Terkepung Impian
8
Azdha datang bersama kedua saudaranya. Mereka menuju rumah keluarga pak Is. Ia berencana untuk meminang pujaan hatinya yaitu Alfa Mahira.
Hatinya tak tenang. Ia sudah menebak apa yang akan terjadi tetapi ia tekatkan hatinya. Azdha yakin jika ia berjodoh dengan Alfa maka Allah akan membukan jalan keluar bagi mereka.
"Assalamualaikum pak" salam Azdha
"walaikum salam"
Pak Is sedang melakukan penghitungan buku panen sawit pun meninggalkan pekerjaannya
"silahkan duduk" ucapa Isnan mempersilahkan Azdha dan dua saudaranya untuk duduk.
"maaf sebelumnya. Anak ini gurunya Alfa ketika SMA dulu kan?" Tanya Is.
Azdha hanya membalasnya dengan senyuman.
"apa kiranya yang membuat anak datang kemari bersama kedua orang tersebut?" Tanya Isnan dengan sesopan mungkin. Ismail menelisik wajah Azdha, ia merasa melupakan sesuatu.
"maaf sebelumnya jika saya lancang. Maksud saya kesini ingin meminang nak bapak untuk saya sendiri. Mungkin bapak akan mengatakan saya tidak beradap karena bukan wali saya yang datang. Sehubungan dengan hal ini tidak sedikitpun menggoyahkan niat tulus saya untuk meminang putri anda" tutur Azdha tanpa keraguan. Hatinya semakin mantap untuk Alfa walaupun ada sedikit getir di selubung hati.
"sebelum anak mengatakan lebih baik kita bicarakan hal yang paling penting. Bisakah kedua orang tua di belakang anak untuk menjelaskan keadaan keluarga kalian?" pinta Ismail.
"tidak perlu mereka yang menjelaskan biarkan saya yang akan menjelaskan" Azdha menarik napas dan menghembuskannya gusar. " ya bapak benar saya keturun Liang dengan sejuta masalah yang telah di perbuat oleh tetua saya. Ayah saya telah menceritkan semuanya. Beliau tidak menyetujui keputusan saya tetapi saya masih bersiteguh bahwa In shaa Allah Alfa adalah jodoh saya. Mungkin bapak akan mengatakan saya nekad. Ketahuilah pak saya kemari Lillah" ungkap.
Rau wajah Isnan susah untuk diartikan. Satu sisi ia sangat mengagumi pria yang berani ini tetapi di lain sisi ia sangat tidak ingin anaknya disakiti oleh siapapun. Ismail bimbang tentang apa yang harus dia lakukan.
Akhirnya Ismail memberikan satu pertayaan yang mungkin susah untuk dijawab oleh Azdha.
"bagaimana jika suatu saat kamu harus memilih antara keluarga kamu dan dan anak saya. Siapa yang akan kamu pilih?" Tanya Ismail mantap.
Ismail sedikit tidak enak hati karena itu pertnayaan yang mejebak. Jika Azdha memilih keluarga maka akan terlihat dia akan menyia-nyiakan Alfa tetapi jika ia memilih Alfa maka dia akan terlihat tidak menghargai keluarganya.
"sungguh pertanyaan yang sangat sulit. Saya akan memilih keluarga saya. Walau bagaimana pun mereka orang telah berjasa selama hidup saya. Untuk Alfa, sayang saya padanya lillah jika Allah tidak berkehendak maka saya tidak bisa berkata apapun. Anda bisa memutuskan hal yang terbaik untuk Alfa. In sha Allah saya iklas asalkan Alfa bahagia"
Ismail tersenyum kecut. Ia kalah dengan Azdha tetapi ia tidak ingin mengakuinya. Ia mengagumi Azdha hanya saja ia masih takut untuk menyerahkan anak semata wayangnya kepada seorang dengan latar belakang keluarga yang sangat hancur.
Ismail tidak bisa berfikir untuk kembali menolak pemuda ini. Ia sangat ingin menerima pemuda tersebut hanya aja pikirannya masih ragu.
"begini saja nak, saya memang tidak suka dengan keluargamu tapi saya suka dengan caramu pikirmu. Jadi sebelum itu bapak hanya bisa menyerahkan semua ini kepada Allah semoga kalian berjodoh. Jika kamu bisa membuat keluargamu menerima anak saya maka saya akan menerima kamu sebagai orang yang dikirim Allah sebagai jodoh anak saya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terkepung Impian
General Fiction(proses terbit, masih lengkap) Alfa tidak pernah tau apa yang kan terjadi di hidupnya kelak. Ia selalu bermimpi untuk dapat mewujudkan impiannya bersama Azdha. Alfa selalu memiliki cara untuk menggapai smua impaiannya tak terkecuali impian untuk ber...