TM 7

15 0 0
                                    




Terkepung Impian

7

Ini semester 7 Alfa kuliah. Ia sudah mulai menyusun laporan penelitian. Alfa melakukan penelitian di sekolahnya yang dulu. Untuk skripsi Alfa melanjutkan hal yang ia lakukan saat PLL dulu. KKN-nya pun berjalan dengan lancar. Seminar PPL berlangsung dengan sangat lancar, ia mendapat nilai sempurna.

Setelah mendapat ACC dari dosen pembimbing-Alfa memutuskan untuk pulang ke rumah sejenak sebelum melanjutkan ketahap pembuatan skripsinya yang sebenarnya sudah hampir rampung. Ia pulang dengan senyuman. Tinggal beberapa tahap lagi ia akan mendapatkan gelarnya, ia akan bisa menwujudkan impiannya .

Alfa akan meneyesaikan S1-nya dalam waktu tidak sampai 4 tahun, mengatahui hal itu membuatnya sangat senang. Ia akan menghubungi Azdha untuk memintanya ke rumah. Semua rencana impiannya sudah tersusun rapi dipikirannya. Ia tersenyum sendiri jika mengingat hal itu.

Saat sampai di rumah nanti, Alfa bertekat akan membicara masalah ini pada ayahnya. Ia akan mengatakan bahwa Azdha akan datang beberapa minggu lagi kerumah. Ia sangat senang saat mengetahui bahwa Azdha sudah siap untuk menyuntingnya.

Beberapa bulan ini Zacki masih saja sangat perhatian pada Alfa. Ia bahkan sudah sangat dekat dengan ayahnya Alfa. Selain karena bisnis sawitnya mereka dekat juga karena saat bicara mereka selalu merasa cocok antara satu sama lain.

" boleh ama masuk Al?" Tanya Rina-ibunya Alfa.

"masuk saja ma" Alfa membenarkan posisinya yang sedari tadi sedang tiduran sambil membaca novel-vnovel kiriman dari Azdha.

"duduk ma"

Alfa membereskan novel-novelnya dan meletakkanya di atas nakas.

Rina duduk di dekatnya.

"boleh mama Tanya sesuatu?"

Alfa mengangguk.

"kami tidak maksud memaksa Al. mama harap Al akan menerima semua keputusan kami"

Alfa menelan ludahnya secara susah payah. Ia ingin membasahkan tenggorokannya yang terasa kering.

"kepuutsan apa ma?"

" minggu kemarin Zacki dan kleurganya datang untuk melamar kamu. Ini sudah ketiga kali Al. ayah menolaknya dengan berbagai alasan. Ayahmu tidak lagi punya daya untuk menolak. Kali ini Abi yang langsung datang dan bicara pada ayahmu. Ayah tidak mampu lagi menolaknya"

Al menyerngit. Ia masih belum paham dengan maksud ibunya.

" selang sehari ada seorag pria gagah kemari. Ibu pernah melihatnya" Rina berpikir sejanak. "ah ya, dia guru SMAmu. Dia hendak melamarmu. Tapi Al, ayah tidak bisa menerima pinangan dari nak Azdha. Salain karena ayah lebih menyukai Zacki ayah juga tidak suka... ya kamu tau lah maksud mama" ucapan Rina mengantung.

"apa maksud mama? AL sayang Azdha ma. Kalian akan sangat kejam jika kalian menolak Azdha"

"ini bukan kuasa mama Al. ini kuasa ayah dan keluar besar meraka"ratap Rina.

Rina ibunya Alfa tetapi tidak diberikan suara jika mengangkut dengan masa depan Alfa. Itu semua sudah disiapkan oleh keluarga besar dan ayahnya Alfa.

"lalu kenapa AL dan Azdha tidak bisa bersatu ma?"

" Dia cucu dari Liang. Liang dulu pernah membuat kesalahan yang tidak dapat dimaafkan oleh keturunan ayahmu Al" Rina berhenti sejenak. " mereka telah memperkosa adik dari nenekmu sehingga gila dan bunuh diri. Hal itu kemudian terulang lagi pada adik ayahmu. Cerita tentang adik ayahmu tidak banyak yang tau. Paman dari orang kamu sukai telah membuatnya gila dengan semua janji manisnya. Awalnya keluar nenek tidak setuju tapi akhirnya mereka melunak dan menikahkan mereka tapi berakhir dengan Adik ayahmu di rumah sakit jiwa" cerita Rina dengan getir. " mungkin alasan itu dapat dilupakan oleh ayahmu tapi ada satu alasan lagi, hanya ayah yang boleh memberitauhkan hal ini. Mama tidak berhak memberitahumu Al. tapi yakinlah keputusan yang diambil ayahmu tidak secara sembarangan"ucap Rina mencoba meyakinkan Alfa.

