empty seat

1.2K 289 25
                                    

Akhirnya tiba juga hari terakhir Wiguna berkuliah bersama kami. Karena kemarin Wiguna sempat drop, orangtuanya tidak memperbolehkan Wiguna mengikuti kelas. Wiguna hanya mampir di jam istirahat siang, itu pun hanya sebentar karena sudah ditunggu orangtuanya di mobil.

Tidak ada yang spesial selain ucapan sampai jumpa dan semoga cepat sehat yang diutarakan oleh seisi kelas. Hanya pergi sebentar, kata Wiguna, kenapa harus dibesar besarkan.

"Lo gak mau ngomong apa apa?" Tanya Wiguna saat menghampiri gue setelah akhirnya selesai bersalaman dengan para cowok.

Gue terkekeh. "Mau ngomong apa, yang mau gue omongin udah diomongin sama yang lain."

"Ya kali, ada sesuatu yang lain." Wiguna duduk di kursi terdekat.

"Abis ini lo beneran pergi?" Tanya gue.

"Mm-hmm." Wiguna mengangguk. "Harusnya gue turun dari tadi sih, orangtua gue udah nelfonin."

"Oh." Gue menggigiti bibir.

"Kenapa?"

"Gapapa. Sedih aja nanti duduk sendirian."

"Bukannya setelah ini bakalan lebih banyak praktikum di lab? Di lab kan lo duduk sama Selvia. Belum lagi semester depan kalian pindah ruang kelas kan? Gak bakal berasa lah gak ada guenya, nanti juga lupa."

Kata siapa tidak akan terasa, Wiguna?

"Ah, gue ditelfon lagi." Wiguna lalu mengangkat telfon dari orangtuanya. "Gue udah harus pergi nih."

"Hah? Cepet banget?" Suzy cemberut. "Guys gimana kalo kita foto dulu? Wiguna udah mau pulang nih!"

"Weeey, ayo kumpul kumpul!" Dylan memanggil para cowok untuk berbaris.

"Eh siapa yang fotoin?" Tanya Chacha.

"Gue aja." Gue menawarkan diri. "Ntar gantian."

"Abis itu gantian sama gue aja, Nab." Ucap Krystal.

"Oke. Ayo merapat gengs!" Setelah mereka bergeser, gue siap memberikan aba aba. "Mulai nih ya? Satu, dua, smile!"

Lima foto sudah berhasil gue dapatkan, hasilnya bagus.

"Nab, gantian dong udah. Baris sana!" Kata Krystal sambil merebut ponsel gue.

"Gue baris dimana..." Lalu gue mengambil posisi paling ujung.

"Nab, gak ketangkep kalo lo disitu. Pindah ke tengah." Perintah Krystal.

"Kemana? Kesini?" Gue berjongkok di tengah para cowok.

"Jangan, berdiri aja sama Wiguna." Gue terdiam, entah kenapa kok rasanya Krystal sengaja. "Buruan Nabilaaa!"

"Iya iya." Gue lalu berdiri di depan Wiguna. "Gak ketutupin kan?"

"Gak lah, lo kan pendek." Wiguna tersenyum.

"Ayo pose yang bagus! Merapat lagi merapat!" Perintah Krystal.

Tiba tiba ada tangan yang melingkari leher gue. Wiguna. Belum lagi wajahnya yang kini didekatkan dengan wajah gue.

"E-eh, Gun," Gue berusaha menjauh tapi Wiguna malah semakin merapatkan badannya.

"Dimintanya apa sama kanjeng Krystal? Nurut aja daripada doi ngamuk." Wiguna lalu menoleh, semakin memperkecil jarak di antara wajah kami. "Lo gak mau liat ke depan?"

Gue buru buru memalingkan wajah tanpa berkata apapun. Setelah berfoto, Wiguna sekali lagi menyalami seisi kelas, kecuali gue tentunya.

"Wiguna! Hobi banget sih lo ngacak rambut gue!" Keluh gue sambil merapikan rambut.

"Terakhir kok. Nanti kan yang ngacak rambut lo cuti dulu." Hati gue mencelos. "Jangan kangen ya, La."

"Mana ada." Mana ada gue bisa tidak kangen, sebenarnya.

"Lo beneran gak mau bilang apa apa nih?" Tanya Wiguna.

Gue terdiam, Wiguna kenapa menanyakan ini terus? Apa gue... ketahuan?

"Ngg... cepet balik." Ucap gue pada akhirnya.

"Hhhhhh!" Wiguna malah mengacak rambut gue lagi.

Ting! Bel akhir jam makan siang terdengar lebih nyaring hari ini.

"Nah, waktunya gue pulang nih." Sebelum ada yang bicara, Wiguna menempelkan jari telunjuknya di bibir. "Jangan dadahin gue, gue pasti balik lagi."

Gue tertawa. Sok keren sampai akhir Wiguna itu. Untung memang betulan keren.

Wiguna tersenyum. "Gue pulang nih. Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam!" Jawab kami serempak.

Begitulah perpisahan sementara kami dengan Wiguna, menonton punggung Wiguna sampai hilang di tikungan koridor lalu kembali melanjutkan aktivitas kami. Tidak ada yang spesial, tidak ada yang berubah selain kursi kosong di samping gue.

Pada awalnya, menatap kursi kosong itu benar benar menyakitkan. Tapi benar kata Wiguna, lama lama kami akan terbiasa, lama lama gue akan terbiasa. Lalu setelah terbiasa, kami pun akan lupa.























======※======

Double up done!

Thank you for reading!
Jangan lupa vote, see u! 😘😘

Memento [Wonpil] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang