Jaemin POVCinta.
Satu kata yang paling menyakitkan yang ku tahu.
Dan itu adalah hal yang ku simpulkan dari cerita hidup ibuku.
Hari ini juga, aku akan kembali ke sisinya. Sisi ibuku.
Aku kembali, menjalani hidup bersamanya, di alam baru ini.
"Nana?!" Ibu melihatku, ia berlari sangat kencang, begitupun aku.
"Ibuu!" Aku berlari menghambur pelukan padanya.
Ibuku menangis, ia tersendu.
"Nana, ibu rindu padamu nak" wanita tua ini, memelukku erat.
Aku sendiri juga menitihkan air mata.
"Nana juga" air mataku mengalir.
"Nana, kenapa? Kenapa kau berada di tempat yang belum semestinya kau tempati?" Ibu perlahan melepaskan pelukannya,
Tidak jangan lepaskan, aku masih rindu. Aku takut akan kehilanganmu lagi.
"uhmm, Bu. Aku lelah hidup di dunia. Semuanya, sungguh menyakitkan." Aku menatap dirinya, lekat. Aku benar-benar merindukan semua ini.
"Tidak, ini belum waktunya. Aku yakin kau mengalami hal yang sama dengan ku kan? Siapa orang yang menyakitimu itu? Hmm? Bisakah kau menceritakannya pada ku?" Ibu duduk di hamparan rumput ini, ia menepuk rumput disebelahnya, menyuruhku duduk.
Aku duduk dan menyenderkan kepalaku pada bahunya, rasanya nyaman.
"Ibu, tak akan marah kan? Jika aku mencintai seorang lelaki?"
Ibu ku tertawa, terlihat kerutan dimatanya.
Ia sangat cantik, walau sudah berumur.
"Tak akan, siapa laki-laki itu, memangnya apa yang dia lakukan?" Tanya nya.
Aku menjelaskannya, tentang Jeno.
Aku sempat menangisi lelaki bodoh itu. Namun, tatapan mata ibu menenangkan ku.
"Aku melakukan hal bodoh, dan menyayat nadiku. Maafkan aku Ibu." Aku memeluknya.
"Ck, aku tak pernah mengajarkan mu hal seperti itu. Jangan ulangi. Dan kembalilah ke dunia, belum saatnya kau berada disini" ibu mengelus kepalaku, persis seperti hal terakhir yang di lakukannya sebelum meninggalkanku.
"Aku hanya ingin bersamamu" aku mengeratkan pelukan itu.
"Tidak sayangku, belum saatnya. Kembalilah"
Tepat pada saat itu semuanya kembali gelap.
Jaemin POV end.
Author POV
"Kami sudah berusaha semampu kami, .. jadi ..." Dokter itu ragu.
Renjun lemas setengah mati.
"Jadi, pasien sedang kritis. Namun, ia masih hidup. Jika kau gagal membawanya kesini seperti tadi, mungkin, pasien sudah tidak ada.
Dan satu lagi darah masih diperlukan. Kantong darah disini masih banyak. Nanti kami akan memberikannya, serta pembiayaan nya bisa di urus" mendengar hal itu, Renjun terjatuh lemas.
Ia sungguh berterimakasih atas keberuntungan yang ia dapatkan.
Ia melihat Jaemin yang masih terlelap di bawa keruangan lain.
"Lebih baik aku pulang dulu, menggati pakaian, dan membawa beberapa" Renjun berbalik pergi.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
oneshots NCT | ✓
Fanfictionkumpulan oneshot/twoshot. Warn: typo(s) everywhere Semoga suka!! . . . ⚠warn!⚠ YAOI! HOMOPHOBIC? STAY AWAY! Ships: •jaeyong •markhyuck •nomin •yuwin •caswoo •ilyoung •johnten •renle