9. Curhat Sesama Lelaki

8K 170 4
                                    

Bel pulang di kampus telah berdering dengan nyaring, Daniel pun segera mengajak Samuel pergi ke tempat sepi untuk membahas masalah pelecehan seksual yg telah dialami Daniel sebelumnya.  Sepertinya Gajebo kampus tampak sepi saat sepulang kegiatan ospek ini berakhir dan tempatnya nyaman untuk digunakan mereka berdua bercerita secara mendalam tanpa di dengar orang lain.

Samuel hanya memandang wajah maskulin Daniel dengan seksama. Ia sudah tidak lagi memikirkan masalah pengalaman pelecehan seksual yang dia terima di UKS Bersama Tristan dan Valentino. Sebab ia sebenarnya merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan ketika berhubungan seksual bersama dengan mereka. Justru saat ini dalam pikirannya adalah bayangan bahwa Samuel akan dengan gagahnya melakukan hubungan seksual itu bersamanya.

"Woi, Samuel,   ayo sadar.  Sepertinya kau hobi sekali melamun. Kita sudah sampai.  Ayo coba ceritakan masalahmu kepadaku dengan jelas," seru Daniel sambil membuyarkan lamunan Samuel.

"Oh..  Ya...  Tentu saja. Maafkan aku karena sempat melamun lagi. Hehehe. Baiklah, aku akan menceritakan kronologis ceritanya dari awal hingga akhir. Kumohon simak baik-baik ceritaku," sahut Samuel sambil memulai ceritanya.

Samuel pun menceritakan pengalamannya diperkosa oleh kedua orang yang tidak di kenalinya di suatu tempat. Ia menceritakan kejadian tersebut tanpa menyebutkan nama kedua orang pelaku tersebut dan lokasi yang sebenarnya. Ia juga punya rasa malu untuk jujur 100% pada Daniel. Sebab dalam hatinya, ia merasakan pengalaman pertama yang menakjubkan sebagai seorang pria.

Hal tersebutlah yang mengubah jalan pikiran Samuel. Hubungan romantis yang selama ini dalam pikirannya hanyalah antara pria dan wanita, kini berganti pada hubungan romantis sesama pria. Ia tak menyangka,  keromantisan yang terjadi diantara pasangan lelaki, Tristan dan Valentino itu begitu menakjubkan dan mengejutkannya.

Kini target Samuel bukan hanya mencari teman sejati. Melainkan untuk segera mendapatkan pria idaman yang akan bersedia menjadi pasangan hidupnya. Ia berharap orang itu adalah Daniel. Sebab, ia sudah merasakan cinta pada pandangan pertama kepada Daniel. Tinggal tiba saatnya untuk dirinya mengungkapkan hal itu kepada Daniel dengan sejujur-jujurnya. Meskipun akhirnya ada penolakan dari Daniel, sepertinya ia rela menerimanya karena ungkapan perasaannya tersebut tak akan bisa selamanya ditutupi dan dipendam di dalam hatinya.

Daniel hanya terdiam. Ia bingung untuk memberikan saran apa kepada Samuel.  Sebab ia tak menyangka permasalahan yang dialami teman barunya itu sangatlah kompleks lebih dari yang ia bayangkan sebelumnya. Namun, ia tetap berusaha berfikir dengan logika dan akal sehatnya untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dialami kawan barunya tersebut. 

"Maafkan aku sobat, aku begitu terkejut mendengar semua ceritamu barusan.  Mungkin kali ini aku belum mempunyai saran yang baik untukmu tetapi cobalah untuk melakukan kegiatan positif dan kurangi kegiatan melamunmu.  Mungkin hal itu bisa sedikit mengurangi rasa traumamu terhadap kejadian tersebut," ucap Daniel sambil menepuk pundak Samuel perlahan.

"Terima kasih sobat, kau sungguh kawanku yang baik. Baru pertama kali aku jujur dan bercerita kepada orang lain tentang masalah pribadiku.  Entah mengapa sepertinya kau pantas untuk mendengarkan segala curahan hatiku. Tentu saja saranmu itu akan kulakukan dan doakan saja semoga aku cepat menghilangkan rasa traumaku pada kejadian tersebut," sahut Samuel sambil memegang erat kedua tangan Daniel sebagai ungkapan rasa terima kasihnya. 

Setelah mereka berbincang cukup lama di gajebo, tak terasa mentari mulai mengucapkan selamat tinggal pada mereka. Langit sudah berganti menjadi jingga dan cahaya mentari sudah mulai menghilang. Samuel pun mengantarkan Daniel pergi ke kosannya yang dekat dengan kampus dengan mobil pribadinya. Daniel berupaya menolak tawaran tersebut, namun karena Samuelnmemaksa akhirnya ia pun masuk ke mobil Samuel dan bergegas berangkat ke kos. 

Daniel sangat berterima kasih kepada Samuel karena sudah repot untuk mengantarnya kembali ke kosannya.  Ia pun mengucapkan salam perpisahan dan segera masuk ke kosannya. Sementara itu,  Samuel hanya tersenyum dan segera meninggalkan tempat kos Daniel untuk kembali ke rumahnya.

Samuel and Daniel (Gay Story) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang