Warn : baku, bxb
Lucas, dom! Jungwoo, sub!
Lucas menghela nafas pelan. Kemudian menampilkan seulas senyum tipis, " aku harap kau menyadarinya." Percakapan itu berakhir dengan suara bell, yang masuk kedalam gendang telinga. Seseorang datang untuk memesan, spontan Jungwoo membungkuk kearah seniornya dan pergi ke tempat kasir.
Tanpa disadari,
Lucas tersenyum lebar melihat Jungwoo yang sekarang.________________________
'brakk!' suara pintu yang terbuka dengan kasar memekakkan telinga.
Seisi ruangan yang diisi dengan keheningan, tergantikan dengan suara ribut arah pintu.
"Maksudmu apa, ayah!" Teriak seorang pemuda meronta sebab 3 dari bodyguard ruangan menahannya.
"Jangan berlagak bodoh, anakku. Kau tahu aku seperti apa, bukan?" Pria yang berkepala 4 itu menghisap barang-mengandung nikotin, rokok- dalam selipan jarinya.
"Kau sendiri mengenalku, ayah. Aku tidak akan melaksanakan itu. Sampai kapanpun, hidupku itu pilihanku" pemuda itu
mengusap pergelangan tangannya yang baru saja di lepaskan orang-orang berbadan tegap, atas perintah sang kepala, yaitu ayahnya."Lalu apa yang kau mau?" Emosi yang mulai tersulut ditutupi dengan muka dingin. "Jungwoo, buat dia jadi milikku seutuhnya" Yukhei duduk di sofa berwarna coklat glam, terkesan mewah.
"jangan membuat nama keluarga rusak karena hal bodoh, Yukhei. Pikiranmu masih sempit, layaknya seorang anak kecil. Pikirkan baik-baik, jika kau mau kujodohkan, kita akan mendapat keuntungan besar dari pihak perempuan" rokok itu dimatikan, dan di taruh di asbak.
"Ck, aku muak dengan segala keinginanmu ayah! Aku berhak menentukan pasanganku, aku akan membuatmu bungkam dengan kehadiran Jungwoo, ingat itu!" Anak bermarga Wong itu, menatap tajam dan meninggikan suaranya di akhir kalimat. Berdiri dengan cepat dan menuju pintu ruangan, membukanya kasar kemudian menutup pintu dengan suara gebrakan kencang seperti pada awal ia masuk.
Di balik pintu ia berkata, " aku akan membuktikannya sesegera mungkin, ayah. Sebab Jungwoo, hanya milikku." Komitmen yang ia pegang dari dulu.
Jungwoo kembali meminum obat penenangnya, mimpi buruk tentang ayahnya yang mati tidak wajar.
Ia tidak yakin jika ayahnya mati dengan cara kejam seperti di mimpinya, karena ia sendiri tidak tahu alasan dibalik ayahnya yang meninggal. Jungwoo menghembuskan nafasnya, berharap mimpi itu tidak datang lagi.
Namun, ia merasa ada yang ganjil. Dalam mimpi itu, ia sendiri mendapat posisi seperti memang mengalami kejadian langsung. Sebab salah satu orang dari mimpi itu menahan dirinya untuk menyelamatkan sang ayah. Tapi, dengan tamparan keras, ia pingsan. Belum lama setelah itu, sayup-sayup ia mendengar suara dua orang berbicara, dengan nyawa setengah terkumpul Jungwoo kecil membuka matanya.
"Aku tidak bisa mengatakannya" pria yang sangat ia kenali sejak ia lahir bercakap dengan kegugupan yang parah. Bahkan Jungwoo sendiri dapat merasakan sakit di sekujur tubuhnya, layaknya terkena hantaman hebat.
" Bodoh, mau cepat mati kau! Cepat katakan! Atau kubunuh dia!" Pistol yang mengarah pada kepala sang ayah berbalik mengarah pada Jungwoo. Ia mengerti bahwa ia memang hadir pada posisi ini. "T-tidak!" Teriak ayah Jungwoo, ia menatap Jungwoo dengan sedu. Pria yang memegang pistol itu menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
oneshots NCT | ✓
Fanfictionkumpulan oneshot/twoshot. Warn: typo(s) everywhere Semoga suka!! . . . ⚠warn!⚠ YAOI! HOMOPHOBIC? STAY AWAY! Ships: •jaeyong •markhyuck •nomin •yuwin •caswoo •ilyoung •johnten •renle