Lathifa 38

31.8K 2.1K 26
                                    

"Mulai saat ini, perjuanganku menjadi istri sesungguhnya telah dimulai,"

****

Hari ini, libur panjang telah menghampiri kehidupan sekolah Lathifa. Ia telah resmi naik ke kelas XII. Dan mulai hari ini ia dan Arsyad juga sudah pindah dari rumah Althaf.

"Lathifa beresin dapur dulu, biar gampang nanti siang masaknya.." Ucap Lathifa sambil melirik jam dinding.

"Yaudah. Abang di depan dulu.."

Lathifa mengangguk dan verjalan ke arah dapur. Arsyad dan Althaf membangun rumah ini dengan desain sederhana. Tidak bertingkat, tetapi sangat luas. Memiliki tiga kamar yang memiliki kamar mandi masing-masing, dua kamar mandi di luar kamar. Yang satu berada tak jauh dari ruang tamu dan satu lagi di dekat dapur.

Lathifa menarik satu ember yang lumayan besar dari bawah meja. Isinya adalah piring-piring yang sebagian di beli oleh Arsyad, dan sebagian lagi Azrina yang memberikannya. Ia mulai membuka lemari dan memasukkan piringnya.

Di sisi lain, Arsyad tengah duduk di depan rumah. Ia menatap anak-anak yang tengah bermain sepeda. Ternyata ia tak salah memilih tempat ini untuk dibangun menjadi rumah barunya.

"Ihh alpin jangan jahat-jahatt!!!" Seru salah satu anak tersebut.

Arsyad membuka gerbang rumahnya dan keluar mendekati anak itu. Ia berjongkok tepat di depan pagar rumahnya.

"Alpin lusuhh!!!" Sahut yang satunya.

Salah satu anak itu berlari ke arah Arsyad. Ia bersembunyi di balik tubuh Arsyad. Anak itu bernama Alfin.

"Jangan cembunyi.. Cini kamu!!!." Anak cewek berkepang satu terus menerus memarahi Alfin.

"Ngga mau.. Pina celemmm..!" Alfin berteriak dari belakang tubuh Arsyad. Mau tak mau, Arsyad harus ikut serta dalam pertengkaran kecil ini.

"Ada apa??" Tanya Arsyad ramah dengan Alfin.

Alfin memeluk leher Arsyad. "Pina mau malahin Alpin.."

Arsyad menaikkan alisnya bingung. "Marah kenapa?"

"Abisnya tadi Alpin gak sengaja nabrak cepeda Pina.. Telus Pina cama Lani malahin Alpin.." Jawab Alfin sambil menghindari kontak mata dengan Vina dan Lani.

"Ohh gitu. Alfin udah minta maaf belum?"

Alfin menggeleng pelan. Kemudian Arsyad menarik tangan Alfin dan membawanya mendekat ke Vina dan Lani.

"Minta maaf dulu.. Baikan dulu. Oke?"

Alfin mengangguk. Pelan-pelan Alfin mengulurkan tangannya tanda ia minta maaf. "Alpin minta maaf. Alpin engga cengaja.." Ucapnya.

"Jangan gitu lagi.." Balas Vina. Anak ini sepertinya berkepribadian jutek.

"Iya.."

Vina tersenyum dan membalas uluran tangan Alfin. Mereka memeluk Arsyad lalu kembali bermain seperti sebelumnya. Sampai sebuah suara mengagetkan dirinya.

"Aaaaaa!!"

Prank!

"Sayang.." Gumamnya.

Lathifa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang