nocturne

1.9K 352 32
                                    

"Wey, La!" Gue berhenti berjalan, menunggu Wiguna yang berjalan menghampiri. "Kok tumben jam segini masih di kampus? Ngapain?"

"Gak liat?" Gue mengangkat angklung yang sedari tadi memang gue bawa bawa. "Gue masih ada latihan."

Hari ini hari Jumat, harinya wajib UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) bagi seluruh mahasiswa kampus. Gue tergabung dalam UKM Seni Sunda sementara Wiguna tergabung di UKM Soccer.

"Tumben sampe jam 5 gini? Biasanya jam 3 udah kelar." Tanya Wiguna lagi.

"Iya, kita mau ada performance sih buat rapat dosen, jadi ekstra latihan deh."

"Hmm, terus lo pulangnya malem? Dijemput bokap kayak biasa?"

"Iya, tapi gue dianter Sean."

"Yah, punya cowok emang buat dibabuin sih." Wiguna menunjuk botol air mineral yang baru gue beli. "Bagi minum dong."

"Ck, jadi dari tadi mukadimah doang? Intinya minta minum?"

"Iya hehe. Minta dong, uang gue di loker nih."

"Ck, dasar." Gue akhirnya menyerahkan botol air itu pada Wiguna.

Wiguna lalu menenggak isi botol sampai lebih dari setengahnya, belum lagi yang dia tumpahkan ke kaosnya. Habislah sudah air minum gue.

"Duh, kelepasan La, gimana dong?" Tanyanya.

"Gantiin lah."

"Yaudah, gue ambil uang di loker dulu."

"Bareng, sekalian gue balik ke tempat latihan."

Gue berjalan bersama Wiguna, gue lalu berhenti waktu kami sampai di depan aula.

"Gue latihan disini, nanti airnya bawain kesini ya." Pinta gue.

"Oke— eh itu keyboard?" Tanya Wiguna setelah mengintip sedikit isi aula.

"Iya, dipake buat pengiring. Kenapa?"

"Boleh dimainin gak? Gue tiba tiba kepengen. Gak ada orang kan?"

"Ya gak ada sih, masih istirahat..."

"Yaudah gue pengen mainin bentar."

Gue setengah tertawa melihat Wiguna yang melepas sepatunya di pintu karena tidak ingin mengotori lantai aula. Wiguna lalu berlari menghampiri keyboard sambil tersenyum lebar.

Lucu.

"Mau gue videoin gak? Ini lucu banget." Gue mengeluarkan ponsel, namun sayangnya baterai gue hampir habis. "Ah gak bisa dipake ini. Bawa hp gak lo?"

"Engga tuh, uang aja gak gue bawa." Jawab Wiguna sambil memainkan tuts keyboard.

Percayalah, gue benar benar ingin mengabadikan apa yang gue lihat sekarang. Wiguna dengan seragam soccer-nya yang tercoreng tanah di sana sini, berdiri di hadapan keyboard, memainkannya seperti profesional. Oh, jangan lupakan kaki telanjangnya yang sekarang menginjak pedal keyboard.

Benar benar pemandangan yang tidak akan gue lihat dua kali.

"Lo mainin apa? Klasik kan ini?" Tanya gue sambil mendekat.

"Iya, Nocturne-nya Chopin."

"Hebat. Gak nyangka lo bisa main keyboard."

"Pas jaman SMA gue ikutan band. Belum lagi dari kecil gue emang belajar piano."

"Keren sih."

"Tapi sekarang ini doang lagu yang gue bener bener hafal."

"Lagu kesukaan ya?"

"Iya."

Kami tidak bicara lagi karena gue membiarkan Wiguna fokus bermain. Wiguna terlihat tidak seperti dirinya yang biasa. Dia tersenyum sepanjang permainan dan senyumnya pun bukan senyumnya yang biasa.

Apa yang gue lihat dan dengar sekarang... begitu menyejukkan hati.

"Wah." Gue bertepuk tangan begitu Wiguna selesai memainkan nada terakhirnya.

"Mana bayarannya? Nonton gue harus bayar loh."

"Lo gak usah gantiin air gue deh. Ikhlas lah udah denger yang barusan mah."

Wiguna tertawa. "Murah amat? Air tadi palingan tiga rebu kan?"

"Bodoamat. Tapi beneran loh, keren banget barusan. Sayang banget gak bisa videoin."

"Yaa, nantilah kapan kapan gue mainin lagi buat lo. Pake gitar juga bisa."

"Bisa gitar juga? Wah pokoknya nanti harus liatin ke gue!"

"Ah ogah deh, gak jadi."

"Ih kenapa?"

"Bayarnya tiga rebu doang sih."

"Ih matre, sebel."

"Hehehe." Wiguna tertawa lagi. "Eh itu kayaknya temen temen lo udah balik lagi."

"Hm, emang janjian latihan terakhir jam segini sih."

"Yah sayang banget cuma bentar. Makasih loh udah dipinjemin. Ini gue harus kabur kayaknya, gak lucu kalo gue keliatan gini sama orang."

"Padahal nyantai aja. Biar diketawain."

"Yeu, siake. Gue duluan, La!" Wiguna berlari ke pintu samping karena teman teman gue masuk lewat pintu utama.

"Eeh, Wiguna!"

"Apa?"

"Nanti mainin gitar ya? Gue pengen liat."

"Iya kalo lo main ke kostan gue. Males bawa bawa gitar ke kampus."

"Ih ngapain? Eh tapi gapapa lah. Janji?"

"Janji."





















======※======

Double up nih ya bentar lagi hehe.

Thanks a lot yg udah menikmati work ini, jangan lupa vote! 😘😘

Memento [Wonpil] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang