TM 3 B

31 1 0
                                    



ng kembali lagi ke bilek untuk mengistirahatkan badannya. Tadi siang ia kuliah penuh dan malamya ia harus mengurus acara. Sebelum terlelap Alfa menyempatka diri untuk memberi kabar kepada Azdha.

Akhirnya merak sampai di gedung yudisium Zacki. Hanya Alfa dan Isna yang datang sedangkan orang tua dari Zacki tidak dapat datang karena lagi dalam perjalan keluar kota.

"Alfa cepat. Yudisiumnya hampir selesai. Bentar lagi mereka keluar dan saat kak Zacki keluar kita harus yang pertama menyambutnya" harap Isna lebih menjadi perintah bagi Alfa.

"ia Isna. Aku tau kamu kesini bukan untuk kak Zacki kan ? kamu kesini karena kamu mau lihat kak Dika yang juga yudisiumkan?" tuduh Alfa.

Tuduhan Alfa hanya di tanggapi cengiran oleh Isna.

Mereka tiba di depan ruang yudisium khusus untuk mahasiswa Fakutas Hukum.

Alfa membawa buket yang ia buat sendiri. Ia membuatnya secara sederhana tetapi bermakna besar bagi Zacki.

Dalam paket tersebut ada boneka yang memakai baju wisuda, pulpen tinta yang khusus di pesan serta ada Al-Quran kecil terjemahan di dalamnya.

"selamat kak ya. Semoga S1-nya dapat bermamfaat buat kaka maupun orang lain" doa Alfa setulus hati sambil memberikat buket yang tekah dibuatnya.

"terimakasih" ucap Zacki sambil tersenyum dan menerima buket dari Alfsa.

Acara sudah selesai jam 12 dilanjutkan dengan sesi foto-foto.

"kak, aku mau shalat dulu. Nanti kalau Isna mau pulang bilang aku ke mushalla ya" Pesan Alfa.

"tunggu Al. sekalian aja sama kakak. Kaka juga mau shalat. Masalah Isna nanti kita telpon aja"ajak Zacki

Zacki menarik tangan Alfa. " maaf kak" ucap Al sambil memperlihatkan tanganya yang di pegang oleh Zacki. Walaupun dilapisi oleh baju yang panjang-alfa tetap saja risih di sentuh oleh orang yang bukan muhrimnya.

Zacki hanya bisa tersenyum simpul saat ia di tegur oleh Alfa. Ia merasa malu untuk kedua kalinya. Setelah hari di kantin waktu itu kali ini ia melakukan kesalahan yang sama.

Semakin hari Zacki semakin merasa Alfa orang yang paling tepat untuk mendampingin hidupnya. Ia sangat tertarik dengan semua yang ada pada diri Alfa. Melihat Alfa saja sudah menjadikan hatinya damai apalagi melihat senyuman Alfa.

Mereka shalat di mushalla kampus. Setelah shalat Alfa melihat chat dari Isna yang isinya menyuruhnya keluar dari mushalla karena mereka akan melakukan pesta perayaan di sebuah Caffe terdekat dan semua ini di traktir oleh Zacki.

Isna : Fa, aku tunggu di luar mushalla ya.

Nanti kalau sudah selesai langsung emari

Cepat ya

Bosan nunggu

Zacki menghampiri Alfa yang masih mengecek akun media sosialnya setalah membaca chat dari Isna tadi.

"Al. kamu sama kaka aja ya. Isna jalan sama Dika. Nanti kita bertemu di caffenya aja" pinta Zacki saat Alfa baru keluar dari mushalla.

Mereka jalan hamper beiringan. Alfa merasa risih dengan hal itu sehingga ia lebih memilih untuk berjalan di belakang Zacki.

Zacki membukan pinta mobil paling dekat sopir. Alfa menyerngit saat melihat apa yang dilakukan oleh Zacki.

"gak mungkin kan Alfa duduk dibelakang? Abang bukan sopir kamu Fa" tutur Zacki sambil tersenyum.

Terkepung ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang