4 (Revisi)

533 51 3
                                    

Raya meletakkan tasnya di basecamp, ia keluar untuk mengambil air minum yang ada didepan karena air yang ada didispenser basecamp cewek habis.

"Makasih yah sayang, udah bawain aku makan" ucap Mondy pada Tari-tunangannya.
Sejak beberapa hari syuting film (SHOOT!) dimulai baru kali ini Tari berkesempatan menemui tunangannya walaupun hanya sekedar mengiriminya makanan, pasalnya ia baru tau nama wanita yang menjadi pasangan Mondy, ia tak ingin memberikan celah mereka untuk berdua.
"Iya sayang, dimakan dong mie ayamnya... ini kan kesukaan kamu, apa mau aku suapin? Hmm?"
Tari menuangkan mie ayamnya pada mangkuk. Mondy tersenyum ia bahagia mendapatkan perhatian dari Tari, wanita yang penuh kelembutan.

Raya melihatnya.
Entah kenapa rasanya masih sakit, seperti membuka luka yang belum kering, perih.
Raya melanjutkan langkahnya untuk kembali ke basecamp cewek, tapi karena langkahnya yang begitu cepat karena ia tak ingin lagi mendengar kemesraan pasangan yang menbuatnya menahan air mata, tak semgaja ia menabrak crew yang berjalan lawan arah dengannya.
"Sorry... sorry" ucap Raya gugup, dan segera masuk basecamp, lebih tepatnya kamar.

Mondy melihat Raya. Ia terdiam sesaat, tapi kemudian ia menerima suapan dari Tari.

" Loe kenapa Ray?"
Tanya cindy yang juga menjadi pemain film (SHOOT!) ini.
"Gak pa-pa"
"Tapi muka loe kayak sedih gitu lho Ray"
Pintu terbuka.
"Haiii..., gue ganggu gak?" Gino teman Raya yang juga menjadi pembalap.
"Gue keluar dulu yah, bentar lagi giliran gue take" Cindy meninggalkan Raya bersama Gino.
Raya mengangguk.

"Ada apa Gin? Tumben amat loe kesini... ada angin apa?" Tanya Raya heran.
"Angin topan, sangkin kuatnya bisa bawa gue nemuin loe, bete gue lama gak ketemu loe" jawabnya terus terang.
Gino ini memang sudah lama menyimpan perasaan pada Raya, ia juga pernah sekali menyatakan perasaannya pada Raya, tapi raya menjawabnya dengan kata belum siap, Gino berusaha memahami. Dan itu tak berarti Gono berhenti berjuang untuk mendapatkan hati Raya, gadis manis cantik yang menjadi pujaan hatinya.
"Lusa juga gue ada balap kok"
"Loe ikut?"
"Iya dong, gue kan dapat ijin" jawabnya senang.
Pintu kembali terbuka,
"Ehm ehm! Ini ruangan khusus buat cewek, kalo mau pacaran diluar" ujarnya mengingatkan dengan nada juteknya.
Mondy!
Yup! Yang membuka pintu barusan adalah Mondy, ada tatapan tidak suka dari matanya.
"Santai aja bro... gue juga cuma bentar, cuma mau ngasih sesuatu aja buat Raya"
Gino membuka tas ranselnya, ada setangkai mawar putih yang ia beli tadi ditoko bunga khusus untuk Raya.
"Buat loe Ray, malem minggu besok dinner yah"
"Oke" Raya menyambut bunga dari Gino dengan bahagianya, walaupun ia belum bisa membuka hatinya untuk pria lain setelah Mondy, tapi ia sangat merasa senang dengan perlakuan manis Gino terhadapnya.
Gino berdiri diikuti Raya, "Gue cabut yah" pamit Gino.
"Ati-ati loe, jangan ngebut"
"Siap bos" Gino mengacungkan kelima jarinya membentuk hormat yang disambut senyuman dari Raya, senyuman yang sangat manis, dan itu bukan untuk Mondy seperti beberapa tahun lalu, disini Mondy menyaksikan senyum Raya untuk pria lain yang bukan dirinya.

"Rasanya aneh banget, gak rela liat senyum Raya buat cowok itu" batin Mondy gelisah.
"Temen gue udah pergi, mau ngapain lagi loe disini?" Jutek Raya.
Ya, Mondy sangat kecewa karena kini ia mendapatkan perlakuan cuek dan jutek dari Raya, semuanya tak lagi seperti dulu.
Tak ada jawaban dari Mondy karena ia langsung berbalik badan dan keluar meninggalkan Raya seorang diri.
" Aneh!" Batin Raya.

Semuanya tak lagi sama, seharusnya Mondy sadar itu, karena dia sendiri yang meninggalkan Raya karena Tari yang terus saja menjejalinya dengan ketidak-benaran bahwa Raya telah menduakan Mondy. Tapi setelah beberapa tahun mereka tak pernah bertemu ada kerinduan yang Mondy rasakan. Ia rindu dengan gadis cuek tomboy manis dan cantik, ia rindu dengan apa adanya Raya.

Tbc

Yeeeahhh.... 😀
Akhirnya next lagii
Maafkan dengan kegajean story ini yahh 😊

Rahasia CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang