10. Hello world

5.3K 739 69
                                    

Happy reading!

Malam itu mas Rian keluar dari kamar hotel gue dengan hubungan kami berdua yang terombang-ambing. Sialnya, jarak hotel gue dan mas Rian itu hanya beberapa langkah, alias berseberangan.

Gue benar-benar stres, karena kontrak kerja gue dengan departemen masih cukup lama. Dan masih ada dua hari untuk menemani Tien Chen disini. Mungkin nanti kita gak akan ketemu lagi.

Gak bisa, gue gak bisa liat mas Rian yang diam tanpa kata, tanpa gombalan cringey-nya lagi. Gue kangen, bahkan disaat jarak kami dekat, tapi nyatanya gue dan mas Rian jauh.

Kalau kalian jadi gue,

Mendingan kehilangan momen dan kesempatan sama Chou Tien Chen, atau berantem dan salah paham sama Rian Ardianto?

Gak boleh pilih dua-duanya. Karena diduakan itu tidak enak.

Sebelum mas Rian benar-benar keluar dari kamar gue dia sempat bilang gini,

"Aku lebih rela kamu suka sama Sehun, karena aku tau terlalu gak mungkin buat kamu dapetin dia. Tapi kalau Chou Tien Chen, terlalu mungkin karena aku tau dia punya cara berbeda menatap kamu Han."

Ya intinya mas Rian cemburu juga salah paham, ditambah lagi dengan kebohongan gue sama dia. Meskipun gue sendiri capek harus berantem gak jelas, tanpa arah tujuan. Sedangkan orang yang bikin kita berantem pun gak lama bakal kembali ke negaranya dan beraktivitas layaknya atlet-atlet Indonesia. Gue juga gak yakin dia bakalan inget gue atau enggak nanti.

From: Ak tau tapi ak diam 💓

Just enjoy what you chose before 😊 cause I know, you'll always be mine ❤

Demi apapun gue langsung teriak histeris waktu gue baca chat dari mas Rian. Ya ketakutan gue terjawab sudah. Gue lega, tinggal dua hari lagi Han semangat!

☀☀

The next day, it'll be hard because I miss mas Jom so much but I couldn't meet him.

"You look so pretty today, and I think you're so happy." kata Tien Chen

Gue senyum ke arah dia, "Yes, I'm so happy. Let's visit another places." ajak gue ke dia.

Di Bali gue ngajakin CTC nonton Tari Kecak dan dia konsentrasi banget liatnya. Katanya unik dan dia pengen belajar nanti.

Which is artinya dia bakal kembali ke Indonesia buat liburan nanti. Dan gue rasa gue harus mengajukan cuti kalau gue harus jadi guide dia lagi.

"Indonesia is very wonderful!"

"I think next destination I wanna visit Yogyakarta."

Haduh berat, kota yang menyimpan berbagai kenangan untuk gue dan mas Jom. Gak sanggup gue kalau harus flashback ke sana tapi sama CTC.

"Oh, okay. It's time to have lunch." kata gue mengalihkan pembicaraan.

Gue memandu dia ke sebuah resto yang terkenal ayam betutunya. Dan Tien Chen keliatan suka sama dekorasi restonya.

"This is so unique, I like to stay in Bali."

"Yes, I like too."

"Want to stay here with me?"

"Haha, no thanks. I have a lot of job in Jakarta." sanggah gue

Kalau belum punya mas Jom, kayaknya udah goyah deh gue. Baperin aja terus, gombal aja terus. Semoga waktu kembali ke Taipei bisa dapat jodoh ya. Biar gue gak kepikiran buat belok sama CTC lagi.

Dia memilih menu ayam betutu juga sate lilit. Awalnya sebelum makan dia agak ragu, takut gak cocok sama lidah dia. Tapi setelah gue meyakinkan dia bahwa ini aman, baru dia berani coba.

☀☀

Menjelang malam, udara semakin menusuk ke kulit. Dan sialnya gue lupa bawa jaket. Baju yang gue pakai gak minim tapi tetap kerasa dinginnya. Mana ke hotel masih cukup jauh jalannya. Iya kan jalan kaki, biar bisa melewati banyak tempat.

Mungkin bagi CTC, jalan sejauh ini biasa aja karena terbiasa di latihan. Sedangkan bagi gue yang pemalas apalagi olahraga, ini cukup berat.

"Tonight so cold, right?" kata gue.

Tien Chen menengok ke arah gue sebentar. Lalu dia membuka jaketnya.
Udah gue bilangin malem ini dingin malah buka jaket. Aneh memang.

"Take it!"

"What?"

Karena gue gak ngerti maksud dia apaan, dan tiba-tiba Tien Chen memakaikan jaketnya ke gue.

"Xie xie."

Maaf ya mas Rian, kali ini aku melting sama CTC.

Athlete [Rian Ardianto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang