TM 4 B

12 0 0
                                    





Alfa menunggu ashar sambil membaca Al-Quran. Setalah azan ashar, Alfa langsung Shalat. Ia menjadi imam kali ini. Santriwati mempunyai mushallanya sendiri yang terpisah dengan mushallah santriwan.

Alfa mendapat banyak ketenangan saat berada di dayah. Ia merasa damai saat melakukan kewajibanya. Bagi Alfa tuhanlah yang menjadi tempat keluh kesahnya yang paling sempurna.

Setelah shalat Ashar mereka melakukan pengajian bersama Abi. Saat pengajian bersama Abi maka santriwan dan santriwati di kumpulkan satu bale (semacam pondok untuk melaksanakn pengajian). Secara tidak sengaja Alfa melihat ke arah Zacki, pandangan mereka bertemu tetapi Alfa langsung berpaling. Hatinya berdeguk kencang. Jantungnya seakan tidak mau berkompromi dengan pikirannya.

Telingannya terus mendengarkan pengkajian sore itu tetapi pikirannya tidak dapat menyimak sedikit pun yang disampaikan oleh Abi. Konsentrasinya buyar saat pendangan mereka kembali beradu untuk kedua kalinya. Hal ini semakin membuat Alfa gelisah. 'semoga ini hanya sebatas kekaguman' batin Alfa.

Sesaat sebelum pengajian selesai, Alfa merasa tidak tenang karena perutnya terasa nyeri. Padahal ia baru dua hari yang lalu selesai hiad/mens. Setelah turun pengajian-Alfa langsung masuk ke bilek dan bebaring sejenak. Perutnya semakin nyeri, pinggangnya terasa sakit dan kini malah kepalanya terasa berat dan pusing.

'ya Allah. Ampuni hamba, hamba yang penuh dengan kesalahan ini. Jadikanlah hamba salah satu dari mereka yang hunul khatimah " racau Alfa.

Ia meringkuk di kasurnya. Alfa satu bilek sendiri. Hal ini membuat dia tidak bisa memanggil siapa pun saat sakit.

Rahma membuka bilek Alfa dan dia terkejut melihat Alfa yang meringkuk kesakitan di atas tempat tidurnya. Awalnya Rahma ingin memanggil Alfa karena ia yang akan menjadi imam shalat magrib.

"ya Allah, Alfa! Kamu kenapa?"Tanya Rahma panik.

Rahma mengelap keringat dingin di wajah Alfa.

" Alfa tunggu disini. Aku akan bilang sama Abi biar kita kerumah sakit sekarang". Titah Rahma dengan nada kawatir.

Rahma beranjak pergi. Alfa ingin melarang tetapi ia tidak punya kekuatan lagi. Beberapa saat kemudian pandagannya kabur dan semuanya gelap. Ia tidak tau lagi apa yang terjadi.

"Abi, Alfa sakit. Sepertinya kita harus bawa dia kerumah sakit" ucap Rahma panic saat ia samapi di rumah pemimpin dayah yang dipanggil Abi.

Tidak ada Abi disana hanya ada ummi istri dari Abi.

"astaqfirullah Rahma. Salam dulu sebelum masuk" tegur ummi.

"maaf ummi. Assalamualaikum"

"wa alaikum salam. Kenapa tidak di bawa ke uks saja" saran ummi dengan penuh wibawa dan tatapan lembutnya.

"tidak mungkin Ummi. Keadaanya sangat memprihatinkan. Bahkan dia hampir pingsang"

"ya sudah panggil beberapa santri untuk membawanya ke rumah Abi. Setelah itu kita bawa kerumah sakit" perintah ummi.

"siapa yang sakit bunda?"Tanya Zacki saat ia baru pulang dari shalat berjamaah.

"itu si Alfa lagi sakit, ini mau dibawa ke rumah sakit"

Zacki terkejut mendengarnya. " biar Zacki saja yang membawanya ke rumah sakit"

Ummi memberikan isyarah kepada Rahma supaya ia segara membwa Alfa ke rumah Abi.

"tidak bisa seperti itu. Kalau pun Zacki mau membawaya setidaknya zacki harus izin Abi dulu dan bawa dua orang santri bersama Zacki"

"baiklah bunda. Zacki akan minta izin Abi"

Setelah mendapat izin dari Abi-Zacki langsung membawa Alfa ke rumah sakit terdekat di temani Rahma dan Salwa.

Zacki sangat khwatir tentang Alfa. " tenangkan dirimu jek. Di pasti akan baik-baik saja" ucap Salwa. Salwa teman Zacki sejak SMA. Ia tau temannya ini sangat menyayangi perempuan yang lagi terbaring di dalam ruang pemeriksaan tersebut.

Dokter keluar dari ruang tersebut.

"bagaimana Ryan?" Tanya Zacki kepada dokter. Ia memanggil Ryan karena memang Ryan yang selalu menjadi dokter keluarganya yang sedang sakit. Mereka pun hampir sebaya. Ryan dan Zacki menjadi akrab saat Zacki sering menemani ibunya untuk chek-up.

"dia magh akut dan dari pagi sepertinya dia belum makan serta keadaannya di perparah dengan sakit datang bulan yang dia alami"

"magh akut?"

"asam labungnya naik karena tidak ada makan yang harus di hancurkan"

"jadi sekarang dia bagaimana?"

"sekarang dia sudah lumayan baikan karena sudah di pasang infuse nutrisi. Dan nanti ketika dia bangun berikan dia bubur"

"makasih ya Yan"

"yaudah aku permisi dulu ya"

Ryan pergi. Zacki menghela napas tanda ia lega saat mendengar bahwa Alfa tidak terlalu parah.

"Salwa tolong jaga Alfa. Aku mau beli bubur dulu. Nanti aku kembali lagi"

Salwa hanya mengangguk kemudian masuk ke ruang rawat Alfa bersama Rahma.

"beruntung kamu Alfa. Kamu ada Zacki yang sangat menyayangimu" batin Salwa.

Salwa meletakkan hp Alfa di nakas dekat ranjang Alfa.

Hp tersebut terus berbunyi. Karena takut mengganggu istirahat Alfa-salwa mengambil hp tersebut dan mengakat telponya.

"assalamualaiku Al. Al, kaka berangkat sekarang ya. Baik-baik kamu disini. Kaka sudah ada dibandara"

"maaf ini bukan dengan Alfa"

Azdha yang ada diseberang telpon tersebut menyerngit. " bukankah ini hpnya Alfa?"

"ia ini hpnya Alfa. Alfa sedang istirahat. Kalau ada pesan nanti saya sampaikan"

"bilang pada Al bahwa saya telpon dan kalau dia sudah bangun nanti suruh dia telpon balik"

"insyaallah akan saya sampaikan"

Tu tut tut

Sambungan terputus. salwa melihat ke layar hp tersebut kemudian kembali meletakkannya di nakas itu.

"Memberikan perhatian kepada orang yang kita sayangi memang tidaklah salah tetapi jika dia tidak punya rasa yang sama seperti kita maka itu yang akan menjadi masalah. Perhatian tak tersambut. Semoga perhatian ini yang akan meluluhkan hatimu"

Terkepung ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang