Samuel and Daniel (Gay Story) End

14. Permainan Panas di Kamar Mandi

   Samuel merasa gerah dengan tubuhnya saat ini.  Ia ingin menyegarkan lagi tubuhnya di bawah guyuran air shower yang mengalir.  Segera diambilnya handuk di dalam lemari dan dililitkannya pada tubuhnya untuk menutupi auratnya tersebut.  Ia sempat melirik ke arah sofanya dimana William masih nyenyak tertidur disana. Ia merasa terpuaskan dengan servis sex yang baru saja dilakukan pembantunya tersebut.  Tak disangka selama ini ada salah satu pembantunya yang ingin menikmati tubuhnya. Dalam hati ia hanya bisa tertawa karena mendapatkan perlakuan spesial dan privasi semacam ini. karena baru pertama kalinya ia mencicipi nikmatnya lubang pantat dari seorang Pria.

Waktu kembali menyadarkan lamunan Samuel. Setelah puas memandang pembantunya yang tertidur lelap, kembali ia melanjutkan langkah kakinya menuju ke kamar mandi. Segera dinyalakan shower untuk membersihkan tubuhnya. Dengan penuh sentuhan hangat, ia menjelajahi tubuhnya tersebut dengan sabun cair miliknya.  Sambil diguyur oleh tetesan air shower yang terus nenetes deras, ia menikmati Mandinya tersebut dengan baik.

Dari ujung kepala hingga ujung kaki sudah disentuh oleh Samuel untuk dibersihkan. Kini, yang tersisa hanya adik kesayangannya yang lumayan mengeras ini yang belum mendapatkan perlakuan spesial dari pemiliknya. Awalnya, ia hanya ingin membersihkan kemaluannya tersebut dengan sabun yang telah digenggamnya. Namun. Karena sentuhan halus dan lembut itu memanjakan dirinya, tak sadar adik bawahnya ini ikut merasakan sensasi nikmatnya. Kini, ia mendadak berdiri dan mengeras karena mendapatkan perlakuan spesial tersebut.

Suara tetesan air shower itu tak sadar telah membuat William terjaga.  Ia terbangun dari tidur lelapnya sesaat di sofa empuk milik majikannya tersebut. Sambil mengucek kedua matanya yang masih belum sepenuhnya sadar,  ia berdiri menghampiri kamar mandi Samuel.  Sepertinya ia belum puas menikmati ketampanan yang dimiliki oleh majikannya tersebut.  Ia justru merasa beruntung telah mendapatkan momen spesial dari pemandangan telanjang Samuel.  Rasa penasarannya semakin besar saat ia mendengar desahan nafas dari Samuel yang terdengar di teliganya.

Tok... Tok...  Tok...

"Tuan adakah yang bisa saya bantu. Sepertinya mandi berdua lebih menyenangkan daripada sendiri.  Tuan pasti butuh bantuan untuk menggosok tubuh bagian belakang tuan. Apabila diperbolehkan, hamba akan masuk melayani tuan sekali lagi," ucap William dengan kencang di balik pintu kamar mandi Samuel. 

Tak perlu menunggu lama,  pintu kamar mandi segera terbuka. William pun segera melepas semua busananya dan masuk ke dalam kamar mandi. Ia semakin terpukau karena dapat secara langsung melihat tubuh sixpack milik Samuel yang seperti model iklan. Tak henti-hentinya, ia merasa bangga telah memiliki seorang majikan yang begitu tampan seperti Samuel.

"Woy ayo bantu gosok punggungku. Jangan kau melamun saja!" teriak Samuel menyadarkan William yang tengah melamun.

"Baik tuan akan segera hamba laksanakan perintah anda" sahut William sambil mengambil sabun untuk menggosok punggung Samuel.

William mulai membersihkan punggung Samuel dengan sabun. Mulai ke atas hingga ke bagian bawah. Setelah selesai, ia pun melanjutkan mengosok dan membersihkan tubuh Samuel pada area pantat. Dalam posisi duduk bersila, ia terpukau melihat pantat Samuel yang bersih dan putih tersebut. Secara tidak sadar lidahnya menjulur dan menikmati rasanya lubang anus milik majikannya itu.

"Hei William,  apa yang sedang kau lakukan.  Geli tau!" sahut Samuel sambil menghindar karena geli dengan perbuatan yang dilakukan William. 

"Tenang saja tuan. Aku hanya ingin mencicipi nikmatnya lubang anus tuan. Tidak akan bersih jika hamba membersihkannya dengan sabun.  Maka dengan lidah saya ini semoga bisa membersihkan area tersebut dengan baik" terang William pada Samuel.

"Jika itu maumu.  Skalian saja kau bersihkan bagian depannya juga. Lihat ini dia sudah menegang karena perbuatanmu barusan" sahut Samuel sambil memperlihatkan penisnya yang panjang dan mengeras.

Tak perlu diperintah lagi,  segera dilahapnya penis panjang milik Samuel tersebut.  William pun dengan sigap menikmati batangan keperkasaan milik tuannya tersebut. Dengan lihai, ia memainkan lidahnya untuk memuaskan tuannya. Sontak dengan perlakuan tersebut,  Samuel hanya bisa mengerang kenikmatan dan berkata "Lanjutkan" dan "Terus" kepada pembantunya tersebut.

Beberapa menit berlalu, dengan servis yang dilakukan William, Samuel akhirnya dapat merasakan klimaksnya.  Segera ia memutahkan segala isi cairan pada alat keperkasaan tersebut mengenai wajah dan mulut William.  Segera, William membersihkan cairan sperma tersebut dengan guyuran air di shower dan menelan sebagian yang sudah masuk ke dalam mulutnya. 

Samuel merasa terpuaskan dengan servis yang diberikan William. Ia pun akhirnya menyelesaikan mandinya bersama dengan pembantunya tersebut.