Hari ini diajakin mas Rian buat belanja, tumben banget gue sesenang ini. Biasanya kalau diajak belanja tuh malas, mendingan diem di rumah gitu. Kali ini kayak bahagia bisa quality time sama suami.
Mas Rian sekarang lagi manasin mobil, sedangkan gue menyiapkan sarapan yang sederhana. Akhir-akhir ini gue lagi suka banget makan buah-buahan, jadi mas Rian kadang suka sengaja beli buah banyak buat stok kalau lagi mau.
"Mas, sarapannya udah siap ya." panggil gue ke pintu depan.
Mas Rian senyum ke arah gue, "Iya siap, bentar mau bawain barang yang kemarin aku beli."
"Beli apa emang?" tanya gue penasaran, apalagi dia nurunin dari bagasi.
Ternyata dia diam-diam beli dua stroller buat bayi. Mana cute banget baby pink sama ocean blue. Padahal gue belum tau jenis kelamin bayinya tapi mas Rian bilang kalau feeling dia anaknya bakal cewek sama cowok. Iya, anak kita kembar. Makanya ini perut lebih besar dari hamil biasa.
"Ya ampun cute banget mas, suka banget." ujar gue antusias
Mas Rian senyum, dan bawain stroller-nya ke dalam rumah.
"Han..."
Mas Rian ternyata udah di meja makan, gue pun langsung menyusul dia dan menyiapkan sarapan buat dia.
"Sebenernya dokternya udah ngasih tau aku, meski kamu dan aku belum mau tau." tutur mas Rian tiba-tiba
Gue melirik dia sebentar, dan menampilkan ekspresi penasaran dengan maksud dia.
"Tau apaan?"
"Jenis kelaminnya."
"Apa? Kok gak cerita sih, pantesan udah siap belanja keperluan." kata gue sebel
Dia senyum, "Maafin ya, dan beneran cewek cowok Han. Rasanya bahagia banget, makasih ya kamu selalu ada buat aku." kata mas Rian sambil mengusap rambut gue lembut.
"Iya sama-sama mas. Makasih juga udah jadi suami siaga, yang ada dikala dibutuhkan."
"Ya udah berangkat sekarang nih?" kata dia ke gue
"Boleh, bentar ya aku beresin dulu."
"Aku aja, kamu duduk aja disini. Pasti berat bawa dua anak aku ya?" mas Rian bilang gitu sambil natap gue, manis banget yaAllah. Untung udah sah jadi ya bebas mau memandangi berapa lama pun 'kan?
"Masih beratan cinta aku sama kamu sih?" gila gue geli sendiri bilangnya.
Mas Rian malah ketawa dan beresin bekas sarapan.
Setelah selesai, kita berdua langsung berangkat buat jalan-jalan sekaligus beli perlengkapan bayi. Baru tujuh bulan tapi kerasa kayak udah sembilan bulan, mungkin karena didalem isinya dua?
"Han,"
"Kenapa mas?"
"Minggu depan kan pengajian tujuh bulanan kamu, nah terus gak mau bikin baby shower sama temen-temen gitu?" tanya mas Rian ke gue
Gue berpikir kalau mas Rian gak akan peduli tentang hal gituan, tapi ternyata dia sepeduli itu.
"Aku udah ada tempat sih, tinggal booking kalau mau. Gak harus sekarang-sekarang juga, masalah dekor segala macem ada temen aku yang udah ahli." jelas mas Rian
Gue ngangguk aja, gak ngerti kenapa dia bisa seantusias ini. Tapi gue seneng banget, dia perhatian dan sangat membantu sejak awal.
"Buat baby shower sama temen-temen nanti aja deh mas, buat sekarang pengajian dulu aja kali ya? Pengen undang anak-anak panti, sekalian bagi-bagi rezeki. Gimana?" Jelas gue
"Iya boleh sayang, nanti aku minta bantuan mama juga ya, biar bisa mengondisikan acaranya."
"Iya mas, makasih ya."
"Mas mereka kembar bukan berarti bajunya harus kembar juga. Lagiankan beda jenis kelamin," ujar gue
Kita lagi belanja baju bayi, dan mas Rian kekeh mau baju bayinya kembar, karena mereka kembar. Tapi kan gak gitu juga pemikirannya.
"Ya udah aku cari buat baby kita yang cewek." kata mas Rian menjelaskan
"Kamu cari buat baby kita yang cowok." tambahnya
Gue langsung pindah tempat, nyari ke spot lain. Entah kenapa gue paling suka sama setelan gitu, jadi gue ambil beberapa, juga perlengkapan bayi lainnya.
Setelah setengah jam berkutik, capek juga. Mas Rian belum ada tanda-tanda nyamperin, dan berakhir dengan gue yang nyariin dia.
Sumpah gue gemes sama kaget banget, ini mas Rian beli baju sebanyak ini.
"Mas, ini banyak banget sumpah. Lagian gak akan kepake semua, kan nanti bobot mereka cepet berubahnya." tegur gue
Mas Rian malah ketawa, "Aku bingung, lucu semua."
"Tapi gak harus sebanyak ini sayangku, aku pilih lagi ya." pinta gue, yang disetujui mas Rian
Nyampe mobil sadar kalau belanjaan banyak banget. Belum makan pula, dedek-dedek di perut udah nendang-nendang.
"Aku laper,"
Mas Rian nengok bertepatan dengan selesainya memasukkan barang ke mobil.
"Masih sanggup jalan gak?" tanya mas Rian
Mungkin dia kasihan liat kaki gue agak lecet karena jalan, padahal gue ngerasa gak apa-apa.
"Masih, ayo!" gue langsung menggandeng mas Rian buat cari makan.
Ini kaki pegel banget, lemes juga belum makan karena cukup antri.
"Nah, akhirnya beres. Sini duduk, selonjorin aja kakinya."
"Mas, aku pake rok susah. Gak apa-apa kok." balas gue
Setelah makanan datang, gue langsung melahapnya dengan semangat. Nutrisi buat bertiga harus banyak, biar kuat.
"Kamu gak mau beli baju baru gitu?" kata mas Rian tiba-tiba
Gue melirik dia sebentar, "Emangnya baju aku kenapa mas?" tanya gue bingung
"Baju kamu udah gak muat kayaknya, takut kamu gak nyaman aja. Terus— aku gak mau yang lain liatin kamu."
Gue ketawa, lagi hamil sebesar ini mana ada yang tertarik sih? Suka aneh.
"Mas, gak ada yang minat kali haha. Apalagi lagi ibu hamil mode on." kata gue santai
"Bagi aku, kamu cantik setiap hari. Apalagi pas lagi hamil anak aku, kecantikannya naik 1000%."
Asdfghjkl
"Gombal bangetttt."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athlete [Rian Ardianto]
Fiksi Penggemar#Badmintonseries Dia adalah mas jom yang pemalu dan pengertian. Meskipun terkadang dinginnya berlebihan, tapi ya namanya juga sayang. Related to another athlete series ©2018, oneflowerisme