Samuel pergi meninggalkan UKS dan menuju ke Aula kampus untuk melanjutkan kegiatan Ospeknya. Disana ia disambut oleh kakak panitia dan dipersilahkan duduk untuk menyimak materi ospek yang Dosen sampaikan.
"Samuel, maafkan aku. Aku tak jadi membelikanmu makanan. Saat aku berada di kantin, ternyata ada kakak senior yang berada di sana juga. Aku dilarang membeli makanan ataupun minuman di kantin sebelum jam istirahat. Aku juga dipaksa untuk kembali ke aula ini untuk mengikuti materi. Sekali lagi maafkan aku ya. Pasti kau telah lama menunggu kedatanganku di UKS. Tapi tenang saja, sebentar lagi jam istirahat kok. Kita bisa pergi ke kantin bersama" seru Daniel sambil meminta maaf pada Samuel.
Mentari kini sudah berada di ujung kepala dan suara adzan sudah mulai terdengar. Saatnya jam istirahat makan siang, para mahasiswa baru pun bergerombol pergi ke kantin kampus untuk mengisi perut mereka yang kosong. Samuel dan Daniel pun pergi bersama ke kantin. Banyak sekali mahasiswa yang memenuhi kantin hingga suasana penuh sesak. Samuel yang merasa terganggu dengan keadaan tersebut pun mengajak Daniel pergi ke tempat parkir mobilnya.
"Kenapa kau bawa aku ke tempat parkir mobil. Kau mau mengajakku kemana?" tanya Daniel penasaran.
"Aku ga suka melihat kerumunan orang di kantin. Lebih baik kita cari makan di luar saja sambil menikmati pemandangan. Kau mau kan ikut denganku?" ajak Samuel sambil memohon kepada Daniel.
"Baiklah jika kau berfikiran seperti itu. Kalau begitu ayo segera kita pergi sebelum jam istirahat habis" sahut Daniel sambil tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu ayo kita pergi. Terimakasih banyak Daniel, kau mau menemaniku pergi untuk makan siang bersama. Biasanya aku hanya sendirian makan seperti orang bodoh" seru Samuel sambil mengaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Hahaha, biasa saja. Tak perlu berterima kasih. Sudah beberapa kali kau berterima kasih kepadaku. Santai saja kawan lagi pula teman yang baik itu harus ada di saat temannya sedang membutuhkan dan selalu ada disaat suka dan duka" terang Daniel.
Samuel pun menyetir mobilnya dan mengajak Daniel pergi ke restoran dekat kampus. Tak butuh waktu lama, mereka pun sampai ke restoran tersebut. Daniel terlihat sedikit aneh, sepertinya ia kurang nyaman makan di tempat semewah ini. Samuel paham dengan gerak gerik Daniel yang aneh tersebut.
"Kau kenapa, apakah kau kurang suka dengan tempat ini?" tanya Samuel sambil memperhatikan Daniel.
"Bukannya tidak suka, cuma aku tak mampu membayar makanan yang mahal ini. Mending kita makan di warung pingir jalan saja daripada ke restoran mewah semacam ini" sahut Daniel menerangkan.
"Oh... Jadi itu permasalahannya. Tenang saja Daniel, makan siang ini nanti aku bayar. Kau tinggal makan dengan lahap dan kenyang saja sudah membuat aku bahagia. Jadi jangan risau sobat" sahut Samuel sambil menepuk pundak Daniel.
"Benarkah Samuel, terima kasih banyak ya. Tapi aku gak enak kalau kau membayar semua makananku. Sungguh aku keberatan dengan penawaranmu itu. Maaf ya bukannya aku menolak, cuma aku tidak enak saja dengan kebaikan hatimu yang semacam ini. Apalagi kita baru kenal hari ini" terang Daniel.
"Ah... Katanya aku adalah sobatmu yang ada baik suka maupun duka. Kalau kau ku ajak makan ke restoran saja sudah menolak bagaimana bisa kita jadi sobat yang baik. Sudahlah aku sungguh tak keberatan menaktirmu hari ini. Jika kau keberatan mungkin lain kali kau bisa gantian mentraktirku. Tak perlu di tempat yang mewah, asalkan makan bersamamu aku mau kok" sahut Samuel sambil menarik tangan Daniel untuk masuk ke dalam restoran.
"Baiklah kalau kau memaksa. Lain kali pasti akan kubalas perbuatan baikmu kepadaku Samuel" sahut Daniel sambil berjalan masuk ke dalam restoran.
Samuel memilih menu beef steak with blackpaper sauce dan strawberry juice, sedangkan Daniel memesan original fried rice dan avocado juice. Setelah selesai memilih makanan, mereka berbincang-bincang mengenai kehidupan pribadi masing-masing sambil menunggu pesanan datang. Beberapa menit kemudian, pelayan membawakan pesanan yang mereka inginkan. Segera mereka melahap makanan tersebut dengan nikmat dan menghabiskan jus mereka untuk melegakan dahaga.
Setelah melepaskan rasa lapar dan dahaga, Samuel dan Daniel pun kembali ke kampus untuk melanjutkan kegiatan ospek yang masih berlangsung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Samuel and Daniel (Gay Story) End
RomanceFeve adalah seorang cewe fujoshi yg tak sengaja menumpahkan ide liarnya dalam sesosok karakter bernama Samuel dan Daniel. Mengisahkan tokoh Samuel, si anak indo-amrik yg bergelimang harta, dgn tokoh Daniel, anak asli Indonesia yg bertahan hidup dgn...