Bagian 33

1.3K 141 24
                                    

🍁 happy reading 🍁
_______

Setelah pamit kepada Al karena pria itu masih ada rapat disinilah Yuki saat ini duduk seorang diri menunggu seseorang yang siang tadi sudah ia kirimi pesan,dia ingin mendengar apa yang sebenarnya terjadi selama ini yang sama sekali tidak diketahui oleh gadis itu,Yuki terlihat menyeruput jus jeruk dihadapannya sesekali wanita itu menatap jam pada pergelangan tangannya,acara kerumah sang ayah ia tunda karena disamping Yuki harus menemui seseorang,dan Al juga mengatakan jika ada rapat dadakan jadi ketemu pak Imronnya ditunda dulu.

"Udah lama?"tanya orang dari arah belakang Yuki yang langsung mengusap kepala wanita itu.
Yuki yang merasakan usapan itu hanya diam,rasanya sudah lama dia tidak merasakan kehangatan itu dari pria yang kini duduk disebelahnya itu.

"Sepuluh menit_"jawab Yuki masih enggan menatap pria disebelahnya yang terus memperhatikan Yuki dengan senyum diwajahnya.

"Jangan lihat Yuki seperti itu jika mata itu masih ingin menempel pada tempatnya sampe pulang_!"hardik Yuki membuat pria itu terkekeh sebelum memanggil pelayan.

"Kamu nggak makan?"

"Nggak_"

"Jangan galak galak napa dek?"

"Udah deh buruan mau ngomong apa!"

"Kakek ingin ketemu_"

"Yuki tidak punya Kakek,kalo tidak ada yang penting Yuki pamit_"ujar Yuki yang langsung berdiri dan beranjak sebelum orang tersebut kembali menghentikan langkahnya.

"Dia sakit,dia ingin ketemu kamu,mungkin umurnya tidak akan lama lagi_"saat itu juga setetes air mata membasahi pipi Yuki.

"Kakak tahu kamu sayang beliau meskipun sekalipun tidak pernah kamu tunjukkan_"lanjutnya karena Yuki masih terdiam tanpa membalikkan badan ataupun melanjutkan langkahnya.

"Yuki cuma pengen hidup tenang,tolong bantu Yuki,jangan ganggu Yuki sama bapak ataupun suami Yuki kak__!"pintanya yang langsung berjalan meninggalkan orang tersebut tanpa peduli teriakan darinya.

Yuki keluar dari restoran dengan langkah gontai,wanita itu memegang perut ratanya yang kini sudah tumbuh benih darinya dan suami, wanita itu terlihat melihat sekitar sebelum wanita itu menengadahkan kepalanya sehingga air matanya tidak kembali luruh sampai akhirnya Yuki menyetop taksi dan segera menaikinya,wanita itu bicara kepada supir taksi untuk mengantarkan ketempat tujuan,kemudian Yuki kembali menundukkan kepalanya mengusap lembut perutnya.

"Kamu harus baik baik saja,kamu harus kuat sayang,maafin bunda_"gumamnya kembali mendongak,menghapus sisa sisa air matanya.

°

Pria itu masih tidak bergeming, tubuhnya kembali luruh,dia kembali duduk di kursi restoran tersebut, fikirannya entah kemana hingga dia tidak ingin mengejar Yuki.

Bukan,dia hanya tidak ingin membahayakan nyawa wanita itu,mungkin benar apa yang dikatakan Yuki jika tidak seharusnya mereka kembali hadir dalam hidup ayah_anak itu, seharusnya mereka ingat apa yang sudah mereka buang tidak pantas untuk mereka ambil lagi dan seharusnya juga mereka tidak perlu lagi ikut campur kehidupan baru mereka.

Tidak

Semuanya harus jelas,apapun yang akan terjadi kedepannya dia harus hadapi bukankah ini tujuan awal pria itu?

"Maafin kakak dek_"gumamnya yang langsung berlari setelah sadar apa yang harus pria itu lakukan saat ini,tapi pria itu sudah lebih dulu membayar pesenam makanan yang belum sempet tersaji itu karena keduanya keburu terlibat argumen sehingga Yuki lebih memilih untuk pergi.

Pura Pura AMNESIA (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang