Arakian jalan yang ditempuhi pada zahirnya boleh dipilih-pilih,namun antara akal dan nafsu jugalah yang bakal menimbang.
Di sebelah kanan terlihat cahaya yang layak indah semakin dijejak semakin sirna membutakan indera ke enam.Meminta pula sumpah janji.
Disebelah kiri sepertinya memacu sukma namun hamba-NYA ragu yang hak dan batil.
Di lorong hadapan tersedia bunga teratai mengapung,
Ditunggang tidak,akarnya mengurai menari dan berdendang simbol sakti Al-Khaliq.Tiada-ada,ada itu tiada ,pantas membingungkan.
Pintu diketuk masih tak bersambut..
terlalu awal , atau mungkin terlalu lewat kedatangan ini? Apa masa yang pasti?
Sementelahan yang dibelakang tertinggal sendu dan hilai yang dulunya hamba fahami.
Mahupun tidak langkah hamba diperlahankan.
YOU ARE READING
Mendekap Semesta
Poetry"dari hidup hanya ikut-ikutan dan menganut tanpa sedar, lebih baik mati kerna percaya" Kompilasi puisi , coretan , makanan jiwa dan buahrasa sepanjang pengembaraan,perjalanan bertemakan kehidupan,kritik sosial dan revolusi spiritual dari pengalaman...