"Saat di sekolah, saya harus manfaatin waktu sebaik-baiknya.. Karena setiap saya bersama kamu, waktu itu terasa sangat cepat.."
*****
Arsyad dan Lathifa duduk berdua di belakang sekolah. Setelah melewati rintangan yang lumayan berat saat berusaha kabur dari para fans Arsyad.
"Kakak terkenal banget ya ternyata," Ucap Lathifa sambil menatap Arsyad yang sedang menatapnya balik.
"Resiko punya wajah ganteng.." Ucap Arsyad pede.
Tangan Lathifa terangkat dan memukul lengan Arsyad pelan. "Pede.."
Arsyad terkekeh. "Tapi beneran kan? Buktinya banyak yang nyantol tuh.."
"Kak laper.." Ucap Lathifa tiba-tiba. Tangannya memegang perutnya yang mulai keroncongan.
Arsyad berdiri dan menggenggan tangan Lathifa. "Ayo makan di luar.. Kalau disini nanti gak nyaman.."
"Emang boleh keluar?" Tanya Lathifa polos.
"Boleh.. Tapi gak perlu pakai kendaraan. Kita jalan kaki aja. Kan di depan gang banyak yang jual makanan.." Jawab Arsyad sambil tersenyum.
Lathifa mengangguk, membuat Arsyad menarik lengan Lathifa lembut. Lalu dengan sembunyi-sembunyi mereka melewati gerbang sekolah.
"Kak gangnya.." Gumam Lathifa.
"Kejauhan gangnya.." Kekeh Arsyad. Ia menatap Lathifa yang sudah kalah terlebih dahulu sebelum berjalan.
Dengan caranya sendiri, Arsyad menggendong Lathifa ala bridal style. Membuat jantung Lathifa hampir lompat dari tempatnya.
"Ya Allah.. Kak Arsyad turunin ihhh.. Maluuuuuu," Ucap Lathifa sambil menusuk-nusuk dada bidang Arsyad.
"Kan jauh gangnya.." Balas Arsyad sambil mulai berjalan.
"Iya tapi malu.. Gimana kalau ada yang liat?" Tanya Lathifa bingung.
"Yaudah tinggal liat.. Kok di persulit.." Arsyad menjawab dengan kekehan di bibirnya yang tidak hilang.
"Kan mereka taunya kita bukan muhrim kak Arsyad sayang..." Gemas Lathifa sambil mencubit pipi Arsyad.
"Aduh.." Arsyad semakin tertawa. Apakah ia masih boleh menggoda wanitanya ini?
"Turunin gak?" Tanya Lathifa dengan nada kejam.
"Gimana yaa.. Emmm.. Apa ya jawabannya.." Jawab Arsyad tak jelas.
Semakin lama waktu yang mereka pakai untuk berjalan melewati gang itu, semakin dekat pula mereka terhadap warung-warung penjual makanan.
"Turunin deh.."
Arsyad menurunkan Lathifa saat mereka sudah berdiri tepat di depan warung lontong. Lathifa mengerucutkan bibirnya sambil mengganggam tangan Arsyad.
"Ayo makan.." Ajak Arsyad lembut. Lathifa mengangguk dan menunjukkan senyum cerianya.
"Buk, lontong sayurnya dua gak usah pedas yaa.." pesan Arsyad ke ibu-ibu yang menjual lontong.
"Satu nya agak di pedesin buk.." Sahut Lathifa keras. Bersyukur pengunjung di warung ini tidak terlalu ramai.
"Iyaa.. Tunggu ya.," Ucap Ibu itu.
Selama menunggu pesanan datang, Arsyad iseng menjahili Lathifa. Entah itu dengan memeluk pinggang Lathifa dan meletakkan kepalanya di bahu Lathifa, lalu ia melepas pelukannya karena tidak mendapat respon Lathifa. Yang pada akhirnya dia membuka jas hitamnya karena panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lathifa [END]
Teen Fiction[Spiritual-Romance] [TERBIT] [COMPLETED] [Disarankan untuk membaca Assalamu'alaikum!! Wahai Imamku! terlebih dahulu, karena ini sequel dari cerita itu] Arsyad membersihkan darah segar yang mengalir di bibirnya dengan ibu jarinya. Tangannya bergerak...