"Kerjakan sesuai perintah, ini depe dan sisanya saya transfer kalau kerjaan kamu berhasil" seorang gadis memberikan sebuah amplop coklat yang lumayan tebal berisi uang tunai dan selembar foto.
"Beres bos!"°°°
"Loe bisa kan Ray?" tanya Gino tapi tak mendapatkan respon dari Raya.
Gadis itu malah hanyut dalam dunianya sendiri, entah apa yang dipikirkannya.
"Ray, loe gak dengerin gue nih?"
Raya tak menyahut.
"Ray... Raya!" Gino mengibaskan tangannya didepan wajah Raya untuk menyadarkan dari lamunannya.
"Oh iya Sorry, kenapa tadi?"
"Loe bisa ngga Ray?"
"Bisa... Bisa apa?"
Gino membuang nafas panjang, rupanya gadis manis kesayangannya sedari tadi asyik melamun.
"Loe mikirin apa sih dari tadi keliatan banget pikiran loe gak disini"
"Sorry banget ya Gin, gue lagi gak fokus lagi pusing"
"Loe sakit?"
"Engga Gin, gue gak pa-pa kok""Padahal kamu yang udah mengkhianati aku tapi kenapa sikap kamu seolah nunjukkin kalau kamu masih ada perasaan sama aku"
"Jangan ngarang cerita"
"Kalau kamu emang gak ada perasaan sama aku lagi kamu gak akan sungkan melakukan adegan romantis apapun saat syuting, buktikan Raya!"Raya masih teringat ucapan Mondy kemarin, lebih tepatnya tantangan. Tak ada yang tau bagaimana isi hati Raya yang sebenarnya. Raya ingin hatinya bisa menerima Gino atau mungkin laki-laki lain, tapi rasanya masih sulit bagi Raya.
Gino adalah laki-laki yang baik, Raya sangat menyadari itu, bahkan Gino mau menunggu sampai Raya siap dan Gino juga tak melarang bila nantinya justru laki-laki lain yang berhasil merebut hati Raya."Kamu jangan pernah terbebani dengan pernyataan isi hati aku sama kamu, aku gak mau sampai kamu menerima aku karena rasa gak enak hati, aku ingin kamu menerima aku dengan tulus dari hati kamu karena kamu juga sayang dan cinta sama aku, Ray... dan kalau memang nanti akan ada laki-laki lain yang bisa buat kamu nyaman dan kamu jatuh cinta sama dia, aku terima dan kita tetap berteman"
Sungguh baiknya hati Gino, beruntung nanti yang menjadi kekasihnya. Semoga Gino selalu bahagia."Gue mau ngajak loe ke party nya anak-anak race" ujar Gino mengulang ajakannya yang tadi tak didengarkan oleh Raya.
"Ada perayaan apa?"
"Gak ada perayaan apa-apa, kita cuma pengin kumpul aja, acaranya juga gak heboh kok cuma nongkrong-nongkrong biasa aja di cafe, udah lama juga kan kita ngga ngumpul, katanya yang udah pada pensiun juga diundang. Buat refreshing Ray, biar loe gak jenuh syuting terus, loe juga kan udah lama gak racing"
Benar juga apa yang dikatakan Gino, Raya memang butuh refreshing, butuh hiburan, butuh suasana baru.
"Oke gue ikut"
"Nah gitu dong, itu baru namanya Raya"
"Emang tadi namanya siapa kalau bukan Raya"
"Namanya Rayan, hahaaa..."
"Hahaaa... Bisa aja loe"
"Kesananya gue jemput ya, loe harus cobain gimana kerennya moge baru gue"
"Wah loe beli motor baru nih?"
"Iya dong, tapi udah gue modif sendiri"
"Keren banget"Gino selain menjadi seorang pembalap sepeda motor, ia juga mempunyai usaha bengkel khusus modifikasi sepeda motor dan usahanya ini sudah cukup berkembang, bahkan pertama kali Raya mengenal Gino juga dibengkelnya saat itu Raya datang untuk memodifikasi motor miliknya. Hobi mereka sama yaitu balap dan obrolan mereka juga nyambung jadilah pertemanan mereka berjalan sampai sekarang dan siapa sangka kalau ternyata Gino jatuh hati pada Raya.
°°°
"Jadi kemarin kalian gak dinner?" tanya Om Hilman kepada Mondy yang dipanggil ke ruangannya.
"Maaf Om, kemarin tuh mobil aku ban nya kempes sekaligus kejebak ujan pas pulang dari nonton, baru bisa jalan jam tujuh, aku sama Raya udah capek banget buat dinner"
"Oke gak masalah, tapi saya gak mau tau pokoknya acting kalian harus perfect"
"Siap Om"TBC
..
Huaaaaa ngantukk..
Maafkan yaa kalau pendek 🙏
Author abal-abalnya udah ngantuk 😪.
.
Voment nya ditunggu yaa...
Vote dan coment kalian sangat berharga bagi author
.Apalah artinya cerbungku tanpa support dari readers setianya...
💞💞💞
Love you Ramon Lovers 💗
