"Memikirkan perasaan orang lain itu sudah menjadi kebiasaan banyak orang, tapi bukan berarti harus melupakan diri sendiri bukan?"
******
Aurel dan Atika kompak mendatangi Arsyad saat Arsyad menginjakkan kakinya di lapangan. Tanpa adanya tanda-tanda kehadiran Lathifa.
"Ka Arsyad dari mana aja sih? Kok baru kelihatan?" Tanya Aurel manja.
"Makan,"
"Makan bareng siapa? Kok gak ngajak-ngajak?" Tanya Atika kepo. Matanya menatap lurus ke mata Arsyad. Sedang yang di tatap hanya fokus ke atas panggung.
"Sama Ummi,"
Samar-samar telinga Arsyad mendengar suara decihan dari bibir Atika. Matanya menatap Atika tajam.
"Jangan mengeluarkan bunyi apa pun yang kesannya menyebalkan. Itu mengganggu. Lagian kenapa jika saya makan dengan Ummi saya? Ada masalah?" Tanya Arsyad tenang. Tapi dengan sorot mata tajam.
"Eh?" Atika kaget dan memundurkan tubuhnya sedikit ke belakang Aurel. Jujur saja, dia sangat jarang mendengar Arsyad berbicara seperti itu. Hampir tidak pernah malah.
"Kak Arsyad kok gitu sih ngomongnya? Matanya nanti keluar loh.." Tegur Aurel dengan nada manja.
Arsyad menutup matanya menahan segala amarah yang bergejolak di hatinya. Tangannya terkepal kuat.
"Kamu mau tau satu hal?" Arsyad memutar tubuhnya dan menghadap ke dua wanita tersebut.
"Apa?" Kompak Atika dan Aurel menyuarakan rasa penasarannya.
"Ada banyak karakter wanita di dunia yang saya tidak suka. Tapi saya menutupinya selama ini. Jadi jangan biarkan kalimat yang saya tahan selama ini tentang karakter wanita yang saya tak sukai keluar dengan gamblangnya hanya karena ulah kalian berdua."
Arsyad meninggalkan dua wanita itu dengan perasaan kesal. Rasanya ia ingin pulang secepat mungkin dan merehatkan tubuhnya.
"Syad.. Selesainya masih lama?" Tanya Arsyad saat dirinya berpapasan dengan Irsyad dan Adiba.
"Selesainya sih sampai habis ashar. Tetapi kalau mau pulang duluan boleh." Jawab Irsyad sambil memberhentikan tubuhnya agar berhadapan dengan Arsyad.
"Sekarang udah bisa pulang?"
Irsyad menatap arlojinya. Keningnya berkerut kala melihat waktu yang ditunjukkan oleh arlojinya. Masih jam sebelas lewat lima belas menit, dan Arsyad sudah bertanya soal pulang? Yang benar saja?!
"Emang ada apa sih bang?" Irsyad yang pada dasarnya memiliki sifat kepo langsung bertanya pada Arsyad. Sesaat ia melupakan keberadaan Adiba di sisinya.
"Lanjutin aja. Adek nunggu," Ucap Adiba yang peka terhadap tatapan Irsyad.
"Gak nyaman.." Jawab Arsyad singkat, padat, dan jelas.
Lalu Arsyad meninggalkan pasangan yang sebentar lagi akan merajut kehidupan baru bagi diri mereka dengan perasaan letih.
"Ngantuk.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lathifa [END]
Teen Fiction[Spiritual-Romance] [TERBIT] [COMPLETED] [Disarankan untuk membaca Assalamu'alaikum!! Wahai Imamku! terlebih dahulu, karena ini sequel dari cerita itu] Arsyad membersihkan darah segar yang mengalir di bibirnya dengan ibu jarinya. Tangannya bergerak...