periksa

1.3K 289 18
                                    

"Ah..."

Ini sudah kelima kalinya Wiguna merintih. Gue dari tadi penasaran sekali apa yang membuatnya kesakitan, tapi masalahnya, kami sekarang sedang mengerjakan kuis. Gue tidak mau bertanya sekarang, bisa bisa dosen kami salah paham dan malah mengeluarkan kami dari kelas.

Satu jam kemudian, waktu kuis pun usai. Kami diminta mengumpulkan lembar jawaban ke depan.

"La, nitip." Gue shock melihat Wiguna yang pucat dan berkeringat dingin.

"Lo kenapa??"

"Sshh, kumpulin dulu aja."

Gue bergegas mengumpulkan lembar jawaban lalu kembali ke meja. "Ayo ikut, lo bisa berdiri kan?"

"Iya bisa—AAHHH JANGAN LENGAN KIRI GUE LA!"

Gue sontak melepas lengan kirinya yang tadinya gue pegangi. "Ke-kenapa?"

Junior menghampiri kami. "Gun, lengan lo masih sakit?"

"Jun, Wiguna kenapa?" Tanya gue bingung.

"Ayo ke klinik." Junior mengabaikan gue dan menarik Wiguna pergi ke klinik kampus.

"Semoga gak kenapa napa." Jackson terlihat khawatir.

"Jack, Wiguna kenapa?" Gue bertanya pada Jackson.

"Dia gitu dari tadi malem coba Nab. Bikin gue sama Junior gak bisa tidur." Balas Jackson.

"Serius?" Gue jadi ikut khawatir. "Kok bisa gitu?"

"Dugaan gue sih, ototnya cedera semenjak wall climbing itu. Lo ngeh gak sih, semenjak itu dia selalu ngeluhin lengannya?" Jackson lalu terlihat kesal. "Itu bocah batu sih, gue ajakin periksa dari kapan dia gak mau mulu."

"Sstt, itu dosen selanjutnya udah masuk. Duduk Nab, Jack." Jeff mengingatkan.

"Gue sama lo dulu ya? Ogah duduk sendirian gue." Kata Jackson.
























Sampai kuliah untuk hari ini selesai, Junior dan Wiguna tidak kunjung kembali ke kelas. Awalnya gue dan Jackson sudah mau menyusul ke klinik, tapi Junior tiba tiba memasuki kelas.

"Jun? Wiguna mana?" Gue langsung bertanya.

"Di kostan, tidur." Jawabnya sambil merebahkan diri di meja.

"Lu kemana aja? Ngebolos?" Tanya Jackson.

"Gila lu." Junior menendang Jackson. "Gue tadi anter Wiguna ke RS."

"RS?" Jaevan dan anak anak cowok lain mendekat.

"Iya." Junior menghela napas. "Dokter klinik takut ada cedera otot gara gara tangannya yang bengkak. Karena gak bisa dilihat dari luar, dia rujuk Wiguna ke RS. Disana dia langsung di tes macem macem, makanya lama."

"Hasilnya kapan keluar?" Tanya Jeff.

"Dua-tiga hari lagi. Nanti Wiguna ditelfon sih." Balas Junior.

"Jun, Wiguna boleh ditengok?" Tanya gue.

Junior pun duduk. "Kalo kata gue sih, gak usah. Dia pasti capek, lagian tadi dia dikasih painkiller, abis itu dia ngantuk banget."

"Yah, setidaknya dia udah dapet penanganan. Bubar bro, semoga Wiguna besok udah baik baik aja." Kata Jackson.

Gue hanya bisa mengiyakan, meskipun sebenarnya gue tidak tenang. Gue harap Wiguna besok baik baik saja.

















======※======

Double up jangan?

Memento [Wonpil] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang