sex(y) LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang