Maaf,
Tapi aku bukanlah orang-orang itu,
Cuba lagi,
Sampai satu daerah yang kau fahami.
Marah,
Bukan lagi bahasa biasa.
Benci,
Tidak aku,yang masih memegun hingga kau tenang dan bernafas.
Momen,
Momen random yang aku gali buat titipan kembara,penghapus kotor dan kedegilan pelacur perasaan.
Setiap momen itu bermakna.
Kadangkala kau hanya perlu berhenti bercakap,diam,dan hargai.
YOU ARE READING
Mendekap Semesta
Poetry"dari hidup hanya ikut-ikutan dan menganut tanpa sedar, lebih baik mati kerna percaya" Kompilasi puisi , coretan , makanan jiwa dan buahrasa sepanjang pengembaraan,perjalanan bertemakan kehidupan,kritik sosial dan revolusi spiritual dari pengalaman...