Aku tidak butuh pasangan kesana-kemari.
mencari Siti Zulaikha,
Atau Layla.
Biar kita berjalan,
Rasai,alami sekalian.
Hingga rasa itu menuntun jiwa.
Bilamana pertalian itu tidak bernama.
Bila cumbu itu dari persetubuhan jiwa.
Bila kalam cinta itu adalah hasil dari kesenyapan kata.
Bila gestur memberi beribu makna.
Kau bisa datang,tinggal dan pergi.
Namun perimu terkesan,memorimu tertinggal,dan itu cukup,aku tidak bisa minta lebih lagi.
Teman jiwa itu selamanya,walau tidak berarti bersama.Walau ini tidak kau rasai lagi,walau entah dimana kedua jiwa merantau pergi.
Rasa ini bagai krakatoa nan bisu.Aku sematkan kamu di satu makam,bagai berhala tidak bernama disembah hamba tidak bertuan.
Tidak terganggu agas yang mendamba simpati dan oppurtunis lonely dunia materi,
yang kebingungan identiti.
Ini bukan santun rintih yang dirawi,
Ini adalah dedikasi.
YOU ARE READING
Mendekap Semesta
شِعر"dari hidup hanya ikut-ikutan dan menganut tanpa sedar, lebih baik mati kerna percaya" Kompilasi puisi , coretan , makanan jiwa dan buahrasa sepanjang pengembaraan,perjalanan bertemakan kehidupan,kritik sosial dan revolusi spiritual dari pengalaman...