1. Pertemuan

16.6K 356 6
                                    

Samuel adalah cowok berdarah campuran indo-amrik. Wajahnya begitu rupawan dengan kulitnya yang putih pucat dan tubuhnya pun tinggi atletis layaknya model. Banyak orang menyangka ia adalah orang asing, sebab perawakan dirinya terlihat mirip ayahnya yang merupakan orang Amerika. Sejak kecil, ia tinggal di Jakarta bersama keluarganya. Rumah yang mewah dan fasilitas lengkap, sudah ia dapatkan semenjak ia dilahirkan. Segala macam permintaan dan keinginannya pasti akan selalu dipenuhi oleh kedua orang tuanya, sebab ia adalah putra semata wayang mereka.

Hidup bergelimang harta tetap tidak membuat Samuel begitu bahagia. Faktanya, tetap saja ia sering merasa kesepian karena tak ada saudara ataupun teman dekat yang menemani dirinya. Ia selalu berharap mendapatkan teman yang bisa mengerti dirinya dan tidak melihatnya hanya dari kekayaan yang dimiliki keluarganya. Namun, kebanyakan orang yang mendekatinya cuma sekadar memanfaatkan kekayaannya tersebut. Hal tersebut yang menyebabkan dia sedikit kurang percaya diri dalam menjalin hubungan pertemanan dengan siapapun.

Mulai dari sekolah TK, SD, SMP, SMA, sudah dilalui oleh Samuel dengan kesendiriannya. Entah dia seperti menghidar dari keramaian dan takut untuk menjadi dekat dengan teman sekolahnya. Terkadang ia menyesal dengan tindakannya tersebut, tetapi nasi sudah menjadi bubur. Ia pun bersikeras dan semangat untuk di masa perkuliahannya ini untuk mendapatkan kawan baru.

Hari ini adalah awal masa ospek kampus di mulai. Samuel begitu semangat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Dengan mengendari mobil pribadinya, ia pun menjejakkan kaki di kampus dengan bangganya. Bak seorang model yang sedang berjalan, ia pun segera memasuki kampus untuk mengikuti upacara di lapangan. Ia berjalan dengan memperhatikan kiri dan kanan kampusnya tersebut. Ini baru pertama kalinya ia masuk ke kampus, sebab segala urusan administrasi sudah dilakukan oleh asisten pribadinya.

Cukup lama ia mengitari kampus ini. Karena tidak fokus melihat ke depan, ia pun tak sengaja menabrak seseorang.

"Aduh... Woi kalau jalan itu fokus. Jangan asal tabrak orang saja!" Seru seseorang lelaki yang terjatuh ditabrak Samuel.

"Astaga, sungguh maafkan aku atas kecerobohanku ini. Aku sungguh tak sengaja menabrakmu kawan. Sini biar aku bantu kau berdiri" sahut Samuel sambil mengulurkan tangannya untuk lelaki tersebut.

"Baiklah, maafkan aku juga klo sempat emosi kepadamu. Terima kasih atas bantuannya. Oh ya perkenalkan namaku Daniel. Salam kenal ya" sahut Daniel memperkenalkan dirinya.

"Oh salam kenal juga, namaku Samuel. Semoga kita bisa menjadi kawan baik" sahut Samuel sambil menjabat tangan Daniel.

Samuel terpesona melihat Daniel yang ramah terhadapnya. Sebab, jarang orang yang biasanya mengakrabkan diri terlebih dahulu kepadanya. Biasanya kebanyakan orang yang pertama kali menjumpainya pasti merasa heran melihat wajahnya dan takut berkomunikasi pula kepadanya karena tampangnya yang jelas terlihat seperti orang asing. Dengan detail, ia pun memperhatikan Daniel dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dalam hati ia berharap semoga Daniel akan menjadi teman pertamanya di kampus ini.

"Woi, Samuel. Lagi-lagi kau melamun. Ayo kita segera pergi. Sepertinya upacara akan segera dimulai" tegas Daniel membangunkan Samuel dari lamunannya.

"Oh... Iya... Mari kita pergi bersama ke lapangan. Maaf klo aku melamun lagi. Hehehe" sahut Samuel sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Samuel dan Daniel pun berjalan bersama menuju lapangan kampus untuk mengikuti upacara pembukaan hari pertama ospek kampus dimulai. Mereka berjalan sambil berbincang banyak tentang pribadi masing-masing. Diketahui bahwa Daniel adalah mahasiswa baru jurusan sastra jepang dan kebetulan sekali jurusan itu sama dengan jurusan yang dipilih oleh Samuel di kampus ini. Setelah menghabiskan beberapa menit berjalan, sampailah mereka berdua di lapangan kampus untuk mengikuti upacara.

Samuel and Daniel (Gay Story) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang