Beach

118K 785 20
                                    

Rera POV

Aku dibawa Abdil menuju kamar yang telah kita check in sebelumnya. Aku digendong ala bridal style dan diturunkannya di atas tempat tidur king size. Untung saja hotel ini adalah salah satu hotel milik keluarga Abdil, jadi pengurus hotel tidak menghiraukannya.  Abdil mulai menciumiku ganas dan aku mengimbanginya. Aneh, rasanya bisa seenak ini. 

"Dillll, ehmmmm", erangku tak karuan saat Abdil mulai meremas payudaraku dengan penuh nafsu.

Abdil mulai membuka bikini hitam kesayanganku. Dan entah kenapa Abdil tidak bisa membuka kaitan bra hitamku ini, aku tertawa kecil sambil melihat mukanya yang kebingungan. Akhirnya, terpaksa aku membuka bra ku sendiri.

"Idih, belom pro nih ya", ejekku pada Abdil

"Diem lu, ngerusak momen aja", sahut Abdil dengan mukanya yang memerah

Abdil kembali meraba payudaraku yang terekspos, aku hanya diam dan menatap mukanya yang tegas, rahangnya yang kokoh, dan alisnya yang tebal. Ya, sekali lagi aku terpesona dengan Abdil.

"Re, ini gw mau make lo harus ijin dulu apa gmn?", tanya Abdil polos, namun mukanya masih menunjukkan bahwa ia berjuang mati matian menahan birahinya yang memuncak itu.

"Sejak kapan lo jadi softboy dil?", tanyaku bingung. Abdil memang terkenal playboy di kalangan wanita sekolahku dulu.

"C'mon, I'm not kidding man", jawabnya sambil memelas, seperti benar benar menderita dan ingin dipuaskan olehku.

"Okay dil okay, terserah lo mau pake gw apa kaga, lain kali gausa ijin juga gapapa", jawabku enteng. Aku melihat sorotan mata Abdil yang berbinar, seperti kucing yang minta diberi makan oleh tuannya.

"Re, love you", kata itu adalah kata terakhirnya sebelum ia menciumiku.

Abdil mencium mulutku perlahan, menikmatinya dan sesekali mencium pipiku juga. Tangannya tidak tinggal diam, dia meremas payudaraku pelan, seakan akan memang sengaja untuk membuatku nyaman. Aku menikmatinya, benar benar menikmatinya.  Hingga akhirnya ia meloloskan celana dalamku, membuatku telanjang bulat dalam dekapannya. Abdil mulai memegang vaginaku, meraba lembut dan memasukkan dua jarinya tanpa melepas ciumannya di mulutku, namun aku sudah tidak kuat lagi, aku mendesah kenikmatan, memaksa ia melepaskan ciumannya. Aku memandangi abdil dengan tatapan ganas, seakan akan memang ingin segera memangsa Abdil.

"Ahhh, dill, masukin aja ituuu, ahh hmmm ahh", desahku tak tahan

"Dasar, ga sabaran banget si", jawab Abdil

Abdil mengeluarkan jemarinya dari vaginaku, dan mulai memegangi penisnya, menempatkannya di mulut vaginaku, dan mulai memasukkannya perlahan.

"Gila, lo sempit banget Re", teriak Abdil tidak percaya

"ahhhh dil, ahhmmm", Abdil mulai memaju mundurkan badannya dengan matanya yang tegas menatapku.

"plak plak plak plak plak ahh shhh mhh", suara desahanku yang tidak bisa ku kontrol dan suara senggama kami mulai memenuhi ruangan, dan kami sangat menikmatinya.

"Dill, ahhhhh hmm", desahku sambil memegang pipinya, aku menciumnya dan membalikkan posisinya

"I like this girl", ucap Abdil sambil memainkan payudaraku. Aku memaju mundurkan badanku secara cepat, membuat Abdil yang ada di bawahku berekspresi kenikmatan.

"Gila re ahhh mhhh lo enak bangethmmmm", gumam Abdil yang tetap saja memainkan payudaraku.

"Re, reee, cabut reee ahhhh", Abdil mendorong tubuhku perlahan, ya aku tau bahwa Abdil tidak memakai kondom dan Abdil tidak ingin aku hamil di luar nikah. Abdil menyemprotkan spermanya tepat di wajahku. Aku pun tersenyum sambil menatapnya.

Hari mulai gelap, aku membersihkan wajahku, memakai baju tidur, dan merebahkan badanku di sebelah Abdil yang ternyata sudah tidur terlebih dahulu dan tidak menggunakan sehelai benang apapun. Aku tersenyum memandangi wajahnya yang sangat menawan, sangat cocok untuk pengantar tidur. Aku mencium pipinya sambil berkata "I love you dil", lalu aku tidur di sebelahnya sambil memeluknya.

*************
05.00 a.m

Author pov.
"Hoammm", abdil menguap dan membuka matanya perlahan, dilihatnya tubuh Rera disampingnya, sangat menggemaskan. Abdil tidak tahan melihat Rera yang tertidur pulas dan segera memeluknya dari belakang. Abdil menciumi pipi Rera tanpa henti hingga membuat Rera terbangun dari mimpi indahnya.

"Dill, ada apaaa", tanya Rera polos, sambil berusaha membuka matanya yang masih berat.

"Re, lo mau ga jadi pacar gw?" tanya Abdil yang masih melingkarkan lengannya di dada Rera

"wait, serius lo?" tanya Rera terheran heran sambil membuka matanya lebar lebar

"Iya re, gw serius, sebenernya gw suka lo udah lama banget re, tapi lo keburu pacaran sama si Rama sih", jawab Abdil enteng.

Seketika Rera menjadi pusing, ia memegangi kepalanya, rasanya seperti beberapa memori memaksa untuk diingat kembali. Namun Rera tidak ingin menunjukkan bahwa ia tidak dapat mengingat apapun soal Rama.

"Iya dil, gw mau jadi pacar lo", jawab Rera sambil memutar badannya. Sekarang mereka berhadapan, saling memandang, kemudian berpelukan.

Kringggggggg
"Re, itu alarm lo bunyi, emang ada apa ya alarm pagi pagi?" tanya Abdil penasaran

"Ya lord, dil, gw ada jam kuliah 2 jam lagi", jawab Rera panik

"Astaga, gw lupa kalo hari ini Senin", jawab Abdil yang sama paniknya dengan Rera.



To be continued

Hello guys, long time no see you :"(
Maapin ya, author jarang banget buka wattpad, kuliah online bikin kesibukan author jadi meningkat, ditambah depresi karena gabisa keluar rumah :(
Gimana ya, author suka keluar rumah si
Btw, thanks ya yang masih setia dan baca wattpad ini, dan akhirnya author bakal bikin QnA seputar cerita, ataupun kehidupan author. Silahkan tulis pertanyaan kalian di kolom komentar yaaa. Ntar kalo udah banyak pertanyaannya, baru thor lanjut ceritanya hihihi.

See you soon :)

Sex(y) LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang