Terkepung impian
5
Tiga hari Alfa di rumah sakit. Zacki selalu ada disampingnya. Zacki tidak pernah mengeluh saat Alfa mengabaikannya. Ia mengerti bahwa Alfa tidak bisa menerima Zacki begitu saja dalam hidupnya. Zacki merasa harus berjuang sedikit untuk mendapat perhatian Alfa. Ia tau Alfa bukan seoarang yang mudah menerima orang baru. Hal ini terbuktia dengan dia masih mengabaikan Zacki padahal mereka sudah lama kenal.
Tiga hari tanpa kabar dari Azdha membuat Alfa gelisah. Tidak biasanya mereka seperti ini. Sekalipun sibuk biasanya mereka pasti menyempatkan untuk menghubungi walau cuma satu chat saja.
Sudah beberapa hari Alfa tidak masuk kuliah. Selama beberapa hari ini hp Alfa tidak ada di tangannya.
Hari ini, Ira, Isna, Zahra dan Putri menjenguknya. Mereka hanya akan membahas hal yang ringan karena mereka tau jika Alfa butuh istirahat pikiran yang cukup. Hal ini sudah diperingat oleh Zacki sebelumnya.
"gimana keadaan kamu Al?" Tanya Ira.
"ya seperti kalian lihat" jawab Alfa.
Ia masih belum boleh banyak bergerak. Ia hanya duduk diatas ranjang.
"oh ya. Aku hubungi kamu kok gak bisa sih. Padahalkan banyak tugas dari pak Andi. Aku dari kemarin gak bisa kesini karena banyak tugas" omel Isna.
"ya ampun Is. Alfa masih sakit masih aja kamu bahas masalah tugas" ucap Ira.
"ia maaf. Habisnya aku kesal hp dia gak bisa aku hubungi" keluh Isna.
"ya mau gimana bisa kamu hubungi. Tuh saudara kamu tuh, dia nyita hp aku. Aku gak tau sekarang dimana hp aku" kesal Alfa.
Alfa merasa kesal saat tadi pagi Salwa mengatakan bahwa hpnya ada pada Zacki. Ia menasehati Alfa bahwa ini untuk kebaikan Alfa. Sebanarnya Alfa mau marah tetapi ia sadar bahwa Salwa dan Zacki telah berbuat banyak untuknya. Walaupun dapat dimengerti tetap saja Alfa kesal dengan mereka.
"demi apa bang Zacki lakuin itu ke kamu?" curiga Zahara.
"Tanya aja sendiri sama Salwa" Alfa menujuk Salwa dengan dagunya.
Salwa yang mendengar namanya disebut hanya bisa tersenyum ramah.
"wah beneran Al? kayaknya dia udah sayang akut sama kamu Al. sampai segitunya dia sama kamu" gumam Isna.
"Ra, nanti boleh gak aku pinjam hp kamu, aku mau hubungi seseorang"pinta Alfa.
Alfa rindu dengan perhatian Azdha. Dulu saat dia sakit Azdha selalu ada untuk dia. Menemani dia tidur dengan cari menelpon sampai Alfa tertidur.
Terkadang dia mengirimi Alfa makanan kesukaannya melalui Mbak Selvi-teman sekaligus saudaranya Azdha. Dia tau hubungan kami tetapi ia hanya diam. Alfa berharap semua berjalan lancar hingga dia dan Azdha bisa bersama selamanya.
"Al! aku, Zahara dan putri pergi dulu ya. Kami ada urusan penting. Ini masalah hidup dan mati" ucap Isna sedikit berdrama.
"gaya kamu Is. Palingan juga tugas tambahan dari pak Andi kan?"
Isna hanya mengengir. Ia paling tidak suka menunda tugas dan terutama dia paling tidak suka dimarahi oleh pak Andi.
"Sal boleh minta bantu gak?" Tanya Alfa
"apa Al?"
Salwa bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri ranjang Alfa.
"belikan aku buah pir. Aku pengen makan itu. Sekalian kamu beli jus alpukat buat kawan ku. Uangnya ambil di dompet aku yang ada di laci" pinta Alfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terkepung Impian
General Fiction(proses terbit, masih lengkap) Alfa tidak pernah tau apa yang kan terjadi di hidupnya kelak. Ia selalu bermimpi untuk dapat mewujudkan impiannya bersama Azdha. Alfa selalu memiliki cara untuk menggapai smua impaiannya tak terkecuali impian untuk ber...