Siklon rasa ini berbaur,
Detak jantung menggagap ibarat lokomotif yang menderu di atas rel besi,
Tetamu belum pasti diundang,atau mungkin tuan rumah yang gagal siap,
Ini blues malam gelap,atau kenangan yang menyingkap,
Aku hanya membiar siklon rasa ini menetap bukan kerana bekas rasa ku kurang isinya,
Tapi biar bisa aku bilas dengan tulisan bekas cabulan rasa,
Dengan kesempatan sementara,
Justru ku coret pada dinding ratap menatap yang aneh ini,
biar rasa merobek ego para pemintas gagalis,
Para penidak konsekuensi,
Para tikus bangsat yang turut mencicit suara dari longkang sepi,
Asal butuh teman jiwa,
Biar mati teman saksama rasa,
Biar puas ,biar puas,alah kejam kesucian biasa.
Buat para pendendam,
Buat para pelayar benci pekat malam gelap,
Biar terpisah kontinen,
Berjarak masa,
Asal bencimu bukan kerana dendam,
Aku bersamamu!
YOU ARE READING
Mendekap Semesta
Poetry"dari hidup hanya ikut-ikutan dan menganut tanpa sedar, lebih baik mati kerna percaya" Kompilasi puisi , coretan , makanan jiwa dan buahrasa sepanjang pengembaraan,perjalanan bertemakan kehidupan,kritik sosial dan revolusi spiritual dari pengalaman...