Terkepung impian
9
Pertunangan Alfa hanya berjalan seminggu dan minggu berikutnya akan dilangsungkan akad nikah dan walimah. Pertunangan tidak ada kehadiran Alfa. Semua dilakukan secara diam-diam. Seluruh keluarga besar lebih setuju jika Alfa menikah dengan Zacki.
Rapat keluarga besar telah dilakukan. Ismail -ayah Alfa- mencerikan prihal yang terjadi. Ia menjabarkan siapa Zacki dan siapa Azdha. Semua keluarga angkat bicara dan semuanya setuju untuk menerima pinangan dari Zacki dari pada dari Azdha.
Alfa semakin terlihat kurus. Ia tidak mau makan dan terus bertanya kepada Juna tentang kabar Azdha. Juna tidak pernah menjawabnya, ia selalu mengalihkan pembicaraan saat Alfa ingin membahas Azdha.
"bang tunggu!" teriak Alfa saat melihat Juna menghindarinya.
Alfa menarik atngan Juna dan memaksanya untuk bicara berdua di kamar Alfa.
"bang gimana kabar Azdha. Apa dia baik baik aja. Alfa tidak dibolehkan keluar oleh nenek" jeda Alfa sambil menarik nafas. "bang aku rindu dia. Izinkan aku menemui dia. Aku yakin abang tau dimana dia. Aku akan ikals menerima semua ini jika aku bisa bertemu dengan Azdha" airmata yang tadinya hanya menggenang kini telah jatuh membasahi pipi Alfa.
"Al, ini yang terbaik untuk Alfa. Jangan mencari tau seuatu hal yang nanti akan membuat Al kecewa. Pakcek sayang sama Al, semua yang ia lakukan untuk kebaikan Alfa. Abang mohon Alfa jangan lagi bahas Azdha, kalau Alfa tidak ingin melihat ayah Alfa kecewa" tutur Juna.
Alfa hanya menunduk. Airmata tidak dapat mewakili apapun lagi. Semua hanya terasa sakit. Tidak ada luka yang menganga tetapi rasa sakit ini lebih dari ada rasa sakit yang ditimbulkan oleh tusukan benda tajam.
"ini yang terakhir Alfa minta. Abang, tolong pertemukan Alfa dengan Azdha. Alfa tidak akan mempermalukan keluarga. Alfa janji pertemua Alfa dengan Azdha tidak akan mempengaruhi acara yang akan berlangsung" pinta Alfa.
Juna menghela napas. " baiklah Afla. Besok kamu akan abang bawa ketemu Azdha. Siangnya kamu harus sudah siap. Abang akan jemput kamu setelah zuhur"ucap Juna.
Setelah mengucapkan itu-Juna pergi meninggal Alfa sendiri di kamarnya.
Ini menjadi secerca harapan untuk Alfa. Tersungging senyuman di bibir Alfa. Bukan senyuman kebahagiaan tetapi senyuman meyakinkan diri sendiri.
" semua akan baik-baik saja" ucap Alfa berkali-kali.
Flashback
Kala itu Azdha datang ke kampus Alfa. Ini baru pertama kali mereka bertemu setalah yang terakhir di pantai bersama Juna.
Alfa yang baru keluar dari gerbang kampus disambut dengan kedatangan Azdha di depannya. " ah aku berhayal lagi" ucapnya saat melihat Azdha. Ia tersenyum pada dirinya sendiri karena bisa-bisanya dia membayangkan Azdha datang untuk menemuinya.
Ia berjalan melewati Azdha yang tersenyum padanya.
"assalamualaikum Alfa" ucap Azdha.
'tidak mungki, tidak mungkin, ini pasti berhayal' batin Alfa. Ia berdiri sejenak lalu melihat kebelakang.
"al tidak sedang menghayal kan?"Tanya Alfa kepada dirinya sendiri
"hai, Alfa pikir kaka hanya halusinasi Alfa?" Tanya Azdha.
"benar ini kenyataan? Benar ini kaka?"
Alfa tidak tau lagi harus berakspresi seperti apa. Ia sangat bahagia. Airmatanya jatuh. Ia sagat bahagia di jenguk oleh Azdha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terkepung Impian
General Fiction(proses terbit, masih lengkap) Alfa tidak pernah tau apa yang kan terjadi di hidupnya kelak. Ia selalu bermimpi untuk dapat mewujudkan impiannya bersama Azdha. Alfa selalu memiliki cara untuk menggapai smua impaiannya tak terkecuali impian untuk ber...