Alfa masih termenung. Ia tidak bisa percaya ini. Ini bagaikan petir baginya.

Setitik airmata membasahi pipinya. Ia bingung dangan kenyataan ini. 'Kenapa harus terjadi padaku? Kenapa harus Azdha berasal dari keluarga tersebut? Dan takdir apa ini?' batin Alfa

"ma.." Alfa menggenggam tangan Rina yang hendak pergi.

"bisakah Alfa percaya tentang hal ini?" Alfa mengiba pada Rina.

"sayang ini kenyataan. Bahkan saat ia melamarmu ia tidak berani membawa keluarganya. Ia tau ayah tidak akan menerima kedatangannya"

"tapi ma, Kanapa harus Al dan Azdha?"

"kamu yang sabar ya sayang" Rina mencoba menguatkan Alfa. Ia mengelus rambut Alfa dengan sayang.

Rina hendak meninggalkan Alfa di kamarnya dan menghapus air mata yang masih membasahi pipinya.

"ma.. tolong bilang ini semuanya bohong" pinta Alfa. Ia mencegah Rina keluar dari kamarnya. Alfa masih belum percaya dengan apa yang terjadi. Impiannya telah hancur. Rencananya berantakan. Ia tidak tau harus bagaimana lagi untuk menghadapi semua ini.

Alfa menatap mata Rina. Ia mencari sedikit kebohongan disana tetapi ia tidak menemukannya. "ma tolong jangan membuat Al takut" Alfa memohon.

"tidak sayang ini kenyataan. Ayah sudah memutuskan kamu akan menikah dengan Zacki minggu depan. Ayah hanya tidak ingin kamu mengalami yang selalu ayah takutkan" putus Rina.

Ia meninggalkan Alfa di kamar.

Alfa berlari meninggalkan kamarnya. Ia ingin berbicara dengan Isnan-ayahnya tetapi hal itu ia urungkan. Ia segera mengambil hpnya dan menelpon Azdha. Ia sangat kalut, bingung, ia tidak tau mana yang harus ia lakukan terlebih dahulu.

Semalaman ia mencoba menghubungi Azdha tetapi saat ini no tersebut tidak dapat di hubungi. No yang baru saya ia kirimkan SMS tadi kini telah tidak aktif lagi.

Alfa luruh di dekat kasurnya. Ia mengais meratapi kanyataan ini. ' ini hanya gurauan mana mungkin ini kenyataan. Ini terlalu sulit untuk dipercaya, sejak dulu tidak ada yang menceritakan hal tersebut padaku. Ya, Al ingat keluarga tidak terlalu suka dengan keluarga keturunan cainis tapi alasan ini terlalu bodoh untuk dipercaya' pikir Alfa.

"tidak, Al tidak boleh menyerah. Akan Al tanya pada nenek dan juga Al akan cari Azdha. Pasti Azdha tidak akan berbohong pada Al" Alfa mencoba meyakinkan hatinya. " waktu tinggal seminggu. Sebelum itu aku harus menghubungi bang Juna. Dia pasti bisa membantu"

Alfa menghubungi Juna dan dia setuju untuk membantu Alfa.

Juna melihat sosok Azdha adalah orang yang baik jadi tidak mungkin ia akan menyakiti adiknya itu. Akan tetapi ia juga tidak boleh gegabah karena ia tau bahwa kelurga besarnya akan marah jika tau ia mendukung hubungan Alfa dan azdha.

Sudah dua hari Juan mencari Azdha tetapi tidak juga ia menemukannya. Alfa tidak lagi diizinkan keluar dari rumahh oleh ayahnya.

Alfa pernah mencoba bertanya pada ayahnya tetapi Isna hanya diam dan menatap Alfa dengan rasa kecewa. Alfa yang mendapatkan tatapan itu hanya bisa menunduk. Ia tidak berani saat melihat ayahnya begitu terpukul dengan kenyataan tentang anaknya.

Mata yang membengkak dan memerah menghiasi pagi Alfa. Setiap malam ia selalu menangis. Hanya novel yang menemani tidurnya. Semua surat dan foto yang kirimkan Azdha dulu menjadi pengobat rindu yang paling mujarab baginya.

Ini terlalu menyakitkan baginya. Alfa tidak pernah membayangkan bahwa ini akan terjadi padanya. Impiannya bahagianya runtuh diganti dengan impian orang sekitarnya yang berusaha membahagisakan Alfa dengan impan mereka sendiri.


Terkepung ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang