Bab 2 - Toko Dempsey

14.1K 2.1K 137
                                    

• Nama Rose Fletcher berubah menjadi Ross Fletcher.

• Di Regulation of Vampire, Alice pergi ke toko buku dan membeli buku Sick, adegan ini berubah. Alice mendapatkan buku Sick dari Miss Murray—atas perintah Mr. Liberth—sebagai hadiah selamat datang.

• Saat Alice pertama kali bertemu Sean di kota, Alice melihat lebih dulu Sean berada di sebuah toko kuno bernama Dempsey dan membuat Alice juga tertarik untuk datang ke toko itu, sebelum Alice masuk, barulah dia bertabrakan dengan Sean. Sean sendiri sempat melihat Alice berada di seberang jalan—ia melihat dari jendela toko.

ฅ'ω'ฅ

Sebelum mereka tahu tentang dirinya, ia harus lebih dulu mencari tahu kebenarannya.

—ווח

HARI ini Alice bangun lebih pagi dari biasanya. Dua hari yang lalu Ross pulang dan memergokinya berada di ruang kerja Thomas, tapi untungnya Ross tidak curiga. Ross bilang, ia akan menetap lebih lama di Ashland. Ibunya itu memilih beristirahat sejenak dari sibuknya bekerja. Entah sampai kapan, Ross tak mengatakan lebih lanjut.

Alice senang, tentu saja. Ibunya bekerja terlalu keras dan menikmati hari libur adalah pilihan yang tepat. Sekarang Alice tak perlu lagi berada di rumah sendirian ketika hari Minggu datang. Dirinya bisa pulang dan akan ada Ross yang menyambut kedatangannya.

"Alice? Kau membuat sarapan?" Ross yang sedang menuruni tangga nampak melebarkan matanya ketika melihat Alice sudah ada di depan penggorengan. "Seharusnya Mom yang melakukan itu."

"Tidak Apa-apa, Mom." Alice melirik Ross sekilas. "Bukankah aku sudah biasa melakukan ini ketika tinggal di New York? Kenapa Mom terkejut seperti itu?" ucapnya disertai kekehan.

"Tapi tetap saja, ini hari liburmu. Seharusnya kau beristirahat atau bermain bersama teman-temanmu." Ross duduk di kursi meja makan dan memperhatikan Alice yang sekarang sedang meletakkan omelet di atas piring. Wanita dengan rambut coklat mahoni itu kemudian menopang dagu. "Omong-omong, bagaimana dengan sekolahmu? Lalu teman-temanmu?"

Alice tersenyum, mengingat ketiga temannya yang ia sendiri tak pernah menyangka bisa berteman dengan mereka. Meskipun Ana, Helen dan Lexi belum mengetahui tentang kemampuannya, tapi Alice merasa mereka tak akan berubah ketika ia mengatakannya nanti.

"Sekolahku baik-baik saja." Alice berjalan menuju meja makan sambil membawa dua piring berisi omelet. "Teman-temanku ...," Alice terdiam sejenak dengan kedua alis terangkat. "mereka juga baik," lanjutnya dengan senyum lebar.

"Sepertinya sesuatu yang menarik telah terjadi." Ross menatap putrinya dengan mata menyipit curiga. "Kau tidak mengatakan pada mereka tentang kemampuanmu, kan?"

Seketika Alice memutar mata malas. "Tidak, Mom. Mereka tidak tahu."

Ross justru terkekeh. "Baiklah kalau begitu, berarti semua baik-baik saja."

Sekarang giliran Alice yang memicingkan mata curiga. Namun, ia tak menanyakan apapun. Alice tahu, Ross menyembunyikan banyak hal darinya. Pertama, tentang kematian Thomas. Kedua, tentang kepindahan mereka. Lalu ketiga, tentang keluarga Salvatore.

Alice belum lupa fakta mengejutkan tentang marga Thomas. Sejak dulu, yang ia tahu, nama lengkap ayahnya adalah Thomas Fletcher. Namun, ternyata ia salah. Thomas Salvatore telah menjelaskan semuanya. Ross menyembunyikan kenyataan tersebut bertahun-tahun darinya, menutupnya rapat-rapat.

Nama Salvatore sangat terkenal di bangsa vampire. Baik Rod maupun Amber, mereka mengincar keturunan dari keluarga Salvatore. Ada sejarah yang menyebutkan bahwa bangsa Amber terlahir dari mantra sang penyihir. Penyihir terakhir yang pernah muncul mengubah vampire Rod menjadi Amber. Semenjak saat itu, kedua bangsa yang saling bermusuhan berusaha mencari sang penyihir—yang tak lain berasal dari keluarga Salvatore—untuk memperkuat kawanan mereka.

The Last OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang