Time flies so fast.
Karena hari Jumat cuma latihan setengah hari, mas Rian ngajak gue ikut kumpul sama teman-teman atlet Pelatnas.
Ya gue iyain, gak sanggup gue kalau dia nanti digodain sana-sini. Rasanya sangat tidak rela. Maafkan aku yang mulai posesif ya mas Rian.
"Udah cantik,"
Gue yang lagi pake lipmatte, langsung kaget waktu mendengar suara mas Rian dari ambang pintu apartemen.
"Kok tumben udah pulang?" tanya gue panik, ketauan baru belanja make up baru deh.
Mas Rian ngeliatin sebuah pouch yang gue pegang. Dia cuma senyum, dan naik ke atas kasur.
"Mas, kok tumben udah pulang?" tanya gue lagi.
"Lagi kangen rumah." jawabnya.
"Kirain kangen aku," balas gue pasrah.
Mas Rian cuma diam tapi senyum. Terus ngeliatin gue yang lagi di dekat meja rias.
"Aku gak marah, aku tau kalau kamu juga pasti pengen belanja. Gak apa-apa." ujar mas Rian dengan lembut.
Mas Rian emang gak pernah marah, tapi gue cukup tau diri. Kalau nyari uang gak segampang itu, dan gue gak boleh boros.
"Mas?"
"Iya?"
"Tadi Jum'atan gak?" tanya gue ragu.
Ya kan gue takut dia lupa, jadi gue harus menanyakan ini.
"Iya sudah sayangku." balas mas Rian yang lagi tiduran di kasur.
Adem banget liatnya.
"Pantesan makin ganteng, hehe." goda gue.
Dia cuma ketawa gemas terus memejamkan matanya. Mungkin mas Rian lelah.
Ak tau tapi ak diam.
Isi timeline media sosial gue kayak gitu semua. Gak tega rasanya mendzolimi mas Rian. Gue bahkan gak nyangka dia se-update itu dulu. Padahal kan dulu sering banget chatting lewat facebook dan twitter. Apa gue gak sadar ya?
Apa mungkin karena cinta itu buta?
Tapi sadarkah kalian, bahwa gue rasa kebanyak orang pernah mengalami fase ini? Fase dimana kita update hal-hal yang kini terdengar geli untuk dilihat. Atau bisa disebut alay?
Balik lagi ke mas Rian.
Mas Rian beneran tidur. Pulang latihan pasti capek. Belum lagi ada jadwal syuting iklan. Dia sibuk banget, bahkan kadang suka lupa buat minum vitamin.
Dan selagi mas Rian tidur, gue pergi ke dapur untuk masakkin dia. Karena gue tau kalau dia pulang ke rumah suka sengaja gak makan siang dulu.
Sekitar tiga puluh menitan gue masak, tiba-tiba ada suara pintu kulkas terbuka. Dan waktu gue noleh, ada mas Rian dengan wajah bantalnya.
Always be my favourite.
"Kok udah bangun?" tanya gue
Mas Rian sekarang duduk di meja makan, dan meneguk segelas air dingin. Ganteng.
"Wangi masakan kamu sampai ke kamar." jawab mas Rian, dan entah kenapa bikin gue ketawa. Padahal gak ada yang lucu.
"Oh, jadi ceritanya mas Rian laper nih?"
"Iya laper, jadi pengen makan"
"Ya udah makan aja mas Rian, sayang." ujar gue sambil greget.
"Tapi maunya makan kamu, boleh?" balas mas Rian sambil senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athlete [Rian Ardianto]
Fanfic#Badmintonseries Dia adalah mas jom yang pemalu dan pengertian. Meskipun terkadang dinginnya berlebihan, tapi ya namanya juga sayang. Related to another athlete series ©2018, oneflowerisme